kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Minamas Plantation janji cegah kebakaran pada musim kemarau


Minggu, 20 Mei 2018 / 22:57 WIB
Minamas Plantation janji cegah kebakaran pada musim kemarau
ILUSTRASI.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meramal mulai Mei sampai September 2018, Indonesia akan memasuki musim kemarau. Kondisi ini menjadi tantangan bagi industri perkebunan kelapa sawit, salah satunya PT Minamas Plantation, untuk memastikan lahan di sekitar areal usahanya tidak mengalami kebakaran.

Haryanto Tedjawidjaja, President Direktur PT Minamas Plantation mengatakan, pihaknya sudah siap mengatasi kebakaran melalui program Desa Mandiri Cegah Api.

Haryanto menjamin melalui program ini, pihaknya dapat menerapkan konsep "zero burning" di wilayah usaha mereka. Bahkan dapat mencegah terjadinya kebakaran di sekitar anak usaha Minmas Plantation dengan radius hingga 5 kilometer.

“Minamas Plantation dan anak usahanya terus melakukan koordinasi dan komunikasi dengan semua pihak untuk dapat memantau terjadinya titik api di wilayah masing-masing, khususnya yang berada disekitar perkebunan masyarakat,” ujar Haryanto, akhir pekan ini.

Lanjut Haryanto, komitmen bebas api ini tidak hanya dilakukan di internal Minamas Plantation dan anak usahanya, namun juga di luar lingkup perusahaan yaitu dengan melakukan program bersama dengan masyarakat sekitar.

Program Desa Mandiri Cegah Ap ini merupakan salah satu program Minamas Plantation bersama masyarakat yang dimulai pada tahun 2014 di empat desa sekitar anak perusahaan. Di antaranya PT Bhumireksa Nusasejati (PT BNS) di Kabupaten Inhil, Riau. Di mana keempat desa tersebut merupakan desa dengan dengan topografi lahan gambut yang cukup luas.

Bahkan untuk memaksimalkan dalam mencegah terjadinya kebakaran, Minamas juga bekerja sama dengan LPPM Universitas Riau dengan pola pendampingan masyarakat. Tujuannya agar adanya perubahan perilaku masyarakat dalam membuka lahan dengan pola tanpa membakar.

Saat ini total area perkebunan Minamas mencapai 85.494 hektare dan penerima manfaat dari program ini mencapai 44.273 jiwa dari 24 desa yang berada di wilayah Sumatra dan Kalimantan sejak 2014.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×