kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengayam cuan lewat anyaman (1)


Jumat, 08 September 2017 / 09:10 WIB
Mengayam cuan lewat anyaman (1)


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Sejatinya, Kelurahan Gombengsari, yang masih berada di area Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi terkenal sebagai wilayah penghasil kopi. Bayangkan, total luas perkebunan kopi rakyat mencapai 700.000 hektar di sana. Tapi, siapa sangka di balik hamparan tanaman kopi, daerah tersebut juga dikenal sebagai sentra anyaman bambu ragam produk rumah tangga.

Saat KONTAN bertandang ke wilayah tersebut, terlihat para perajin tengah membuat anyaman di rumahnya masing-masing. Malah, sekelompok ibu-ibu tengah asyik menganyam di halaman sebuah sekolah, sambil menunggu jam bubaran sekolah.

Sebagian besar atau sekitar 50 perajin anyaman bambu di Gombengsari adalah kaum perempuan.  Maklum, aktivitas itu bisa menjadi pendapatan tambahan kala mengisi waktu senggang.

Sentra anyaman bambu ini cukup dekat dari pusat kota Banyuwangi, yakni sekitar 15 km. Para wisatawan yang ingin singgah, sebaiknya membawa kendaraan pribadi karena masih belum tersedia kendaraan umum.

Sebagai patokan, Anda akan menjumpai gapura selamat datang yang menandakan sudah masuk Gombengsari. Jika bermobil, jangan lupa buka jendela untuk  merasakan udara yang bersih dan sejuk, karena di kanan kiri jalan terhampar  tanaman kopi. Anda pun bisa menginap. Tersedia homestay dengan harga yang terjangkau.

Menurut cerita salah satu perajin bernama Johan, sentra anyaman produk rumah tangga tersebut sudah ada sejak lama. Johan sendiri sudah menggeluti usaha ini sejak 1992. Awal produk anyamannya berupa tempat nasi alias tenong.

Seiring berjalannya waktu, produk anyaman bambu yang dihasilkan makin beragam dan masih seputar kebutuhan rumah tangga. Permintaan pun terus mengalir.

Lantaran proses pengerjaan anyaman bambu butuh waktu, para perajin mulai mengakali pembuatan dengan hanya membuat produk setengah jadi saja, alias belum dicat. Alasannya, untuk mempersingkat pembuatan dan mempermudah proses pembuatan.

Saat ini, Johan sanggup membuat 200 anyaman bambu per bulannya.  Harga produk anyaman setengah jadi tersebut antara Rp 12.000-Rp 14.000 per buah. Adapun jumlah karyawan ada 20 orang.

Seluruh anyaman Johan dipasarkan ke Gintangan,  pusat anyaman bambu di Banyuwangi, Jember, Probolinggo hingga Bali. "Kalau pesanan banyak, jumlah karyawan banyak karena sifatnya tidak tetap dan dikerjakan di rumah," katanya ke KONTAN.

Perajin lain, Munawaroh,  mulai tertarik menekuni usaha ini sejak 2014 untuk menambah pendapatan keluarga.  Ia sendiri tertarik membuat anyaman  piring bambu karena lebih praktis. Makanya, saban hari ia sanggup membuat anyaman piring 40 sampai 50 unit.

Untuk pemasaran, ia tidak perlu repot. Lantaran dia punya agen pemasaran yang kerap mengambil barang dagangannya.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×