kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mendongkrak produksi simping jelang Lebaran (3)


Rabu, 25 November 2015 / 14:49 WIB
Mendongkrak produksi simping jelang Lebaran (3)


Reporter: Merlina M. Barbara | Editor: Tri Adi

Momen hari raya Lebaran menjadi masa indah bagi para perajin simping di daerah Kaum, Jalan Baing Marzuki, Kelurahan Cipaisan, Kecamatan Purwakarta. Biasanya, jelang Lebaran, simping produksi perajin selalu ludes di borong pelanggan. Untuk mendongkrak omzet, perajin meningkatkan volume produksi dan harga simping.

Momentum hari raya Lebaran memang kerap ditunggu para pelaku usaha. Maklum, menjelang Lebaran, lazimnya omzet para pedagang bisa naik berlipat dibandingkan hari biasa.

Tak terkecuali bagi para perajin simping di daerah Kaum, Jalan Baing Marzuki, Kelurahan Cipaisan, Kecamatan Purwakarta. Biasanya, dua hari sebelum Lebaran, simping produksi perajin di sentra ini ludes di borong pelanggan untuk buah tangan saat berkumpul bersama keluarga atau kolega.

Karena itu, pada momen menjelang Lebaran, biasanya para perajin simping di daerah Kaum selalu menggenjot kapasitas produksinya. Peningkatan kapasitas produksi ini untuk mengantisipasi tingginya permintaan jelang hari raya Idul Fitri.

Muhamad Andi, perajin simping di Jalan Baing Marzuki menuturkan, ia selalu meningkatkan kapasitas produksi simpingnya menjelang Lebaran. Yakni, dari biasanya 120 bungkus, jadi 500 bungkus per hari.

Perajin simping dengan brand produk Kaum Sartika ini menambahkan, pada momen Lebaran, permintaan simping dari pelanggannya selalu melonjak. Bahkan, dia pernah menerima pesanan 1.000-2000 bungkus per hari.

Bahkan, lanjut Andi, untuk mengatasi kekurangan stok jika memasuki Lebaran, ia pernah mengambil pasokan dari pedagang lain. Cuma, ia kerap dikomplain langsung oleh pelanggannya, yang menilai rasa simping produksi perajin lain berbeda dengan buatannya. Sejak saat itu, ia tak mau lagi menerima titipan simping produksi perajin lain, karena berisiko kehilangan pelanggan.

Tak hanya kapasitas produksi, harga jual simping turut terdongkrak naik dari Rp 8.000 jadi Rp 10.000 per bungkus. Sementara untuk simping yang dikemas dalam blek (kaleng) harganya juga naik dari Rp 100.000 menjadi Rp 150.000 per blek.

Fatima Ansyori, pemilik brand Simping Kaum Asli H Edi Al' Ansyori di Jalan Baing Marzuki menambahkan, agar tidak kehabisan pasokan, para pelanggan Fatima kerap memesan simping jauh-jauh hari sebelum Lebaran.

Saban hari, biasanya Fatima hanya memproduksi simping 100 bungkus-150 bungkus. Namun, jelang Lebaran, ia bisa memproduksi simping hingga 800  bungkus per hari. Fatima juga mengerek harga simping produksinya menjelang Lebaran, dari Rp 8.000 jadi Rp 10.000 per bungkus.

Sementara produksi simping dalam kaleng yang biasanya cuma 3 blek per hari, naik jadi 10 blek per hari. “Biasanya pelanggan menelpon paling lambat dua minggu untuk memesan. Kalau tidak, ya gak akan kebagian,” ujar Fatima.

Kendati banjir pesanan jelang Lebaran, Fatima enggan menitipkan simping produksinya ke pedagang khusus oleh-oleh. Alasannya, kalau ditaruh di toko akan rugi lantaran simping rawan pecah ketika dipegang pengunjung yang tidak jadi membeli. Karena itu, Fatima memilih menjajakan simping di rumahnya sendiri.    

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×