kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menyibak peluang kemitraan usaha warung seblak


Selasa, 06 Juni 2017 / 17:09 WIB
Menyibak peluang kemitraan usaha warung seblak


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Seblak, makanan khas Bandung makin populer. Camilan ini pedas ini ternyata juga pas dengan lidah sebagian masyarakat negeri ini. Buktinya, gerai seblak menjamur ke luar Bandung.

Salah satunya, Seblak Mangkelno asal Surabaya, Jawa Timur. Bisnis besutan Ahmad Muflikun ini mulai buka awal tahun 2016 di Menganti, Surabaya.

Kini, Ahmad sudah menambah tiga gerai baru. Dia mengaku, gerainya laris lantaran belum ada menu seblak di kota pahlawan ini. "Jadi, seperti menu baru. Apalagi, rasa penasaran orang Surabaya tinggi," katanya. 

Untuk menyesuaikan rasa seblak dengan lidah lokal, Ahmad menggunakan kencur bubuk. Ia menyajikan empat level kepedasan, yakni  pedas semriwing, pedas ajah, pedas super dan pedas super duper. Setiap menu ada taburan wajib, berupa sosis, telur dan bakso.

Menu seblak sendiri terdiri dari dua, seblak mie dan seblak siomay. Agar tak bosan, Ahmad juga menawarkan menu lainnya, seperti  mie mangkelno. Harga jualnya Rp 12.000 sampai

Rp 18.000 per porsi.

Sudah mendapatkan respon positif, pekan depan Seblak Mangkelno bakal meluncurkan kemitraan usaha. Ahmad mengemas dua paket kemitraan gerai. Pertama, paket full operation dengan modal Rp 5 juta.

Fasilitas yang didapatkan mitra adalah booth, perlengkapan memasak dan bahan baku awal. Karena dioperasikan oleh pusat, maka mitra akan mendapat bagi hasil keuntungan sebesar 70%. 

Kedua, paket seharga

Rp 20 juta. Dengan modal tersebut, fasilitas yang didapatkan mitra adalah booth, bahan baku awal sebanyak 200 porsi, pelatihan dan peralatan dan perlengkapan memasak.

Untuk paket ini, mitra yang menjalankan usahanya sendiri. Sedangkan, untuk bahan bakunya wajib diambil dari pusat. 

Berdasarkan perhitungan Ahmad, waktu balik modal yang dibutuhkan mitra hanya sekitar delapan bulan. Dengan catatan, setiap hari mitra bisa menjual sekitar 50 porsi seblak. Bila dikalkulasi, omzet saban harinya mencapai Rp 580.000, setelah dipotong biaya bahan baku dan operasional, laba bersih mitra 50% dari omzet.

Untuk tahun ini, Ahmad masih belum mau memasang target mitra karena penawarannya masih terhitung baru. Dan, untuk mendapatkan konsumen dia banyak menggunakan media digital sebagai alat promosi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×