kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menjual rumah kucing hingga produk daur ulang


Selasa, 24 November 2015 / 15:26 WIB
Menjual rumah kucing hingga produk daur ulang


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Tri Adi

Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), pelaku usaha di Indonesia dituntut semakin kreatif untuk berkembang. Bisnis start up kini menjadi bidikan banyak pelaku usaha pemula untuk memasarkan produk yang dinilai menjangkau komunitas tertentu. Selain biaya pemasaran yang minim, bisnis start up diklaim mampu menjangkau pasar yang luas.

Di era globalisasi seperti saat ini, bisnis start up berkembang sangat pesat. Tidak hanya sekadar kebutuhan kuliner dan jasa transportasi yang menyedot perhatian publik, bisnis start up telah dimanfaatkan oleh banyak pelaku usaha yang sebelumnya tak terbayang di benak banyak orang.

Salah satunya adalah Donny Revangga Aditya dari Surabaya. Pria berumur 23 tahun ini mendirikan usaha Wahana Modular Cat Housing pada Februari 2015. Dia mengaku perkembangan komunitas pecinta kucing di Indonesia jadi ide untuk membangun bisnis rumah kucing ini.

Tak hanya memproduksi rumah kucing dengan beberapa desain menarik, namun, dia juga menjual beberapa furnitur arena bermain kucing yang sesuai dengan keinginan pelanggan.

Donny mengaku berani terjun ke usaha start up karena melihat peluang dan prospek yang menjanjikan. Apalagi dengan pemasaran online akan menjangkau pelanggan di seluruh tempat. "Dengan menggunakan pemasaran online, secara tidak langsung bisa menyimpan dana untuk kebutuhan lain," ujarnya.

Donny mengklaim, keunggulan lainnya yang ditawarkan saat menjalankan bisnis start up adalah sebagian besar komunitas pecinta kucing yang diajak kerjasama berasal dari berbagai media sosial, seperti Facebook, Instagram, dan Twitter. "Sudah sekitar 60 komunitas-70 komunitas aktif yang kami temui melalui online dan bisa sharing mengenai desain rumah kucing," kata Donny.

Bicara soal proses pembuatan rumah kucing itu tidak terbilang lama. Donny mengatakan, mulai desain menggunakan komputer, membuatnya menggunakan kayu dan mengolahnya hingga jadi rumah kucing butuh waktu dua minggu. "Karena barang jadi belum disiapkan, untuk saat ini barang yang dibeli khusus custom atau permintaan pelanggan saja," sebut dia.

Harganya pun beragam mulai dari Rp 800.000 hingga Rp 9 juta tergantung desain dan tingkat kesulitannya. Donny mengaku dalam satu hari sekitar 9 rumah-10 rumah kucing atau arena permainannya terjual. Dia bilang, omzet yang didapat per bulan mencapai puluhan juta rupiah.

Pelaku usaha lainnya yang merasa diuntungkan dengan menjajakan bisnis start up adalah Nina Nuraniyah dari Bogor. Mendirikan usaha Greenna, yakni lembaga sosial dengan fokus kegiatan pengelolaan sampah ini pada Maret 2015. Nina menyebut berbagai hal dapat dilakukan dengan menjalankan bisnis start-up miliknya ini, mulai dari penjualan, menjangkau komunitas pecinta lingkungan, hingga mengedukasi masyarakat lewat bisnis pun jadi hal positif baginya.

Nina pun berhasil menghasilkan produk ramah lingkungan seperti produk clutch, kotak laptop, tempat pensil, kotak kosmetik, dan lainnya. Harga yang dibanderol dari Rp 15.000-Rp 150.000 per piece. Dalam sebulan, Nina mengaku bisa mengantongi omzet hingga Rp 6 juta dari usaha ini.              

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×