kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.529.000   14.000   0,92%
  • USD/IDR 15.645   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.695   -21,89   -0,28%
  • KOMPAS100 1.190   -4,72   -0,40%
  • LQ45 943   -3,92   -0,41%
  • ISSI 232   -0,82   -0,35%
  • IDX30 487   -1,75   -0,36%
  • IDXHIDIV20 582   -0,48   -0,08%
  • IDX80 135   -0,70   -0,51%
  • IDXV30 141   -1,10   -0,77%
  • IDXQ30 161   -0,50   -0,31%

Mengasah besi tua jadi parang tajam (1)


Kamis, 26 Juni 2014 / 14:22 WIB
Mengasah besi tua jadi parang tajam (1)
Intip Saham-Saham yang Banyak Dikoleksi Asing pada Perdagangan Akhir Pekan


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Rizki Caturini

Peralatan rumah tangga atau industri yang berbahan baku besi lama kelamaan akan usang dan akan berakhir menjadi besi tua. Biasanya rongsokan besi seperti tidak memiliki harga jual lagi lantaran sudah tidak berguna. Atau paling hanya dibeli para pengumpul rongsokan dengan harga sangat rendah.

Nah, di Kabupaten Kepahiang, Bengkulu, ada tempat pengolahan dan penjualan peralatan yang terbuat dari besi-besi tua. Di sentra pengumpulan barang-barang besi tua ini, para perajin mengolah besi-besi tua tersebut menjadi produk-produk bernilai jual seperti pisau, parang, golok, samurai dan peralatan lain yang juga bisa dijadikan hiasan.

Letak sentra ini tidak terlalu jauh dari Kota Bengkulu, bisa ditempuh hanya dalam waktu 1,5 jam. Di sentra ini, terdapat sekitar 20 kios yang menjajakan aneka benda tajam rumah tangga dan juga hiasan-hiasan berbentuk samurai.

Letak sentra ini cukup strategis. Lokasinya persis berada di jalan lintas provinsi di Bengkulu menuju kota-kota di provinsi lain seperti Palembang, Jambi, Padang dan Sumatra Utara.

Saat KONTAN menyambangi sentra ini beberapa waktu lalu, tampak beberapa pembeli sedang melakukan tawar menawar dengan penjual aneka pisau dan parang. Di sela-sela kios juga terlihat beberapa perajin pandai besi yang sedang menempa besi-besi tua menjadi peralatan-peralatan tajam. Sehingga suara bising dari besi ditempa cukup memekakkan telinga.

Suhuludin, salah satu penjual benda tajam rumah tangga di sentra ini bilang, pusat penjualan peralatan hasil tempaan besi tua ini telah berdiri sejak tahun 2000. Namun, jauh sebelumnya, sudah banyak orang yang bekerja di sana sebagai pandai besi. "Tapi mereka tidak memajang hasil produksinya di kios-kios karena pengerjaan dilakukan jika ada pesanan saja," tuturnya.

Suhuludin mengaku baru empat tahun berjualan parang dan hiasan lainnya di sentra ini. Namun sebelumnya ia sudah 16 tahun bekerja sebagai pandai besi. "Sekarang karena sudah tua jadi saya jualan saja," kata dia.

Suhuludin menjual lebih dari 20 macam benda-benda tajam, seperti pisau ciandung, pisau kodok, parang, golok, arit, keris, samurai dan lain-lain. Peralatan tersebut tak hanya ia beli dari pandai besi di sentra itu tapi juga dari perajin lain di Palembang. "Di Palembang itu banyak sekali pandai besi. Mereka biasa memasok barang ke kios-kios di sentra ini sekali sebulan dan kita pesan jika barang kita habis," ungkapnya.

Roberto, pedagang lain, mengatakan, sudah tiga tahun terakhir ini ia berjualan di sentra itu. Sama seperti Suhuludin, ia tidak memproduksi sendiri barang-barang dagangannya. Roberto membelinya dari beberapa perajin yang ada di sentra tersebut, dari toko-toko dan juga dari sejumlah pengumpul produk olahan besi tua dari Palembang.           n

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
FREE WEBINAR - Bongkar Strategi Viral Digital Marketing Terbaru 2025 FREE WEBINAR - The Psychology of Selling

[X]
×