kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menghitung untung dari membimbing anak belajar


Jumat, 08 April 2011 / 15:58 WIB
Menghitung untung dari membimbing anak belajar
ILUSTRASI. Karyawan membersihkan mobil bekas yang dijual di Bursa Mobil Mal Blok M, Jakarta Selatan, Senin (24/2/2020).


Reporter: Dharmesta | Editor: Tri Adi

Tiara Bimbel lahir dari tangan pada 2004, setelah dia melihat animo orangtua yang sangat besar untuk mendaftarkan anak-anak ke bimbingan belajar atawa bimbel. Waktu itu, jumlah bimbel di Palangkaraya, Kalimantan Tengah masih sedikit.

Sukses dengan Tiara Bimbel, Rusydi pun mewaralabakan usahanya itu mulai Maret 2010. Alasan utamanya, agar bisnis bimbelnya lebih cepat berkembang. "Dengan waralaba kita turut terlibat bersama-sama terwaralaba untuk mengembangkan bisnis ini," ujar Robby Julianto, staf Pemasaran Tiara Bimbel.

Target pasar Tiara Bimbel adalah anak TK dan SD. Materi pelajaran di bimbel ini yakni, baca tulis, berhitung, sempoa, serta beberapa mata pelajaran, seperti IPA, IPS, Matematika, Bahasa Indonesia, dan Inggris.

Tiara Bimbel mengutip biaya pendaftaran Rp 300.000 dan biaya kursus antara Rp 300.000 hingga Rp 400.000 untuk delapan kali pertemuan dalam sebulan.

Nah, bila Anda ingin menjadi mitra, Tiara Bimbel menawarkan tiga paket waralaba. Paket A dengan investasi Rp 25 juta dan biaya royalti 8,9% dari omzet per bulan. Paket B bernilai investasi Rp 22,5 juta dengan biaya royalti 19,8%. Paket C Rp 20 juta dengan biaya royalti 40% sebulan.

Robby mengatakan, nilai investasi ini sudah jauh berkurang dari saat Tiara Bimbel mulai menawarkan waralaba. Kala itu, Tiara Bimbel mematok investasi awal Rp 85 juta untuk Paket A. Lantaran terlalu mahal, banyak calon terwaralaba yang akhirnya mundur.

Dengan investasi awal hanya Rp 25 juta, terwaralaba mendapatkan perlengkapan senilai Rp 7 juta, renovasi Rp 5 juta, dan biaya survei untuk wilayah Jakarta Rp 3 juta. Di luar itu, terwaralaba harus membeli modul, lembar kerja anak, baju, dan tas.

Satu bimbingan belajar membutuhkan minimal tiga guru dan satu petugas customer service. Tiara Bimbel mematok gaji guru berdasarkan insentif Rp 6.000 per jam per anak. Adapun upah customer service Rp 600.000 per bulan.

Robby memperkirakan, terwaralaba sudah bisa mengantongi keuntungan dengan 15 murid saja. Balik modalnya antara enam bulan hingga 18 bulan. Saat ini Tiara Bimbel baru memiliki dua terwaralaba dengan rata-rata laba bersih Rp 4 juta per bulan.

Robby menganjurkan, para terwaralaba memilih lokasi di pinggir jalan yang mudah dijangkau. Tempat tersebut bisa berbentuk rumah atau ruko dengan ukuran 70 meter persegi. Lokasi bimbel pun sebaiknya memiliki halaman luas sebagai tempat parkir dan arena bermain.

Arifin, salah satu terwaralaba Tiara Bimbel yang berlokasi di Palangkaraya, telah menjadi mitra sejak enam bulan lalu. "Saya baru mulai serius bulan ini karena sibuk mengurusi perusahaan yang lain," ujar dia.

Kini, Tiara Bimbel yang dikelola Arifin mempunyai 20 murid dengan laba sebanyak Rp 4 juta per bulan. Arifin menargetkan tiga bulan ke depan jumlah muridnya mencapai 60 orang.

Arifin menyarankan, ada baiknya tempat bimbel milik sendiri sehingga tidak perlu membayar sewa. Ia menggunakan rukonya yang tak terpakai lagi senilai Rp 750 juta sebagai lokasi bimbingan belajar Tiara Bimbel.

Tiara Bimbel
Jl. Kahayan No. 19
Palangkaraya 73112
HP. 0811522911

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×