kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menakar renyah laba ayam goreng kremes


Jumat, 09 Februari 2018 / 11:35 WIB
Menakar renyah laba ayam goreng kremes


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Pasar kuliner yang sangat luas mendorong munculnya pebisnis kuliner. Salah satunya Harizal yang membesut Masterfood Indo di Bandung, Jawa Barat pada Oktober 2017 lalu.  

Masterfood Indo menyajikan ayam kremes, bebek kremes, lele kremes dengan sambal khas yang menjadi andalan. Harizal bilang, sejatinya gerainya sudah berdiri sejak tujuh tahun silam. "Namun, masih sering ganti nama hingga akhirnya kami putuskan satu nama saja," kata dia. Kini, sudah ada empat gerai di Bandung. 

Harizal pun  menawarkan kemitraan pada Desember lalu. Ia mengemas dua paket kemitraan, yakni Paket Silver Rp 60 juta dan Paket Gold Rp 109 juta. Fasilitas yang diperoleh mitra adalah kerjasama selama lima tahun, peralatan usaha lengkap, desain dan renovasi interior, karyawan, pelatihan, media promosi dan bahan baku awal. 

Ia juga memberi subsidi sewa tempat, hingga mitra balik modal. Nilainya, Rp  3 juta per bulan untuk Paket Silver dan Rp 5 juta per bulan untuk Paket Gold. “Perbedaan kedua paket itu ada pada luas tempat usaha dan kapasitas pengunjungnya.   

Ayam kremes menjadi menu unggulan Masterfood Indo. Beragam menunya dijual mulai Rp 16.000 – Rp 25.000 per porsi. Pusat membebaskan mitra mematok harga jual sesuai kondisi pasar gerainya.  

Perkiraan omzet untuk Paket Silver berkisar Rp 60 juta–Rp 75 juta per bulan. Sedangkan, Paket Gold Rp 100 juta–Rp 120 juta per bulan. Dengan pendapatan itu, Harizal pun memprediksi mitra bisa balik modal dalam 12–18 bulan. "Namun, tergan-tung lokasi. Rata-rata gerai kami bisa balik modal kurang dari setahun,” ujarnya. 

Sistem kemitraan Masterfood Indo yang agak berbeda dengan sistem kemitraan pada umumnya. Harizal bilang, setelah omzet dipotong biaya operasional, mitra akan dikenakan sistem bagi hasil. “Sebanyak 50% untuk membantu mitra agar bisa balik modal cepat, 50% masuk ke kami. Lalu sebanyak 50% yang masuk ke kami itu dibagi lagi menjadi 70% untuk operasional pusat dan 30% untuk keuntungan mitra,” jelasnya. Tahun ini, Harizal menargetkan 20 gerai baru.  

Pengamat Waralaba dari Entrepreneur College, Khoerussalim Ikhsan berpendapat, bisnis kuliner masih menjanjikan. Dia pun mengatakan, pasar ayam kremes cukup prospektif.  Namun, tetap harus ada spesialisasi untuk menarik konsumen. 

Selanjutnya, Khoerussalim menyoroti soal sistem kemitraan Masterfood Indo yang cukup rumit. Menurutnya, sistem bagi hasil yang harus dibagi dua kali akan membingungkan mitra. Jika memang pihak pusat perlu mengenakan biaya royalti untuk biaya operasional cukup ditentukan berapa persen tiap bulan.  

"Saya lihat, sistem bagi hasilnya cukup rumit dan membingungkan. Jadi mitra harus jeli membaca kontrak dan memahaminya betul-betul, jangan sampai malah merugikan dirinya sendiri," pungkas Khoerussalim.     

Masterfood Indo 
Dormitory Universitas Pendidikan Indonesia, 
Jalan Setiabudi, Bandung
HP. 081221122125

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×