kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengadu strategi, menggaet pembeli (3)


Rabu, 22 Maret 2017 / 14:21 WIB
Mengadu strategi, menggaet pembeli (3)


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Sentra produksi genteng di di Desa Mendir, Kelurahan Mngliawan, Kecamatan Pakis, Malang diramaikan belasan produsen genteng. Banyaknya pemain membuat persaingan usaha di antara merekja berlangsung cukup ketat.

Mereka pun berlomba-lomba menyiapkan berbagai strategi untuk menggaet pembeli. Salah satunya adalah dengan mengutamakan kualitas genteng yang kuat dan tahan lama. Ketahanan genteng ini menjadi kunci utama dalam menarik minat pembeli.

Effendi Harja, salah seorang produsen genteng mengaku, menjual genteng lebih mahal dibandingkan pedagang lain. Namun, kualitas genteng yang dia produksi dijamin kuat dan tahan lama. Dia mengklaim, genteng yang dibuat lebih tebal dan tidak terdapat retakan sedikitpun di bagian genteng.

"Jika genteng sebagai pelindung rumah dan bangunan itu bermasalah atau ada goresan sedikit saja, maka pembeli akan menyesal seumur hidup," kata perajin genteng berusia 60 tahun ini.

Menurut Effendi, bila kualitas genteng buruk rentan terjadi kebocoran saat musim hujan karena gentengnya mudah hancur. "Bukan hanya bocor, binatang kecil bisa masuk dengan mudahnya dan bisa saja menimbulkan korban jiwa," ujarnya.

Maka itu, ia sangat memperhatikan kualitas genteng bikinannya. Effendi juga tidak sembarang dalam memasok tanah liat dari lereng gunung di Malang. Pasokan tanah liat yang diambil setiap hari selalu dicoba untuk diproduksi menjadi beberapa unit genteng. “Kalau waktu uji coba mudah retak dan tidak tahan lama, harus diganti,” kata Effendi.

Dia juga kerap menambahkan beberapa sisa-sisa kerikil genteng yang sempat pecah dalam adonan tanah liat yang diproses menjadi genteng. Dengan begitu, genteng hasil produksinya menjadi lebih tebal.

Effendi juga kerap memberikan informasi secara detil tentang jenis genteng yang cocok untuk konsumennya. Dia bilang, setiap bentuk rumah berbeda-beda, sehingga penggunaan genteng yang cocok juga penting diketahui pembeli.

“Saya banyak kasih saran juga ke pembeli untuk genteng yang cocok. Dan tidak melulu kasih genteng yang harganya mahal, yang penting pas dan cocok,” sebut Effendi.

Strategi berbeda diterapkan oleh Wasito Idris. Ia mengaku menawarkan harga jual yang murah. Konsumen juga masih bisa menawar harga jual gentengnya. “Kalau membeli dalam jumlah lebih dari 100-200 unit, bisa potong harga sesuai kesepakatan bersama,” tutur Wasito.

Wasito juga membebaskan ongkos kirim ke alamat pembeli selama lokasinya masih di sekitar Malang. Sementara diluar Malang, konsumen bisa membawa mobil angkut sendiri. Wasito mengaku, langkahnya cukup efektif menarik minat pembeli datang ke lapaknya.

Salah satu konsumen yang ditemui KONTAN di lokasi ini, Haris Wijaya mengaku selalu langganan membeli genteng di sentra ini. Disamping harga jual yang murah, lokasi sentra juga cukup dekat dengan rumahnya. “Kebetulan lewat dan searah dengan rumah. Jadi mampir untuk membeli beberapa genteng,” ujar Haris.

Dibanding membeli di toko bahan bangunan, harga jual genteng di sini lebih murah karena masih bisa ditawar. "Ya harganya cukup meringankan dan terjangkau oleh masyarakat," jelasnya.                 

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait



TERBARU

[X]
×