kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menakar lagi kedai minuman teh


Minggu, 06 Maret 2016 / 16:44 WIB
Menakar lagi kedai minuman teh


Reporter: Elisabeth Adventa, Jane Aprilyani, Teodosius Domina | Editor: Rizki Caturini

Minuman teh sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sejak zaman dahulu. Seiring berjalannya waktu, proses dan penyajian minuman teh terus berkembang.
Tidak hanya disajikan panas, teh dingin kini juga diminati. Bahkan, beberapa tahun terakhir, banyak pengusaha yang menyajikan inovasi penyajian teh dengan tambahan aneka rasa buah maupun dengan campuran cokelat maupun susu.

Itu sebabnya pilihan minuman di masyarakat makin banyak. Sejumlah pengusaha minuman teh ini menawarkan kemitraan usaha untuk mengembangkan usaha.
Namun, persaingan yang kian sengit serta harga bahan baku yang meningkat menjadi beberapa kendala. Simak perkembangan terkini kemitraan minuman teh dari Your Tea, Prootea, dan Jia Yao.

Your Tea

Kemitraan minuman teh asal Bogor, Jawa Barat ini berdiri tahun 2008 dan mulai membuka peluang kemitraan usaha pada 2013 lalu. Ketika KONTAN mengulas tawaran ini pada Agustus 2014 lalu, Your Tea telah memiliki total 86 gerai. Perkembangannya hingga kini masih positif. Gerai milik mitra saat ini mencapai 142 gerai milik mitra yang tersebar di 32 kota, antara lain wilayah Jabodetabek, Jawa Timur, Kalimantan, Sumatra, Bali, dan Sulawesi.

Paket investasi yang ditawarkan masih sama dengan sebelumnya yakni paketRp 3,5 juta, Rp 4 juta, Rp 4,5 juta dan Rp 5 juta. Dengan modal tersebut, semua paket akan mendapat gerai kayu, kotak teh, dan kotak es.

Makin mahal paket investasinya, maka makin lengkap peralatan yang didapatkan mitra. Khusus untuk paket Rp 4,5 juta dan Rp 5 juta mendapatkan mesin sealer.
Indra Thamrin, pemilik Your Tea mengatakan, mitra usaha bisa meraup omzet rata-rata mencapai Rp 9 juta per bulan. Ada kemungkinan omzet bertambah, jika pemilihan lokasi tepat. Laba bersih yang didapat mencapai 30% hingga 40% dari omzet per bulan. Dengan omzet tersebut, maka balik modal sekitar dua bulan hingga tiga bulan. "Target maksimal kita tidak lebih dari enam bulan. Tapi ada juga yang sebulan sudah bisa BEP, tergantung lokasi dan respon permintaan pasar," ujar Indra.

Your Tea menawarkan minuman teh original dan teh dengan varian rasa. Minuman teh original dijual sehargaRp 3.000 per gelas dan teh aneka rasa dijual seharga
Rp 5.000 per gelas. Harga tersebut hanya berlaku di Pulau Jawa, sedangkan di Kalimantan, harga jual lebih mahal Rp 2.000 karena terkait ongkos kirim yang lebih mahal.

Indra mengaku selama ini terkendala pada ongkos kirim bahan baku yang berfluktuasi sehingga berdampak pada naik turunnya omzet mitra usaha. Solusi yang sedang direncanakan oleh Indra adalah membuat master kemitraan atau agen di tiap provinsi.

Targetnya, tahun ini bisa membentuk master lemitraan di Kalimantan dan Jawa Timur. "Provinsi lain akan menyusul. Sementara untuk target mitra tahun ini minimal 200 gerai mitra," kata Indra.

Prootea

Pelaku usaha lainnya adalah Said Anish Anhari yang mengusung bendera usaha Prootea dibawah bendera CV Segarindo Abadi. Usaha ini berdiri pada Januari 2015 di Bogor, Jawa Barat dan menawarkan kemitraan pada waktu yang sama. Saat KONTAN mengulasnya pada Mei 2015, gerai yang dimiliki oleh Prootea ada sembilan unit.

Terdiri dari tujuh gerai milik mitra dan dua gerai lainnya milik pusat. Kini, gerai usaha Prootea sudah bertambah menjadi 57 gerai. Ia menargetkan bisa menggandeng tujuh mitra tiap bulan.

Kini Anish pun menambah paket investasi kemitraan. Hal ini agar calon mitra bisa memilih pilihan paket yang lebih banyak. Sebelumnya, ada empat paket investasi yaitu paket klain booth senilai Rp 5,3 juta, paket klain booth plus senilai Rp 5,8 juta, paket medium booth senilai Rp 6,8 juta dan paket medium booth plus senilai Rp 7,4 juta.

Keempat paket tersebut akan mendapat bahan baku 300 pieces, perlengkapan usaha. Perbedaannya terletak pada perlengkapan yang didapat mitra. "Seperti untuk paket klain booth plus mitra akan mendapatkan laci, paket medium booth mitra akan dapat mesin sealer dan paket medium booth plus, mitra akan mendapatkan mesin sealer dan laci," sebut Anish.

Kini ada tambahan paket lain, yaitu paket mini kafe senilai Rp 20 juta hingga Rp 35 juta dan paket motorbooth senilai Rp 6,25 juta. Untuk paket mini kafe mendapat bahan baku tiga kali lebih banyak dari paket yang lebih murah, sementara paket motorbooth mendapatkan desain booth yang berbeda.

Kerjasama ini pun masih sama, yaitu bersifat selamanya dan tidak dipungut biaya royalti tiap bulan. Hanya saja, mitra harus membeli bahan baku ke pusat. Anish mengatakan varian minuman yang disediakan Prootea ada enam rasa seperti teh original, jeruk, mangga, lemon, teh susu dan leci. Untuk harga jual mengalami kenaikan yang sebelumnya Rp 2.500-Rp 3.000 per gelas, sekarang dijual Rp 3.000-Rp 4.000 per gelas.

Anish masih menghadapi kendala dalam mengembangkan usaha. Misalnya, kendala  modal usaha untuk mengembangkan gerai pusat dan menjalankan strategi pemasaran.
Namun, saat ini Anish sedang mengurus pinjaman modal untuk mengembangkan bisnis dan tetap gencar menggunakan sosial media untuk berpromosi. Di samping itu, cuaca juga menjadi kendala.

Maklum, belakangan ini sering hujan dan menurunkan penjualan minuman dingin. Sebagai antisipasi, Anish menyediakan teh panas, di luar minuman dingin.

Jia Yao

Pengusaha minuman teh lainnya adalah Rizky Arly. Ia mendirikan bisnis ini sejak tahun 2014 dan membuka kemitraan Februari 2015. Ketika KONTAN mengulas usaha ini pada bulan April 2015 lalu, Jia Yao memiliki lima gerai. Saat ini Rizki memiliki tiga gerai yang dikelola sendiri, dan tiga yang lain dimiliki mitra. Semua gerainya berlokasi di seputar Jadetabek.

Menu yang disajikan di Jia Yao memiliki berbagai variasi rasa dengan menu dasar teh susu. Di antaranya, green milk tea, black milk tea, chocolate milk tea, taro milk tea, yogurt milk tea, kiwi grean tea dan sebagainya.

Tahun ini, Rizki membuat menu baru yaitu minuman segar Hong Tang. Harga yang ditawarkan berkisar Rp 10.000 hingga Rp 18.000 per gelas.
Rizki menuturkan rata-rata satu gerai bisa menjual 50 gelas hingga 100 gelas per hari. Omzet yang didapat sekitar Rp 1 juta per hari, sementara margin usaha sekitar 40% dari omzet per bulan.

Nilai investasi pun berubah. Kalau dulu hanya ada dua paket senilai Rp 10 juta dan 5 juta, sekarang Jia Yao menawarkan tiga paket investasi kemitraan yaitu Rp 12 juta, Rp 6 juta, dan Rp 5 juta. Pada ketiga paket ini, mitra akan mendapat fasilitas berupa satu set booth, bahan baku, panduan pembuatan, termos teh, termos untuk air panas, galon, berbagai perlengkapan promosi serta pelatihan. Perbedaan ketiga paket tersebut hanyalah ukuran, bentuk dan desain booth.

Pada paket Rp 12 juta, booth berkonsep mini bar sehingga mitra bisa menawarkan berbagai jenis camilan. Sedangkan paket Rp 6 juta dan Rp 5 juta, mitra mendapat booth yang berukuran lebih kecil. Rizky mengaku mengalami kesulitan melebarkan sayap usaha karena makin banyak merek baru bermunculan. Pada momen tertentu seperti musim libur sekolah, gerai Jia Yao yang memang berlokasi di sekolah-sekolah pun ikut melempem.            

Amir Karamoy, Ketua Komite Tetap Waralaba dan Lisensi Kadin menjelaskan, pangsa pasar untuk bisnis minuman teh masih besar. Hal ini dipengaruhi faktor sejarah. Sudah berabad-abad lidah orang Indonesia cocok dengan minuman teh, bahkan ada salah satu suku bangsa yang lebih memilih minum air teh dibandingkan dengan air putih.

Karena potensi pasar besar, pengusaha harus memiliki keunikan dalam menyajikan menu agar segmentasi pasar yang tertarik bisa makin banyak. Apalagi jika produk teh yang menyasar pasar kaum muda, pelaku usaha harus menawarkan hal-hal baru agar menarik perhatian pasar yang disasar. "Varian rasa yang ditawarkan harus juga inovatif dan mengikuti tren," kata dia.

Selain inovatif, aspek kualitas rasa harus diperhatikan. Rasa merupakan salah satu kunci dari keberhasilan bisnis makanan dan minuman. Jika kualitas rasa baik, otomatis konsumen akan datang lagi. Tentu saja harus sebanding dengan harga yang dipatok.

Desain kemasan dan tampilan produk juga tidak boleh dilupakan. Akhir-akhir ini banyak orang muda gemar terhadap apapun yang desainnya menarik demi bisa diunduh di media sosial. Sehingga, kekuatan dari pemasaran lewat media sosial tidak boleh dikesampingkan.

Bagi yang terkendala kesulitan ekspansi, perlu adanya strategi pemasaran yang baik. Misalnya, tidak langsung menyetujui kemitraan di sebuah daerah jika hanya ada satu atau dua calon mitra. Sebisa mungkin calon mitra juga mencapai lima calon sampai 10 calon sehingga nantinya bisa menghemat ongkos kirim.                                    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×