kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45936,64   8,28   0.89%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menyimak cermat cerita pelung burger


Minggu, 10 Desember 2017 / 10:30 WIB
Menyimak cermat cerita pelung burger


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Roti dengan isian daging dan keju meleleh alias burger memang sudah tak asing lagi di lidah orang Indonesia. Penggemarnya pun terus bertambah, hingga mengundang pelaku usaha mencicipi gurih bisnis burger. 

Salah satunya, Burgerstory asal Depok, Jawa Barat. Berdiri sejak setahun lalu, Burgerstory membuka peluang kemitraan pada Agustus 2017. Saat ini sudah ada enam gerai mitra Burgerstory yang berdiri di sekitar Depok, Bogor, Cimanggis, dan Pasar Rebo. Sementara gerai pusat hanya  berjumlah satu unit.

Tenny Daud, pemilik Burgerstory menawarkan paket kemitraan senilai Rp 75 juta untuk kerjasama selama lima tahun. Selain itu, mitra  mendapat fasilitas renovasi tempat usaha, peralatan memasak, paket meja dan kursi, perlengkapan usaha, kemasan, pelatihan karyawan dan bahan baku awal sebanyak 100 porsi. 

Gerai Burgerstory berkonsep mini food container. Seluruh disain dan renovasi gerai sudah termasuk dalam paket, calon mitra hanya perlu menyediakan tempat usaha berukuran 4x4 m2. 

Burgerstory menawarkan aneka menu burger, seperti beefstory, beef cheese, chicken story, chicken cheese, fish story, fish cheese, bbq story, hot dog dan lainnya. Aneka menu tersebut dibanderol mulai Rp 20.000-Rp 38.000 per porsi. Di luar porsi satuan, ada juga menu paket mulai Rp 25.000. Konsumen juga bisa menambah topping.  

Dalam sehari, penjualan berkisar 50 porsi. Perkiraan omzet per bulan sekitar Rp 40 juta-Rp 50 juta. Namun, pencapaian omzet sangat bergantung pada lokasi. Balik modal bisa dicapai pada bulan ke-5 sampai ke-6.  "Yang jelas kurang dari satu tahun," tutur Tenny. 

Mitra wajib membeli pasokan bahan baku seperti roti, patty daging burger dan saus ke pusat dan membayar franchise fee per tahun sebesar Rp 10 juta-Rp 15 juta, berdasar jumlah omzet. "Kami akan lihat omzetnya, ada kategorinya tersendiri itu," ungkap Tenny. 

Tahun 2018, Tenny menargetkan bisa merangkul mitra dari luar Jabodetabek. "Targetnya bisa nambah 100 gerai lagi di seluruh Indonesia," tandasnya.

Levita G. Supit, Ketua Umum Perhimpunan Waralaba & Lisensi Indonesia (WALI) berpendapat, prospek bisnis burger di Indonesia masih baik. Pasalnya, sudah cukup lama masuk ke Indonesia dan cita rasanya sudah melekat di lidah orang Indonesia. 

Namun, lantaran burger bukanlah makanan utama, mitra tak boleh mengandalkan menu ini saja.  "Butuh variasi menu lain karena pasar Indonesia bisa jenuh. Selain itu, pusat harus punya  spesialisasi karena persaingan tambah ketat," katanya.  

Burgerstory
Permata Puri 1, Radar Auri, Cisalak, Cimanggis, Depok, Jawa Barat
HP. 082114661446

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×