kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menyeruput segar bisnis es krim Korea


Rabu, 15 Juli 2015 / 10:10 WIB
Menyeruput segar bisnis es krim Korea


Reporter: Silvana Maya Pratiwi | Editor: Tri Adi

Popularitas es krim khas Korea atau yang dikenal dengan sebutan Jipang Yi ini memang sedang tinggi di Indonesia. Bentuknya yang khas seperti tongkat atau huruf J ini mampu menarik perhatian konsumen untuk mencicipi. Wajar saja, jika banyak pelaku bisnis melirik usaha ini sebagai salah satu pemasukan keuangan mereka.

Salah satunya yang memanfaatkan tren es krim ini adalah Erik Rusli yang mengusung nama usaha Nami Es Krim. Gerai pertamanya berdiri Agustus 2014 di ITC Mangga Dua, Jakarta. Kemudian sejak Maret 2015 ia resmi menawarkan kemitraan. Saat ini, Nami Es Krim sudah memiliki enam gerai yang beroperasi di Jabodetabek seperti Jakarta Barat dan Utara. Dari semua gerai yang sudah beroperasi, empat milik mitra dan dua milik pusat.

Jika Anda tertarik bergabung, Erik menawarkan paket investasi senilai Rp 75 juta. Fasilitas yang didapat mitra antara lain perlengkapan seperti satu mesin es krim tiga keran dengan dua rasa, satu booth ukuran 2 meter (m) x 2 m, dan cone sebanyak 200 buah.

Kerjasama usaha berlangsung selama dua tahun. Jika mitra ingin memperpanjang kontrak, tidak akan dikenakan biaya tambahan dan pihak pusat tidak menerapkan biaya royalti. Namun, bahan baku utama seperti cone dan bubuk es krim wajib dipasok dari pusat.
Cermati lokasi usaha

Nami Es Krim menyajikan berbagai aneka varian rasa mulai dari cokleat, vanilla, dan original. “Dalam waktu dekat ini kami akan meluncurkan varian rasa greentea, oreo, dan buah bit,” ujarnya.

Varian rasa yang beragam itulah yang menjadi keunikan usahanya dibanding para kompetitor. Selain itu, Erik mengaku memproduksi sendiri cone yang menyerupai bentuk tongkat tersebut. Harga jual es krim dibanderol Rp 15.000 per buah.

Eko menargetkan dalam sebulan mitra bisa mencetak penjualan es krim sebanyak 3.000 cone. Sehingga omzet yang didapat mitra bisa mencapai Rp 45 juta per bulan. Setelah dikurangi biaya bahan baku, sewa tempat, gaji pegawai dan biaya operasional lainnya, mitra bisa meraup laba bersih di atas 60% dari omzet. Sehingga target balik modal bisa kurang dari setahun.

Untuk luas tempat usaha, mitra wajib menyiapkan lokasi minimal seluas 4 meter persegi (m²) dan karyawan minimal dua orang. Eko menyarankan mitra untuk berjualan di pusat-pusat keramaian seperti mal. Targetnya, tahun ini dia bisa memiliki 20 mitra usaha.

Pietra Sarosa, pengamat waralaba menilai, lantaran sedang tren potensi bisnisnya akan bagus. Namun yang terpenting mitra harus cermat mencari lokasi penjualan yang strategis. “Kadang konsumen tidak melihat merek. Kalau ketemu di mal, mereka langsung beli tanpa mempedulikan merek,” katanya.

Meski begitu, manajemen pusat tetap harus rajin berpromosi lewat iklan maupun aktif di media sosial agar merek usaha dikenal.   

Nami Es Krim
Duri Kepa, Jalan Mangga Blok A No. 23, Jakarta Barat
Telp. 081315151562

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×