kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Meracik hoki budidaya ikan mas koki


Selasa, 19 Desember 2017 / 10:10 WIB
Meracik hoki budidaya ikan mas koki


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Ikan mas koki menjadi salah satu jenis ikan hias favorit para pehobi. Ukurannya yang kecil dan bentuknya yang lucu serta warna cerah menjadi daya tariknya. Belakangan, sebagian pehobi mulai tertarik dengan ikan mas koki mata balon karena bentuknya yang unik seperti terdapat gelembung di sisi matanya. 

Asal tahu saja, ikan mungil ini berasal dari China. Lantas, mulai masuk ke pasar akuatik di Indonesia sekitar tahun 1990-an.  

Julius Widjaja, pembudidaya ikan asal Tulungagung, Jawa Timur, mengatakan, ikan ini sempat naik daun beberapa bulan paska masuk ke Indonesia. Kemudian, sempat kalah pamor dengan ikan lainnya karena dianggap susah perawatannya. Tapi, sekitar lima tahun lalu, si koki kembali naik daun karena terdapat perlombaan. "Memang ketenaran ikan itu bergulir," katanya. 

Julius sudah membudidayakan ikan mas koki sejak tahun 1995. Penangkarannya ada di Tulungagung dengan luas 1.100 m2. Saat ini, dia memiliki ribuan jenis ikan koki mata balon yang siap jual dan jenis ikan hias lainnya. 

Menurutnya, potensi pasar ikan koki impor masih cukup bagus untuk kedepan. Dalam sebulan, dia bisa menjual sekitar 2.000 ekor ikan koki mata balon ke sekitar 200 tengkulak yang berada di Tulungagung dan kota-kota lainnya. Julius menjual ikan mulai Rp 2.500-Rp 3.500 per ekor untuk anakan, dan 
Rp 50.000 untuk indukan. 

Untuk pengiriman, Julius menggunakan jasa logistik khusus, baik lewat jalur darat, air atau udara, menyesuaikan lokasi konsumen.  Dia mengaku untuk promosi hanya mengandalkan rekomendasi.  

Pembudidaya lainnya adalah Miftah Farid asal Tulungagung, Jawa Timur. Miftah mengembangbiakkan ikan mas koki mata balon ini sejak tahun 2005.   

Meski tak sedang booming, potensi pasar ikan hias ini masih tetap bagus. Penjualannya selalu stabil. Dia pun melihat, peluang bisnis ikan mas koki ini kian terbuka karena peminat ikan hias makin meningkat.   

Hanya, harga jual ikan mas koki ini cenderung fluktuatif. Harga jualnya menyesuaikan stok dan cuaca. Asal tahu saja, ikan ini cukup sulit dikembangbiakkan saat musim pancaroba dan juga musim hujan dengan intensitas curah hujan tinggi.  

Seperti sekarang, Miftah membanderol sekitar Rp 40.000 sampai Rp 50.000 per ekor untuk indukan. Saat itu, dia memiliki sekitar 500 ekor ikan siap jual. Namun, dia enggan menyebutkan total penjualan per bulan.  

Pembeli ikan mas koki mata balon ini datang dari berbagai wilayah di Indonesia. Miftah menggunakan jalur darat dalam pengiriman di Pulau Jawa dan Bali. Sedangkan, untuk luar daerah tersebut menggunakan kargo pesawat.               

Gelembung rentan pecah, si koki butuh perhatian khusus 

Mempunyai gelembung berisi cairan di sisi kedua matanya, membuat ikan mas koki mata balon ini harus mendapat perawatan khusus. Bila salah pemeliharaan, gelembung dimatanya dapat pecah dan tak dapat tumbuh dengan sempurna kembali. 

Julius Widjaja, pembudidaya ikan hias asal Tulungagung, Jawa Timur menjelaskan, penempatan filter alias alat penyaring harus cukup jauh atau dengan desain khusus, supaya ikan tidak tersedot dan bisa mengakibatkan pecahnya gelembung. "Lubang di filter harus dibuat khusus dengan perhitungan yang tepat," katanya. 

Untuk menjaga agar ikan tidak stres, ikan mas koki mata balon harus dibuat puasa sekitar empat hari saat baru menempati akuarium baru. Tujuannya, agar ikan tidak keracunan oleh tingginya kadar nitrit dalam air akuarium. 

Sebab, saat sekresi ikan belum terkelola dengan sempurna dan ikan sudah diberikan pakan, otomatis kadar nitrit bakal tinggi dan menjadi racun. "Tak perlu khawatir ikan tak bakal mati paling dia hanya kurus tapi nanti akan kembali segar saat mulai diberikan pakan," tambahnya. Pakannya adalah cacing darah beku dan pakan pabrikan. 

Sebaiknya, pakan diberikan dua kali sehari, pagi dan sore. Bila berlebihan ikan dapat mati. Perlu diingat ikan ini memang nampak selalu minta makan. 

Meski terdapat filter dalam akuarium, baiknya dalam waktu satu minggu sekali air harus diganti. Caranya, buang air dalam akuarium sebanyak 25% lalu ditambahkan dengan air baru. 

Julius mengingatkan ikan ini cukup mudah terkena penyakit baik penyakit jamur ataupun virus. Untuk pencegahannya dapat dilakukan dengan perawatan dan penggantian air akuarium yang rutin dan pemberian obat kimia saat sudah terkena penyakit. 

Ikan mas koki juga dapat dibudidayakan di kolam luar ruangan. Cara pemindahannya pun sama dengan sebelumnya. Hanya, pada kolam tersebut diberikan alga dan lampu UV untuk menjaga suhu air agar warna ikan tidak pucat. 

Saat berumur enam bulan, mas koki mata balon sudah dapat dikawinkan. Jantan dan betina disatukan dalam kolam pada pagi hari dan menjelang sore, si betina harus diangkat untuk dipindahkan ke kolam lain. 

Telur akan menetas dalam dua sampai tiga hari. "Agar tidak dimakan oleh indukan, anak ikan dipisah di kolam lain. Kutu air dapat menjadi pakan dan diberikan pada hari ketiga," jelas Julius. 

Miftah Farid, pembudidaya lainnya asal Tulungagung, Jawa Timur mengaku bila gelembung yang ada di mata ikan ini sangat sensitif, sehingga harus dijauhkan dari permukaan yang kasar. 

Dia menganjurkan penggantian air saat sudah terlihat kotor atau ikan mulai berenang ke permukaan. Saat itu, air dalam akuarium dapat diganti setengah dan digantikan dengan yang baru. 

Selanjutnya, pemberian pakan cacing beku sebaiknya diusahakan jangan berlebihan karena bisa membuat air cepat kotor dan ikan kekeyangan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×