kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menjajal bisnis burger ala Big Joe


Selasa, 09 April 2013 / 11:35 WIB
Menjajal bisnis burger ala Big Joe
ILUSTRASI. Penggunaan sertifikat vaksin Covid-19 masih sangat dibutuhkan.


Reporter: Dupla Kartini, Pravita Kusumaningtias | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Apakah Anda pernah mencicipi makanan bernama sloppy joe? Penganan yang populer di Amerika ini merupakan variasi sandwich yang berisi daging cincang, bawang dan saus. Dari menu inilah, Valentino Ivan terinspirasi membuat variasi kudapan baru yang memadukan burger dan sloppy joe.

Ivan membuat menu itu lantaran ingin tampil beda. Memang, ketika mau membuka usaha burger pada 2008, sudah banyak pemainnya. "Jadi, saya coba inovasi baru dengan memadukan burger dan sloppy joe," tuturnya.

Inovasi sloppy joe buatan Ivan terbilang unik. Bentuknya seperti burger, namun dalam satu tangkup roti tak hanya berisi selapis daging layaknya menu burger, tapi juga ditambah racikan daging cincang, bawang dan saus.

Di bawah bendera Big Joe Burger, Ivan getol mempopulerkan menu tersebut. Meski gerainya dinamai Big Joe Burger, namun menu andalannya adalah sloppy joe. Ada beberapa pilihan menu, seperti sloppy joe, double sloppy joe, sloppy cheese joe, long joe, sloppy long, sloopy cheese long, dan big joe burger. Harganya Rp berkisar 18.000 sampai Rp 20.000-an per porsi.

Supaya produknya bisa dikenal luas masyarakat, ia mulai menawarkan peluang kemitraan pada 2009. Sekarang, sudah ada total 40 gerai yang tersebar di Jabodetabek, Yogayakarta dan wilayah Sumatera. Empat belas gerai milik Ivan.

Laba bersih 25%

Ivan mengemas tiga pilihan paket kemitraan Big Joe Burger. Pertama, paket booth senilai Rp 30 juta. Lalu, paket outlet dengan investasi Rp 50 juta. Terakhir, paket resto senilai Rp 75 juta.
 
Untuk paket booth dan outlet, mitra akan mendapatkan booth, peralatan masak, pelatihan karyawan, freezer, dan mannual book untuk masa kerjasama tiga tahun.Perbedaanya, paket outlet dapat menjual sloppy joe dan 1 brand lain yang masih di bawah bendera Big Joe Burger, seperti Martabak Sarang Tawon.

Sedangkan, paket resto akan mendapat tambahan berupa renovasi, sound system, meja dan kursi, chiller, dan counter. Mitra diperkirakan bisa meraih omzet berkisar Rp 12 juta sampai Rp 30 juta per bulan, tergantung paket yang diambil.

Jika, mitra bisa mengantongi untung sekitar 25% dari omzet, maka ditargetkan bisa balik modal sekitar 10-13 bulan.

Pengamat Waralaba Erwin Halim menilai, menu burger atau sandwich sudah punya pasar sendiri, terlebih di Jakarta. Namun, karena pemainnya sudah banyak, produk yang ditawarkan harus punya keunikan.

Menurut Erwin, kisaran harga yang ditawarkan Big Joe Burger, lebih menyasar kalangan menengah ke atas. "Jadi, mereka harus mengeksplorasi keunikan produk, rasa, cara marketing dan kualitas produk supaya bisa bersaing," paparnya.

Adapun, tercapai atau tidaknya target omzet, kata Erwin akan tergantung lokasi gerai. Sementara, target balik modal 13 bulan masih masuk akal untuk bisnis makanan.

Ia menyarankan, calon mitra untuk survei usaha ini terlebih dahulu. "Cari tahu keberhasilannya, termasuk jumlah gerai yang sukses. Tanyakan pula, bagaimana strategi produk ini bisa cepat laku," sarannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×