kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menjejak empuknya bisnis sandal hotel


Kamis, 17 Juli 2014 / 14:03 WIB
Menjejak empuknya bisnis sandal hotel
ILUSTRASI. Pengamat Teknologi Informasi meminta agar dalam pembahasan RUU ITE ini dapat memperjelas berbagai pasal karet yang ada di dalamnya. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/hp.


Reporter: Sri Sayekti | Editor: Tri Adi

Suvenir hotel yang satu ini sangat diminati oleh tamu hotel. Ya, itulah slipper alias sandal hotel. Selain memang nyaman dipakai sebagai alas kaki saat menginap di hotel, biasanya tamu akan membawa pulang sandal tersebut sebagai kenang-kenangan.

Itu sebabnya setiap hotel senantiasa menyediakan sandal bagi tamu. Agar terjamin ketersediaan stok sandal, biasanya setiap hotel tidak hanya membeli dari satu pemasok. Tidak heran apabila pelaku usaha sandal hotel terus bermunculan hingga saat ini.

Salah satu pemain lama usaha sandal hotel adalah Benz Raja Sandal, yang telah berkiprah sejak tahun 2006. Wellanti Silitonga, staf pemasaran Benz Raja Sandal, mengakui semakin banyak pesaing dari usaha yang berlokasi di Ciapus, Bogor Jawa Barat itu. “Kunci kami untuk bersaing adalah menjaga kualitas. Apabila harga bahan baku naik, kami akan beritahukan ke pelanggan,” tutur Wellanti.

Benz Raja Sandal saat ini mampu menjual sekitar 30.000 pasang sandal per bulan. Jumlah itu untuk memasok antara tiga hotel hingga lima hotel.

Harga sandal yang dijual Benz Raja Sandal mulai dari Rp 2.000 hingga Rp 10.000 per pasang, bergantung pada kualitas dan bahan baku yang diminta pembelinya. Sandal termurah adalah sandal berbahan spons yang berwarna putih polos. Adapun sandal yang terbuat dari bahan batik dan bahan handuk, harga jualnya lebih tinggi ketimbang sandal berbahan spons.

Pemesanan minimal sebanyak 3.000 pasang untuk pelanggan hotel. Waktu yang dibutuhkan sejak pemesanan sandal, yang ditentukan berdasar keluarnya surat order dari hotel, hingga sandal dikirim, menurut Wellanti, mencapai satu bulan. Kapasitas produksi Benz Raja Sandal kini 30.000 pasang sandal per bulan, dengan tenaga kerja sebanyak 15 orang.

Pelanggan Benz Raja Sandal, selain berasal dari hotel di Jabodetabek, juga menjangkau hotel di berbagai daerah seperti Makassar, Bali, dan Jambi. Sistem pemasaran online dilakukan melalui situs web mereka.


Terkerek hotel baru

Seiring dengan pertumbuhan bisnis hotel, peluang menjadi pemasok sandal hotel pun ikut terbuka. Simak saja pengalaman Dewi dan beberapa rekannya yang menjalani usaha sandal hotel sejak 2 tahun lalu. Karena pernah bekerja di hotel, Dewi menyadari tingginya kebutuhan hotel terhadap alas kaki. Ia juga mafhum bahwa setiap hotel biasanya membeli dari beberapa pemasok. “Karena ada pemasok yang sudah kewalahan menerima order, sehingga tidak sanggup lagi menerima pesanan baru,” tutur Dewi.

Namun, Dewi tidak memerinci jumlah modal awal yang ia keluarkan saat mengibarkan bendera CV Pilar di Yogyakarta. Alasan dia, alat-alat produksi, seperti mesin jahit dan mesin potong, sudah dimiliki sebelum memulai bisnis itu.

Saat awal merintis usahanya, Dewi banyak menerima order dari hotel yang perlu pemasok baru. Kini, Pilar menjalin 10 hotel yang rutin mengorder. Pelanggan mereka tak hanya hotel di Yogyakarta, Solo, dan Magelang, tapi juga hotel di Jakarta, Depok, Tangerang, Balikpapan, Palangkaraya, Sorong, bahkan guest house di Australia. Pelanggan Pilar tersebar di berbagai kota berkat pemasaran online, dengan membuka situs di internet.

Harga sandal hotel buatan CV Pilar berkisar dari Rp 1.950 per pasang hingga Rp 10.000 per pasang, tergantung dari kualitas pada bahan yang diminta pembeli. Harga itu tidak termasuk biaya pengiriman.

Sandal seharga Rp 1.950 adalah sandal hotel polos, dengan ketebalan 4 mm, tanpa sablon logo hotel. “Biaya sablon logo Rp 100 per warna,” tutur Dewi. Pilar menetapkan batas minimal pembelian adalah 1.000 pasang per order.

Rata-rata setiap hotel memesan 1.000 pasang per bulan. Namun ada juga hotel yang rutin memesan 5.000 pasang per bulan. Kebanyakan pembeli memilih sandal yang kisaran harganya Rp 2.000 hingga Rp 3.000 per pasang.

Saat ini, omzet penjualan sandal Pilar adalah 20.000 pasang sandal per bulan. “Tingkat keuntungannya sekitar 20% hingga 30%,” ujar Dewi.

Sejak awal membuka usaha sandal hotel, Dewi memiliki empat orang penjahit dan dua  orang tukang potong. Namun jika order  melonjak, ia mengerahkan tenaga penjahit lepas. Rata-rata, tiga orang pekerja Pilar bisa menghasilkan 1.000 pasang sandal dalam waktu tiga hari.

Menurut Dewi, yang menyita waktu bukan proses produksi sandal, tapi negosiasi dengan pihak hotel. “Biasanya yang lama itu menunggu surat order keluar, sedang kami harus cek antrean produksi,” tutur Dewi.


Menjual ke pabrik

Kehadiran hotel-hotel baru semakin memperlancar roda produksi Pilar. Dewi cs tengah memproduksi sandal untuk sebuah hotel yang baru akan beroperasi. Hal ini membuat Dewi makin mantap menjalani usahanya. “Prospek dan peluang bisnis ini menurut saya baik sekali. Bagi hotel, menyediakan sandal merupakan biaya. Mereka tahu sandal hotel pasti akan dibawa pulang oleh tamu,” tutur Dewi.

Seandainya hotel tak lagi memesan sandal sekalipun, pebisnis bisa mencari pasar baru. Jangan lupa, yang membutuhkan sandal di dalam ruangan tidak hotel saja. Dewi, misalnya, selain menjual sandal ke hotel, juga mengincar pasangan yang hendak menikah. Banyak pasangan yang membagikan semacam sandal hotel ke para tamunya, sebagai suvenir.

Jurus untuk melebarkan pasar juga ditempuh Mitra. Bahkan, sasaran mereka lebih luas lagi, termasuk pabrik. “Sudah banyak pabrik yang menyediakan sandal bagi karyawan mereka,” tutur Dewi. Pembeli lain yang potensial, menurut Dewi, adalah rumahsakit yang menyediakan sandal untuk pasien rawat inap. “Kami sudah mengantongi order dari rumahsakit di Cirebon, Serang, Depok, dan Tangerang,” ujar Dewi.

Menurut Wellanti, pelanggan sandal Benz Raja Sandal dari sektor industri di luar hotel  memang masih kecil. Saat ini, komposisinya, “Sekitar 80% pesanan dari hotel. Sisanya dari luar hotel,” ujar dia.

Pelanggan di luar hotel yang biasa memesan di Benz Raja antara lain laboratorium, penerbit majalah yang ingin membagikan sandal sebagai bonus ke pelanggannya, perkantoran, dan beberapa rumahsakit. Ada pula pelanggan yang memesan untuk suvenir pernikahan. ”Pelanggan sektor non hotel masih belum rutin ordernya,” ujar Wellanti. Khusus bagi pelanggan non hotel, Benz Raja Sandal menetapkan batas minimal pemesanan 500 pasang.

Pasar yang luas itu bisa menjadi lahan bisnis yang memadai bagi pemain lama maupun wajah-wajah baru. Yang penting, seperti bisnis lainnya, Anda harus inovatif dalam menyediakan produk yang berkualitas dan harga yang terjangkau.

Nah, tertarik menjejak bisnis alas kaki?                           

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×