kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menjaga kualitas agar tetap dicintai konsumen (2)


Rabu, 25 Februari 2015 / 14:12 WIB
Menjaga kualitas agar tetap dicintai konsumen (2)
ILUSTRASI. Jangan Disamakan Ya! Inilah Perbedaan Gatal Biasa dan Gatal Diabetes


Reporter: Yuthi Fatimah | Editor: Havid Vebri

Berawal dari niat membantu ibunda tercinta agar memiliki kegiatan yang bermanfaat di kesehariannya, Paulina Pungky Purnomowati menjelma sebagai pebisnis jajanan pasar yang sukses membangun merek Bekal dari Ibu. Omzet usahanya kini mencapai Rp 200 juta per hari.

Menyasar kalangan menengah ke atas, Pungky, panggilan akrabnya, terus menjaga kualitas produk agar makin diminati. Dia bercerita, setelah ayahnya meninggal pada Oktober 2013, Pungky menginginkan agar sang bunda kegiatan agar tidak merasa kesepian setelah ditinggal suami.

Nah, berawal dari dirinya yang menyajikan kotak makanan ringan untuk para tamu pengajian yang mendoakan sang ayah, dari situ usaha ini mulai berjalan. Pungky membuat sendiri semua jajanan pasar yang disajikan dengan merek Bekal dari Ibu.

Ternyata, para tamu yang datang menyukai kemasan dan kue tersebut. "Karena banyak yang suka, jadi saya mencoba memasarkannya di bulan November 2013," ujarnya.
Awal merintis usaha, wanita yang pernah berkarier di dunia manajemen bisnis di sebuah perusahaan terkenal selama 10 tahun ini, hanya berpromosi dari mulut ke mulut.

Dia juga  mengandalkan media sosial seperti Instagram, Facebook dan situs untuk memperkenalkan usahanya. Cara ini cukup berhaasil. Penjualan terus naik dari hari ke hari hingga dia mampu membuka gerai di beberapa mall kelas menengah atas di Jakarta seperti Mal Kota Kasablanca, Mal Pacific Place, dan Gedung Sampoerna Strategic Square.

Dulu, produksi jajanan pasar Bekal dari Ibu dibuat langsung oleh keluarga Pungky. Akan tetapi, seiring penjualan yang semakin banyak, membuat Pungky harus menggandeng empat industri kue rumahan ntuk membantu menambah varian menu dan jumlah produksi.

"Kami cari sendiri lewat mulut ke mulut, arisan, dan ada juga yang menghubungi kami untuk ikut bergabung," kata wanita keturunan Jawa dan Manado ini. Pungky membebaskan kepada siapa saja yang ingin ikut memproduksi kue bersamanya. Namun dia selalu mengingatkan bahwa rasa dan kualitas kue harus tetap terjamin.  

Sempat di awal membangun bisnis ini, Pungky kesulitan dalam hal produksi. Terutama saat Lebaran tahun lalu, belum ada pegawai yang bergabung sehingga dia kewalahan memenuhi pesanan yang datang. "Belum enam bulan usaha berjalan sudah banyak pesanan. Sampai sempat waktu itu dimarahin konsumen karena pesanannya lama," ujarnya.

Hingga kini, menjaga kualitas yang sama untuk setiap produk masih menjadi tantangan dalam menjalankan usaha ini. Terutama untuk menjaga kualitas produksi kue yang dihasilkan oleh rekanan industri rumahan yang bekerjasama dengannya. Padahal sejak awal kerja sama, Pungky selalu menerapkan kedisiplinan kepada setiap pihak yang bekerjasama dengannya.

Sehingga terkadang dia pun harus tegas dan memutuskan kerjasama jika rekanannya kerap membandel. "Karena kita juga harus melayani konsumen dengan tetap menjaga kualitas produk dan ketetapan waktu," kata Pungky.   

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×