kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45999,90   6,30   0.63%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menggulung laba camilan negeri sakura


Selasa, 20 Februari 2018 / 11:30 WIB
Menggulung laba camilan negeri sakura


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Seiring bergulirnya gaya hidup sehat, usaha kuliner Jepang di Indonesia terus berkembang. Pemain baru terus bermunculan. Salah satunya Yoshy Shushy di  Solo, Jawa Tengah.  

Berdiri sejak akhir 2015, Yoshy Shushy menawarkan kemitraan awal tahun ini. Kini, sudah ada enam gerai Yoshy Shushy yang tersebar di Solo dan Yogyakarta.

Vidya Ayuningtyas, Marketing Yoshy Shushy menerangkan, ada tiga paket kemitraan resto ala Jepang ini. Yakni, Paket Outlet Rp 180 juta, Paket Unit Rp 500 juta dan Paket Resto Rp 800 juta. Kerjasama franchise ketiga paket ini selama 5 tahun. Fasilitas yang diperoleh mitra antara lain, peralatan dan perlengkapan usaha lengkap, desain interior dan renovasi, promosi dan marketing, pelatihan karyawan dan bahan baku awal.

Yang membedakan ketiganya adalah luas tempat usahanya. Kalau Paket Outlet itu biasanya di area foodcourt mal, luasnya sekitar 10 m2,  Paket Unit, luas tempat usaha sekitar 50 m2–100 m2 dan Paket Resto luasnya lebih dari 100 m2. Selain ukuran luas tempat usaha, nominal bahan baku awal berbeda.  

Yoshy Shushy menawarkan aneka menu khas Jepang seperti takoyaki, sushi, ramen dan steamboat. Menu takoyaki dibanderol mulai Rp 18.000, aneka menu sushi dibanderol mulai Rp 25.000 – Rp 55.000, aneka ramen dibanderol mulai Rp 22.000 dan menu steamboat dibanderol Rp 34.000 per porsi. “Harga jual bisa menyesuaikan dengan kebutuhan mitra,” tutur Vidya.

Ia mengatakan, perkiraan omzet setiap gerai Yoshy Shushy berkisar Rp 65 juta–Rp 85 juta per bulan. Dari perkiraan omzet tersebut, mitra diperkirakan akan mencapai balik modal (BEP) sekitar 12 – 24 bulan  

Vidya menjelaskan pihak pusat menarik biaya royalti tiap bulan, yakni sebesar 5% dari omzet bulanan. Sebanyak 1% dari royalti tersebut akan digunakan sebagai biaya marketing dan promosi. Mitra juga wajib membeli beberapa bahan baku yang sulit ditemui di pasaran ke pusat. “Misalnya telur ikan (caviar), bumbu dan rumput laut,” kata Vidya.    

Kini tengah fokus menggarap beberapa calon mitra yang mengajukan permintaan kemitraan. “Rencananya kami juga mau buka gerai di daerah Serpong, Tangerang Selatan. Mungkin itu gerai yang bakal berdiri dalam waktu dekat,” pungkas Vidya.

Ketua Umum Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI), Levita Supit berpendapat, beberapa tahun terakhir tawaran kuliner asal Jepang cukup gencar dan mendapat respon baik dari masyarakat. "Apalagi jika citarasanya bisa disesuaikan dengan selera orang Indonesia," tuturnya.

Peluang bisnis dan kemitraan gerai makanan Jepang pun ia nilai cukup menjanjikan karena bercitarasa unik dan berbeda tiap jenisnya. Namun, para pemainnya harus punya varian rasa baru supaya bisa bersaing. "Kalau ada kreasi rasa baru dan inovasi dalam meracik menunya, masyarakat bisa lebih penasaran dan tertarik untuk mencoba," terangnya. Selain itu, tetap perhatikan kualitas, harga jual,kenyaman dan pelayanan pegawai yang ramah.           

Yoshy Shushy
The Park Mall
Solo, Jawa Tengah
HP. 087836914281

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Storytelling with Data (Data to Visual Story) Mastering Corporate Financial Planning & Analysis

[X]
×