kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengawasi anak lewat aplikasi Kakatu


Senin, 09 Mei 2016 / 17:47 WIB
Mengawasi anak lewat aplikasi Kakatu


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Rizki Caturini

Salah satu tanda kemajuan peradaban di era modern adalah pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi. Kondisi ini ditandai dengan makin mudahnya masyarakat mendapatkan dan memanfaatkan gawai seperti ponsel pintar atau tablet. Belakangan, pilihan gawai makin beragam dari segi bentuk dan juga harga jual, sehingga makin terjangkau oleh hampir seluruh kalangan masyarakat.

Selain banyak memiliki dampak positif untuk mempermudah aktivitas masyarakat modern, gawai juga bisa berdampak negatif jika tidak ada pengawasan, terlebih bagi anak-anak. Fenomena balita dan anak-anak ketergantungan terhadap gawai makin banyak ditemukan.

Gambaran situasi itulah yang memotivasi keempat pemuda asal Bandung menciptakan sebuah aplikasi berbasis android bernama Kakatu pada Desember 2014 lalu. Ini merupakan aplikasi untuk pengawasan orang tua yang bisa yang memudahkan orangtua mengontrol penggunaan ponsel pintar untuk anak-anaknya.

Muhamad Nur Awaludin, co-founder sekaligus salah satu CEO Kakatu menuturkan, ide tersebut datang dari pengalaman pribadi. “Kami baru sadar bahwa permasalahan itu bukan permasalahan kami saja. Tapi banyak orangtua merasakan hal serupa. Kecanduan gadget ini permasalahan global,” jelasnya.

Selain itu, ddampak game online di ponsel pintar sangat besar terhadap tumbuh kembang anak. "Saya pernah kecanduan game online selama sepuluh tahun. Waktu kuliah saya terbuang sia-sia selama dua tahun,” ungkap Mumu, sapaan akrabnya.

Saat ini, terdapat tujuh fitur ditawarkan oleh Kakatu untuk melindungi anak dari kecanduan bermain game online, melindungi dari konten pornografi, cyberbullying, dan dampak negatif lainnya. Fokus Kakatu adalah untuk anak usia 3 tahun–12 tahun, namun tidak menutup kemungkinan digunakan untuk usia di atasnya.

Para orangtua dapat mengunduh aplikasi Kakatu di playstore yang disediakan oleh Google. Ketujuh fitur tersebut meliputi fitur manage the time (timer), block applications, usage history, parent’s mode, check kid location, block incoming calls dan parenting channel.

Fitur manage the time berfungsi untuk mengatur  durasi pemakaian gaawai pada anak. Kakatu memberikan rekomendasi durasi yang sehat bagi anak, yaitu 15 menit−20 menit bagi anak berusia 3 tahun−5 tahun, 60 menit bagi anak berusia 6 tahun−7 tahun dan 2 jam bagi anak berusia di atas 7 tahun.

Fitur block apllications untuk mengontrol aplikasi apa saja yang boleh dan tidak boleh diakses oleh anak. Kakatu juga memberikan rekomendasi aplikasi mana yang boleh diinstal sesuai umur anak. Usage history  untuk melihat apa saja yang telah diakses oleh anak-anak dan seberapa sering konten tersebut diakses.

Check kid location untuk mengecek lokasi keberadaan anak. Adapun Parent’s mode berguna agar orangtua dapat mengakses seluruh aplikasi. Block incoming calls berfungsi memblokir beberapa nomor dari telepon masuk, jika ada kemungkinan membahayakan si anak. Sedangkan parenting channel berisi tips dan informasi bermanfaat seputar dunia orangtua dan seputar pengasuhan anak.

Jadi saat ponsel pintar atau tablet diberikan pada anak pilih child’s mode, otomatis aplikasi yang muncul yang hanya boleh diakses oleh anak. Setelah anak selesai menggunakannya, kembalikan ke fitur parent’s mode. Setelan pengendali perpindahan mode itu kemudian dikunci dengan PIN enam angka yang dibuat orang tua.

Orangtua akan mengelola aplikasi mana saja yang layak dan boleh diakses oleh anak-anak mereka. Dua fitur Kakatu dapat diakses gratis, sedangkan lima lainnya berbayar setelah 14 hari. Untuk penggunaan fitur lengkap, pengguna harus membayar biaya berlangganan Rp 15.000 untuk satu bulan, Rp 35.000 untuk tiga bulan dan Rp 55.000 untuk enam bulan. Saat ini Kakatu sudah diunduh hampir 200.000 pengguna, yakni 90% dari Indonesia, dan sisanya dari luar negeri.    

Hampir dua tahun berjalan, aplikasi Kakatu telah berhasil meraih berbagai penghargaan, di antaranya Winner Top Ten Local App dari TechIndonesia 2014, Global Brain Award di Singapura 2015, Finalist Global Brain Award di Jepang 2015 dan Startup Google Launcher 2016. “Di tahun ini pula, Kakatu dinobatkan sebagai salah satu dari tujuh startup yang punya dampak sosial di Indonesia oleh Google,” ujar Muhamad Nur Awaludin, Co-Founder Kakatu.

Kendala yang dia hadapi sama seperti perintis startup pada umumnya, yaitu pendanaan. Maklum saja, saat mendirikan Kakatu,  Mumu dan ketiga rekannya masih tergolong fresh graduate. Mumu mengaku medapat suntikan dana dari Telkomsel sebagai Corporate Venture Capital (CVC). Selain itu, beberapa penghargaan yang diraih oleh Kakatu juga memberikan dukungan dana, salah satunya Google yang memberikan dana pengembangan sebesar US$ 50.000.

Mumu bilang masih banyak rencana yang ia inginkan untuk perkembangan Kakatu. Ke depannya, ia dan timnya ingin Kakatu bisa lebih luas aksesnya, tidak hanya untuk gadget berbasis Android saja. Tentunya diikuti juga dengan pengembangan fitur dan semakin banyak rekomendasi aplikasi layak untuk anak-anak.

Aplikasi yang memiliki sembilan orang tim ini punya tujuan utama, yakni dapat menjadi market leader aplikasi parental control. Aplikasi parental control bisa jadi salah satu aplikasi untuk membantu orangtua, namun tidak menggantikan perannya. Lewat aplikasi yang fiturnya sebagian sudah berbayar, omzet yang didapat bisa mencapai ratusan juta per bulan.  

Pengamat telekomunikasi dari Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi berpendapat, sebenarnya aplikasi Kakatu merupakan aplikasi generik yang bisa dibeli dengan mudah di pasar aplikasi. Untuk fitur memblokir panggilan sebenarnya juga bisa ditemui di aplikasi lain. Namun Kakatu menjadikan satu fungsi dari aplikasi-aplikasi yang terpisah itu.

"Fitur check child locations penting buat saat ini. Orangtua bisa mengecek keberadaan anak. Mungkin bisa ditambahkan 'panic button' (tombol panik) dari anak. Jadi kalau ada apa-apa, anak bisa segera terhubung dengan orangtuanya," ujarnya.

Prospek aplikasi ini sangat baik untuk ke depannya. Sebab, belum semua orangtua menganggap penting untuk mengawasi anaknya, sehingga butuh edukasi pasar agar orangtua mau peduli terhadap kondisi tersebut. Berkaitan dengan monetasi, Heru menjelaskan Kakatu sudah mengambil langkah tepat, namun jangka waktu free trial masih kurang lama. "Mungkin awalnya harus gratis dulu. Misalnya untuk satu tahun pertama. Tujuannya agar pengguna makin banyak dan benar-benar menikmati manfaat layanan," terang Heru.                     

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×