kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mencicipi manisnya bisnis toko kue


Jumat, 16 Oktober 2015 / 14:50 WIB
Mencicipi manisnya bisnis toko kue


Reporter: Rani Nossar | Editor: Tri Adi

Gerai kue First Love Patisserie asal Jakarta, menawarkan kemitraan usaha. Paket investasinya Rp 1 miliar. Dengan berkonsep kafe, mitra akan mendapat lisensi selamanya, peralatan usaha, desain ruangan hingga pelatihan. Target balik modal sekitar dua tahun.

Peluang bisnis di sektor kuliner seakan tidak ada matinya. Dari tahun ke tahun berbagai inovasi serta menu baru terus bermunculan. Salah satunya pada kuliner kue dan roti. Darren Kung bersama rekannya Hoe Eng lewat bendera First Love Patisserie, mencoba mencecap peruntungan di sektor ini dengan mendirikan toko kue.

Mereka menyajikan menu utama hokkaiodo thousand layer cake. Sekilas, kue ini mirip dengan lapis Surabaya, karena memiliki banyak lapisan. Yang membedakannya adalah tekstur kue ini lebih lembut karena terdiri dari krim dan crepes tipis yang lembut.

Agnes Felicia, Manager Marketing Love Patisserie, menyampaikan bahwa First Love Patisserie merupakan pionir kue jenis hokaiddo thousand layer di Jakarta. "Kue ini berasal dari Prancis yang populer disebut jenis mille crepes," kata dia.

Darren membuka gerai pertama pada 2010 di Jakarta. Merek lokal asli Indonesia ini sudah melebarkan sayap hingga ke Malaysia dan Singapura. First Love Patisserie lantas menawarkan kemitraan di tahun 2013.

Saat ini sudah ada 17 gerai yang beroperasi, yakni 11 milik sendiri dan sisanya milik mitra yang tersebar di Jakarta, Semarang, Surabaya, Tangerang, Bogor, dan Palembang.

Jika Anda berminat, First Love Patiserrie menyediakan paket investasi Rp 1 miliar dengan gerai berkonsep kafe. Mitra akan mendapat hak lisensi merek selamanya, survei lokasi, bahan baku awal, peralatan lengkap, SOP, desain ruangan, project management, dan pelatihan karyawan.

Tanpa bahan pengawet

Nilai di atas belum termasuk sewa tempat. Pusat akan mengutip biaya royalti 5% dari omzet saban bulan. Mitra juga wajib memasok produk dan kemasan dari pusat.

Tersedia 10 varian rasa kue seperti French vanilla, red velvet, oreo, carrot cake, cappucino, hingga tiramisu. Harga jual Rp 29.000−Rp 30.000 per potong atau Rp 188.000−Rp 375.000 per loyang.

Dalam sehari, rata-rata target penjualan sekitar 15 kue−30 kue, sehingga omzet yang bisa didapat mitra bisa sampai Rp 200 juta per bulan. Setelah dikurangi biaya pembelian kue, gaji pegawai, sewa tempat dan biaya operasional lainnya, mitra masih bisa meraup laba sekitar 25%. "Kalau dihitung-hitung balik modal sekitar 18 bulan−24 bulan," kata Agnes.

Luas tempat usaha minimal 60 m² di mal dengan 10 karyawan. Agnes menyampaikan keunggulan kue di gerai ini adalah citarasa yang cocok di lidah semua orang karena berbahan baku segar, tanpa bahan pengawet ataupun pewarna buatan.

Christine Wuryanano, Konsultan Waralaba sekaligus pemilik Swastika Prima Entrepreneur College, bilang bahwa bisnis kue tetap menarik. Namun, dengan nilai investasi yang besar, calon mitra harus mencermati target balik modal. Agar calon mitra tertarik, pusat harusnya bisa memberi garansi misalnya jika target balik modal meleset. Apalagi jika merek usaha belum begitu dikenal.


First Love Patisserie          
Jalan KH. Mas Mansyur, Cideng, Jakarta Pusat
Hp: 085959059888

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×