kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meracik laba dari resto sop buntut


Jumat, 13 Desember 2013 / 16:28 WIB
Meracik laba dari resto sop buntut
Extraordinary Attorney Woo dibintangi Park Eun Bin menjadi drakor terpopuler di minggu ketiga bulan Juli tahun 2022 dan menguasai selama 4 minggu berturut-turut.


Reporter: Revi Yohana, Pratama Guitarra | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Kuliner bercita rasa tradisional memiliki tempat tersendiri bagi konsumen di tanah air. Tak heran, banyak pelaku usaha kuliner yang tertarik menggeluti usaha kuliner tradisional. Salah satunya, Parman pemilik Sop Buntut Yang Goprak di Magetan, Jawa Timur.

Usaha yang dirintis sejak lima tahun silam ini menyajikan menu andalan sop buntut. Selain itu, ada pula sop buntut goreng, dan ayam penyet. Parman meracik sendiri bumbu khusus untuk menu sop. Sementara, ayam penyet dimasak dengan cara yang khas. "Kami punya cara khusus agar ayam penyetnya punya rasa khas dan lezat," ujarnya.

Satu porsi menu dibanderol mulai Rp 9.000 hingga Rp 25.000. Sementara, aneka minuman seperti es cendol dijual Rp 5.000 per gelas.

Parman mengklaim, sajian menu sop buntut buatannya diminati konsumen. Makanya, ia berani menawarkan kemitraan sejak awal 2013. Saat ini, sudah ada empat gerai Sop Buntut Yang Goprak, yaitu di Magetan dan Yogyakarta. Dua gerai milik pusat, dan dua milik mitra.

Anda berminat? Parman mengemas dua paket usaha, yaitu tipe kedai dan tipe resto. Nilai investasi tipe kedai Rp 50 juta, sedangkan tipe resto Rp 75 juta.

Setiap paket sudah mencakup peralatan lengkap, brosur, x-banner, seragam karyawan, pelatihan, serta sistem operasional. "Kedua paket itu bedanya dari sisi luas tempat, serta banyaknya jumlah menu," jelas Parman.

Balik modal 10 bulan

Estimasi Parman, dalam sehari, mitra bisa menghabiskan 30 - 40 porsi makanan.  Gerai yang telah beroperasi bisa meraup omzet sekitar Rp 24 juta sebulan.

Dengan target laba bersih  35%, modal mitra bisa kembali dalam 9-10 bulan. "Biasanya untuk tipe resto bisa balik modal lebih cepat, karena omzetnya lebih besar," beber Parman.

Pusat mengutip biaya royalti 2% dari omzet bulanan mitra. Selain itu, mitra wajib membeli bahan baku dari pusat, seperti  bumbu sop dan ayam penyet. Kebijakan itu diterapkan untuk memastikan kesamaan kualitas dan rasa produk di setiap gerai Sop Buntut Yang Goprak.

Pengamat waralaba Khoerussalim Iksan menilai, usaha kuliner tradisional selalu punya prospek yang menarik. Namun, ia mengingatkan, pemain di bidang kuliner ini harus menggali  kreativitas supaya bisa memenangkan persaingan. "Harus ada sisi kreatifnya, baik dalam cara menjual maupun produknya," papar Khoerussalim.

Dari sisi penjualan, mitra bisa mencari cara-cara unik atau memberikan promo menarik. Sementara, dari sisi produk, mitra bisa membuat varian makanan yang berbeda sebagai menu tambahan. Kata Khoerussalim, dengan semakin banyak varian makanan yang pas, gerai bisa semakin ramai.

Selain itu, rasa yang enak dan kualitas makanan yang bagus juga harus diperhatikan. "Sebab, berkembangnya bisnis kuliner sangat bergantung dari kualitas dan rasa makanan yang enak," imbuhnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×