kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menggulung rupiah di kampung dinamo Surabaya (1)


Senin, 05 Oktober 2015 / 13:34 WIB
Menggulung rupiah di kampung dinamo Surabaya (1)


Reporter: Rani Nossar | Editor: Tri Adi

Di Surabaya, Jawa Timur, banyak terdapat kampung unggulan. Selain kampung lontong,  di Surabaya ada kampung dinamo. Di kampung ini sebagian besar warganya bekerja sebagai penyedia jasa perakitan dan perbaikan dinamo. Dari bisnis ini, seorang perajin dinamo bisa meraup omzet Rp 100 juta per bulan.

Kota Surabaya, Jawa Timur, tak hanya dikenal sebagai Kota Pahlawan. Surabaya juga kesohor dengan julukannya sebagai kota perdagangan dan jasa. Maklum, di kota ini ada banyak industri skala usaha kecil dan menengah (UKM) hingga besar.

Untuk industri skala UKM, di Surabaya banyak terdapat kampung unggulan. Selain kampung lontong yang sudah terkenal, di Surabaya juga ada sebuah sentra industri yang popular dengan sebutan kampung dinamo. Sesuai nama, hampir semua warga di kampung ini menggeluti bisnis jasa servis dinamo.

Kampung dinamo tepatnya berada di Jalan Bratang Gede I, Kelurahan Ngagel Rejo, Kecamatan Wonokromo, Surabaya. Di sepanjang jalan Bratang Gede I, banyak ditemui berbagai barang elektronik rongsokan seperti lemari es, pompa air, air conditioner (AC), mesin mobil, mesin pabrik, bahkan mesin kapal yang menumpuk di halaman rumah warga.

Setiap warga di kampung ini, memang menjadikan rumahnya sebagai bengkel (workshop) jasa perakitan dan servis dinamo. Sedikitnya, ada 64 bengkel servis dinamo di kampung ini.

Tak sulit untuk menuju ke kampung dinamo. Dari pusat kota di daerah Tunjungan, butuh waktu 30 menit dengan mobil atau sepeda motor menuju Bratang Gede. Lokasi kampung ini dekat dengan Kali Jagir, anak Sungai Mas.

Belum diketahui secara pasti asal mula sosok orang yang pertama kali membuka bengkel dinamo di kampung ini. Tapi, sebagian besar warga di sini merujuk sosok Abdul Fatah (almarhum), salah satu warga setempat yang membuka usaha bengkel dinamo pertama kali di kawasan Bratang Gede ini pada sekitar tahun 1970an.

Hadi Suyitno, salah satu menantu Abdul Fatah, bilang, pada awalnya sang mertua bekerja di sebuah perusahaan swasta. Kala itu, Fatah dikenal ahli merakit dan memperbaiki dinamo. Merasa memiliki keahlian di bidang itu, Fatah memutuskan untuk membuka usaha bengkel dinamo di Bratang Gede.

Dalam menjalankan usaha dinamo, Fatah mengajak warga setempat yang pengangguran untuk membantunya. "Dari situ, banyak karyawannya yang membuka usaha sendiri dan berkembang hingga kini," kata Hadi.

Hingga saat ini, kata Hadi, kampung dinamo menyerap lebih dari 300 tenaga kerja. Ia sendiri mewarisi keahlian Abdul Fatah dengan membuka usaha sendiri dengan bendera CV Harianto Teknik. Hadi mulai menggeluti bisnis dinamo sejak tahun 1990.

Saat ini, Hadi  memiliki 10 karyawan. Ia melayani jasa perakitan, penggulungan, hingga reparasi dinamo pompa air, mesin cuci, AC, mesin jahit, dan mesin mobil.

Saban hari, Hadi mengerjakan 3-4 dinamo ukuran kecil dan sedang serta 1-2 dinamo ukuran besar. Jasa perakitan dan revarasi dinamo dibandrol Rp 125.000-Rp 3 juta. Dari bisnis ini, Hadi mengklaim, omzet usahanya sekitar Rp 100 juta per bulan.

Perajin dinamo lainnya adalah Mulyoto. Ia juga salah satu mantan 'murid' Abdul Fatah. Saat ini, Mulyoto mempekerjakan enam orang karyawan. Ia bisa mengerjakan 30-40 unit dinamo dengan omzet lebih dari Rp 50 juta per bulan. "Di kampung ini perputaran uang bisnis dinamo bisa ratusan juta per hari," kata dia.      

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×