kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menengok sentra alat kesehatan di Citeureup (1)


Selasa, 03 April 2018 / 11:15 WIB
Menengok sentra alat kesehatan di Citeureup (1)


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Setiap desa di Kecamatan Citeureup memiliki spesialisasi produknya masing-masing. Salah satu produk olahan logam cukup unik ada di Desa Gunung Sari.  Desa ini dikenal sebagai produsen beragam alat kesehatan berbahan logam.  

Suryadi, salah satu perajin alat kesehatan di Desa Gunung Sari mengungkapkan, keberadaan produsen alat kesehatan di desanya sudah ada sejak jaman orangtuanya. "Kira-kira sejak tahun 1970-an di sini mulai banyak perajin alat kesehatan dan rumah sakit," tutur Suryadi.

Meski baru sembilan tahun menekuni usaha produksi alat kesehatan, Yadi, sapaan akrab Suryadi menjelaskan tetangga di sekitarnya banyak yang sudah lebih dulu memulai usaha serupa. Menurut penuturannya, di Desa Gunung Sari ada sekitar 30-an perajin alat kesehatan. Sebagian besar dari mereka punya bengkel produksi yang jadi satu kawasan dengan rumah tinggalnya.

"Ya rata-rata bengkelnya ada di belakang rumah. Jadi kalau dari depan tampak sepi karena kerjanya di belakang rumah," tuturnya sambil tertawa. Yadi membuat berbagai perkakas rumah sakit, seperti ranjang periksa, tiang infus, ranjang rumah sakit, meja rumah sakit, lemari, meja suntik dan masih banyak lagi.

Harga ranjang rumah sakit paling murah Rp 3,5 juta sampai yang termahal Rp 16 juta. Sedangkan perkakas lainnya seperti tiang infus, meja makan pasien, meja di sebelah ranjang rumah sakit dibanderol mulai Rp 180.000 sampai Rp 700.000 per item. Lemari kecil atau box rumah sakit dibanderol mulai Rp 1,2 juta per item.

Banderol harga tergantung model, ukuran dan banyaknya pesanan. "Kalau ranjang yang sampai Rp 15 juta itu yang otomatis. Jadi naik turunkan posisi ranjang pakai elektrik. Ada juga yang biasa pakai engkel di bawah ranjang," tuturnya. Yadi mengaku kerap mendapat pesanan dari sekitar Jabodetabek bahkan luar Pulau Jawa, seperti Kalimantan, Sulawesi dan Papua.

Profesi perajin perkakas rumah sakit juga ditekuni oleh Mubarok Barkah. Ia baru terjun pada bidang bisnis ini sejak lima tahun lalu. Agak berbeda dengan Yadi, Barkah hanya memproduksi lemari, meja dan rontgent photo viewer untuk pelengkap ranjang rumah sakit berbahan baku plat. "Saya produksi yang berbahan plat saja, perajin di sini kebanyakan pakai bahan aluminium dan stainless steel," katanya.

Aneka lemari dan meja rumah sakit buatan Barkah dibanderol mulai Rp 1,45 juta-Rp 1,7 juta per item. Harga juga tergantung model, ukuran dan jumlah pesanan.

Barkah berkisah, dulu ia membuat sparepart otomotif berbahan aluminium. Namun karena pasar yang terus melemah, ia beralih memproduksi alat kesehatan. "Produk otomotif makin susah pasarnya. Kalau alat kesehatan ini pasarnya tidak banyak tapi terus ada. Memang jumlahnya sedikit-sedikit, tapi lebih lancarlah perputarannya," ungkapnya.

Barkah mengaku menjual aneka produksinya tersebut kepada para sales dan distributor yang berasal dari sekitar Bogor dan Jakarta. "Saya biasanya memasok ke sales dan distributor sekitar sini saja, Jakarta lah yang paling jauh. Katanya mereka jualnya sampai luar pulau Jawa juga," tandasnya.      

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×