kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menjajal bisnis kebab saat bisnis kacang sepi (2)


Rabu, 21 Januari 2015 / 15:43 WIB
Menjajal bisnis kebab saat bisnis kacang sepi (2)
ILUSTRASI. Maskapai Super Air Jet.


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Rizki Caturini

Bercita-cita menjadi pengusaha membuat Muhammad Burhanuddin Rusli memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya sebagai karyawan swasta. Profesinya sebagai pengajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) pun dia tinggalkan agar bisa fokus mengembangkan usaha kacang oven miliknya.

Tahun 2007 adalah awal mula Rusli menjalankan usaha kacang oven yang dia beri nama Kacang Brusli. Bersama sang istri dia memulai usaha ini dengan berbekal modal sebesar Rp 5 juta dari uang tabungannya. Dengan modal tersebut, dia bisa memproduksi kacang oven sekitar 100 bungkus sampai 200 bungkus kacang oven.

Seluruh proses produksi dia lakukan sendiri dengan melakukan banyak uji coba resep. Rusli harus melakukan sekitar lima hingga tujuh kali percobaan terlebih dahulu untuk menghasilkan produk yang berkualitas.

Untuk pengadaan bahan baku, dia berkerjasama dengan beberapa pemasok. Awalnya dia memasarkan produk lewat sistem titip jual ke toko-toko kue dan oleh-oleh. Namun cara ini tidak terlalu berhasil mendongkrak penjualan Kacang Brusli. Apalagi waktu itu kemasan yang digunakan masih sangat sederhana dan tidak menggunakan vacum. Ini membuat kacang oven miliknya cepat basi. Merasa penjualan tidak bagus, laki-laki yang lebih akrab disapa Rusli ini sempat beralih usaha dengan membuka usaha baru yaitu kebab. “Karena waktu itu sedang tren usaha kebab,” jelasnya.

Tahun 2008 dia mulai membuka usaha kebab yang diberi nama D’Brusli Kebab tersebut. Tidak ingin bisnis makanannya bernasib sama, Rusli menyajikan menu lainnya seperti burger, hotdog, nachos, dan lainnya.

Selang setahun, dia mulai mengembangkan usahanya dengan menawarkan kemitraan. Sayangnya, saat ini, dia sudah menutup tawaran kemitraannya karena kebanyakan mitranya sudah tidak mengikuti saran manajemen. Namun, tiga gerai kebab pribadinya di Surabaya tetap berjalan.

Seiring berjalannya waktu, di tahun 2010, dia mendapat kesempatan untuk ikut ajang pameran usaha mikro. Di sinilah, laki-laki yang gemar jalan-jalan ini kembali memperkenalkan Kacang Brusli buatannya.

Dari sinilah titik balik usaha kacang oven miliknya. Produk Kacang Brusli yang dia jual cukup menarik perhatian pengunjung dan konsumen. Akhirnya, dia kembali memproduksi Kacang Brusli dan membuka keagenan. Saat itu, Rusli sudah makin mengembangkan media promosi yang digunakan yakni dengan menggunakan media digital.

Dia juga memperbaiki pemasaran dengan mulai menggunakan kemasan vacum agar kacangnya lebih tahan lama. Bila dibandingkan dengan kemasan biasa, kacang oven dengan kemasan vacum dapat bertahan selama empat bulan.

Rusli mengaku, usaha kacang oven ini masih memiliki potensi yang besar untuk berkembang. Sebab, belum ada banyak pengusaha yang menjual produk sejenis seperti dirinya. Kini selain terus mengembangkan usaha kacang oven, Rusli tetap masih membuka peluang untuk pelatihan pembuatan kebab, burger, dan menu lainnya yang dijual di D'Brusli Cafe.      n

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×