Reporter: Mia Chiara | Editor: Johana K.
KONTAN.CO.ID - Biasanya, bakso goreng jadi pelengkap semangkok bakso. Seringkali, varian bakso goreng ditemui pada menu bakwan malang atau bakso ala Malang. Namun, kini, bakso goreng juga sering menjadi camilan.
Jadi, bakso goreng memang dijual sebagai menu sendiri, tanpa kuah. Banyak orang menikmatinya dengan mencocolnya pada sambel dan saos. Sajian ini cocok dinikmati saat rasa lapar mengundang, namun tak ingin makan kenyang.
Seiring berkembangnya bisnis camilan, Christine Gunadi pun menjajal mengembangkan bakso goreng. Lantas, dia membuka gerai Bakso Goreng Gajah atau Bagoja pada 2016 di Tangerang Selatan. Pada tahun itu pula, dia juga menawarkan kemitraan Bagoja.
Setahun berlalu, Bakso Goreng Gajah sudah membuka delapan outletnya di Tangerang Selatan dan Jakarta. Christine akan menambah dua outlet lagi di Tangerang. "Orang kita suka camilan krispi dan pedas seperti Bagoja," ujarnya. .
Dia pun meramu sambal yang jadi teman Bagoja. Selain itu, bakso gorengnya juga dibuat dari campuran daging ayam dan udang. "Tanpa kulit dan lemak," kata Christine. Dia juga mengganti minyak setiap hari.
Ada tiga macam varian Bagoja. Yakni, bakso goreng ayam, bakso goreng ayam dan udang, serta bakso goreng gajah. Harganya mulai Rp 8.000-Rp 13.000 per butir. Namun, untuk bakso goreng gajah yang berdiameter 10 cm dijual seharga Rp 39.000.
Christine menawarkan kemitraan Bagoja seharga Rp 48,8 juta dan mitra dapat langsung berjualan. Mitra akan mendapatkan fasilitas seperti booth, alat masak yang lengkap, bahan baku dan pelatihan.
Merujuk pada gerainya, Christine mengatakan mitra bisa mengantongi omzet Rp 1,5 juta di hari biasa dan RP 2,5 juta akhir pekan. Untuk itu mitra juga harus memperhatikan lokasi gerai. Lokasi ramai jadi pilihan. Jika terpenuhi omzet sebesar itu, dia pun menaksir modal mitra bisa kembali dalam enam bulan. Akhir tahun ini Christine memasang target membuka tiga gerai lagi dan menambah menu baru, yakni bakso kuah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
