kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menjajal geprekan bisnis Ayam Si Emak


Kamis, 08 Februari 2018 / 11:30 WIB
Menjajal geprekan bisnis Ayam Si Emak


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Citarasa pedas mengundang banyak penggemar. Seperti menu ayam geprek yang ternyata disukai oleh penikmat kuliner. Gerai yang ayam geprek pun terus bermunculan. 

Salah satunya Geprek Si Emak asal Surabaya, Jawa Timur. Berdiri sejak Juli 2017, Geprek Si Emak langsung menawarkan kemitraan Agustus 2017. “Kami buka kemitraan cepat karena ada beberapa permintaan di instagram,” terang Fahrani Lintang Putri, Marketing Geprek Si Emak. 

Meski baru saja berdiri, Geprek Si Emak sudah memiliki 61 gerai yang tersebar di seluruh Indonesia. Rani, sapaan akrab Fahrani mengatakan ada tiga paket investasi yang ditawarkan, yaitu Paket Silver Rp 8 juta, Paket Gold Rp 9 juta dan Paket Platinum Rp 10 juta. 

Dengan modal tersebut, mitra di semua paket akan mendapatkan lumpang, gas torch, celemek, brosur promosi 1.000 lembar, x-banner dan bahan baku awal 250 porsi. “Untuk fasilitas booth atau gerobak, kami sediakan mulai Paket Gold dan Paket Platinum. Di dua paket itu akan dapat booth portable dengan ukuran yang berbeda,” jelas Rani. Selain dibedakan dengan fasilitas booth, perbedaan ketiga paket juga ada pada jumlah peralatan dan perlengkapan usaha. 

Geprek Si Emak menawarkan aneka menu, seperti paket nasi ayam geprek, paket nasi ayam geprek keju, paket nasi ayam geprek mozarella, nasi ayam geprek sambal matah dan nasi ayam geprek telur asin. Aneka menu ayam geprek tersebut dibanderol antara Rp 10.000 – Rp 18.000 per porsi. “Harga tersebut merupakan standar kami. Tapi kami tidak patok harga harus sama. Mitra bisa mengubah sesuai dengan harga bahan baku dan pangsa pasar,” kata Rani. 

Ia mengatakan rata-rata penjualan gerai Geprek Si Emak dalam sehari bisa mencapai 100 porsi. Perkiraan omzet yang didapat sekitar Rp 45 juta–Rp 50 juta. Laba bersih yang dikantongi mitra berkisar 40% - 45% dari omzet. Mitra diperkirakan bisa balik modal sekitar satu hingga tiga bulan. 

“Tak ada royalti bulanan. Mitra hanya perlu membeli bahan baku tepung di pusat," ujar Rani.  Harga tepung Rp 60.000 per kilogram, bisa untuk 50 porsi.     

Soal target penambahan gerai tahun ini, Rani menjelaskan jika pihak pusat mau menambah gerai sebanyak mungkin selagi bisa merambah daerah lain. Tidak ada patokan target pasti untuk penambahan gerai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×