kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menjahit laba dari kerajinan tas tenun rangrang


Selasa, 06 Oktober 2015 / 12:44 WIB
Menjahit laba dari kerajinan tas tenun rangrang


Reporter: Merlina M. Barbara | Editor: Dikky Setiawan

Sebagai negara yang kaya dengan suku dan bahasa, Indonesia menyimpan beragam karya seni dan budaya. Salah satunya adalah tenun ikat. Motifnya yang cantik dan menggambarkan identitas suatu daerah, membuat tenun ikat dikreasikan dalam banyak bentuk. Antara lain, tas tenun rangrang. Dari bisnis ini, perajin tas tenun rangrang bisa meraup omzet Rp 50 juta per bulan.

Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku dan bahasa. Tak salah, jika negeri ini menyimpan sejuta karya seni dan budaya. Salah satu karya seni Indonesia adalah tenun ikat. Tenun ikat atau kain ikat adalah kain yang ditenun dari helaian benang lungsin yang sebelumnya diikat dan dicelupkan ke dalam zat pewarna alami.

Motifnya yang cantik dan menggambarkan identitas suatu daerah membuat potensi bisnis tenun ikat terbilang cerah. Kini, banyak perajin kain mengkreasikan motif tenun ikat menjadi beragam produk dan aksesori modis. Dus, tenun ikat tak lagi dipandang sebagai karya kuno dan ketinggalan zaman.

Salah satu pelaku usaha yang mengkreasikan motif tenun ikat adalah Swanny Irawati asal Bali. Swanny membuat tas motif tenun rangrang khas Nusa Penida Bali. Ia merintis usaha ini sejak 2013 dengan merek dagang Swanny Ware Bali.

Dibantu lima perajin, saat ini Swanny mampu menghasilkan 50 tas tenun rangrang per bulan. Bahan baku berupa kain tenun rangrang dipasok langsung dari para perajin di Nusa Penida, Bali.

Kini, harga kain tenun rangrang berkisar Rp 350.000-Rp 450.000 per helai. “Kualitas tenun rangrang Swanny Ware nomor satu, karena didatangkan langsung dari perajin asalnya. Karena itu, saya tidak produksi tas secara massal,” kata Swanny.

Swanny menjelaskan, ada beberapa motif kain tenun rangrang yakni motif alam, motif wajik, motif M, dan motif bianglala. Dari ke-empat motif ini, Swanny Ware menawarkan dua tipe tas tangan wanita, yakni model Webe tali kulit dan Webe tali rantai.

Harga tas Swanny Ware dibanderol Rp 550.000 per satuan. Khusus bagi pelanggan yang membeli lebih dari 20 buah tas, Swanny akan memberikan diskon sebesar 10%. Dari hasil penjualan tas tenun rangrang, Swanny mengaku bisa meraup omzet Rp 50 juta per bulan.

Pebisnis tas tenun rangrang lainnya adalah Indra Kinarya dengan brand Kinarya Broadway sejak tahun 2013. Selain memasok kain rangrang dari Nusa Penida Bali, Indra juga memasok kain rangrang khas Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Indra memiliki workshop pembuatan tas rangrang di Malang, Jawa Timur. Konsep desain tas rangrang made in Indra bersifat custom alias tidak ready stock. Pelanggan bisa memesan desain tas sesuai selera masing-masing.

Proses pembuatan satu tas rangrang Kinarya Broadway memakan waktu paling cepat satu minggu. Dalam sebulan, Indra bisa menghabiskan 30 lembar kain. Biasanya, satu kain rangrang berukuran 60 sentimeter (cm) x 200 cm menghasilkan dua tas tangan wanita. “Tapi tergantung dari pesanan pelanggan, bisa saja satu kain hanya menghasilkan satu tas saja,” jelas Indra.

Dibantu tujuh orang perajin tas, dalam sebulan, Kinarya Broadway mampu menghasilkan 30 tas-50 tas. Harganya dibanderol Rp 1 juta-Rp 1,5 juta per buah. Dalam sebulan, Indra mampu meraup omzet Rp 50 juta dengan laba bersih sekitar 30%.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×