kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Naik turun bisnis cuci mobil


Minggu, 20 April 2014 / 11:41 WIB
Naik turun bisnis cuci mobil
ILUSTRASI. Sejumlah pekerja berjalan keluar dari salah satu pabrik di Karawang, Jawa Barat, Senin (23/11/2020). ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar/foc.


Reporter: Tri Sulistiowati, Kornelis Pandu Wicaksono, Pratama Guitarra, Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Aktivitas masyarakat modern yang makin tinggi membuat kebanyakan orang sulit meluangkan waktu untuk merawat kendaraan pribadinya. Padahal, mobil atau sepeda motor juga butuh dibersihkan dan dirawat agar kembali tampil kinclong. Oleh sebab itu, membawa kendaraan ke pencucian mobil dan salon mobil bisa jadi pilihan yang paling praktis.

Kondisi ini yang membuat bisnis jasa cuci mobil dan salon mobil tetap mekar. Sejumlah pengusaha salon mobil pun berani mengembangkan bisnisnya dengan cara menawarkan kemitraan. Beberapa di antaranya pernah KONTAN ulas seperti Cling Car Wash, Washy Washy Car Care Center, dan Q-Blink.

Memang, sekarang persaingan usaha salon kendaraan cukup tinggi. Sementara itu, mengontrol mitra usaha pun tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sehingga  butuh strategi yang matang agar bisnis terus berjalan. Simak ulasannya, berikut ini.

Cling Car Wash

Jasa cuci mobil  ini memulai beroperasi sejak tahun 2001. Pemilik Cling Car Wash mulai menawarkan peluang kemitraan pada tahun 2005. Saat diulas KONTAN pada Juni 2009, usaha salon mobil yang berlokasi di kawasan Bintaro ini sudah mempunyai tujuh gerai yang tersebar di Jakarta, Bali, dan Palembang.

Setelah enam tahun berlalu, mitra Cling Car Wash kini hanya tinggal satu yang masih eksis. Head Officer PT Cling Indonesia, Kemas Abdurahman, mengatakan, mitra tidak memperpanjang masa kontrak karena mereka sudah mengetahui sistem kerja dan akhirnya membuat usaha mandiri.

Meskipun begitu hingga kini mereka masih terus membuka tawaran kemitraan. Hanya saja, untuk saat ini ada sedikit perubahan untuk nilai investasi. Dulu, untuk bisa bergabung menjadi mitra, modal minimal sebesar Rp 170 juta dan dana maksimal sebesar RP 1,4 miliar. Saat ini, minimal investasi menjadi Rp 300 juta dan investasi maksimal menjadi Rp 1,5 miliar.

Besaran investasi tersebut dibagi menjadi tiga tipe. Pertama, Cling Classic dengan nilai investasi Rp 800 juta. Dengan modal itu, mitra akan mendapatkan tiga mesin hidrolik, starter obat-obatan untuk 50 mobil, desain tematik, seragam, sistem dan perlengkapan tambahan lainnya.

Kedua, Cling Corner dengan invetasi Rp 300 juta. Untuk paket ini mitra hanya bisa membuka layanan perawatan mobil. Paket ketiga, Cling Speedy Box seharga Rp 1,5 miliar. Omzet yang didapat dalam satu bulan sekitar
Rp 60 juta-Rp 70 juta. Setelah dipotong biaya operasional, bahan baku, dan biaya lainnya porsi laba bersih sekitar  20% dari omzet per bulan.

Untuk memastikan kinerja mitra sesuai dengan target, tim manajemen pusat selalu melakukan kontrol dan memberikan saran bila memang diperlukan. Pusat tidak mewajibkan para mitranya untuk membeli seluruh obat-obatan dari pusat.

Q-Blink

Q-Blink didirikan oleh Limas Kosim tahun 1989 di Medan, Sumatera Utara. Awalnya Q-Blink merupakan bengkel mobil sehat pro auto clinic. Pada 2012, Limas baru mendirikan usaha carwash dan menawarkan kemitraan pada tahun 2013.

Ketika KONTAN mengulas kemitraan ini tahun lalu, Q-Blink sudah memiliki 14 cabang miliki sendiri dan dua gerai milik mitra. Saat ini gerai mitra Q-Blink bertambah jadi lima gerai di Sumatera.

Limas bilang, meskipun jasa carwash Q-Blink menyasar ke kelas menengah, namun QBlink mampu memberikan pelayanan bintang lima. "Hal itu yang membuat kemitraan Q-Blink semakin berkembang," kata Limas.

Selain itu, Q-Blink menawarkan hingga 30 jenis layanan cuci mobil seperti healthy car wash. Setelah mobil dicuci, dilanjutkan mobil akan masuk proses plasma ionisasi yang diklaim mampu membunuh bakteri di dalam interior. "Tarif cuci belum berubah, masih sekitar Rp 55.000 sampai Rp 450.000 sekali cuci," katanya.

Q-Blink masih menawarkan tiga paket kemitraan dan investasinya pun belum berubah. Pertama, paket ekspres dengan dana investasi Rp 50 juta. Paket ini hanya menawarkan jasa car beauty salon. Luas tempat yang dibutuhkan untuk paket ini 60 meter persegi (m2).

Kedua, paket mini dengan biaya investasi Rp 125 juta. Paket ini terdiri dua layanan, yaitu car beauty salon dan paint coating. Tempat yang dibutuhkan seluas 100 m². Ketiga, paket workshop seharga Rp 1,5 miliar. Paket ini merupakan yang terlengkap yaitu menyediakan jasa cuci mobil, car beauty salon dan paint coating. Mitra perlu tempat seluas 900 m².

Setiap paket kerjasama berlaku selama lima hingga enam tahun. Paket investasi meliputi biaya, renovasi tempat, perlengkapan, seragam, serta bahan baku awal. Setiap bulan, mitra wajib membayar management fee 10% dari omzet.

Washy Washy Car Care Center

Washy Washy Car Care Center  merupakan usaha pencucian dan salon mobil di Bintaro, Tangerang, Banten. Usaha ini berdiri sejak 2006 dan baru resmi menawarkan kemitraan awal tahun 2012.

Ketika KONTAN mengulas kemitraan ini pada Juli 2012, Washy Washy sudah memiliki tiga gerai. Satu gerai milik sendiri dan dua lain milik mitra yang berlokasi di Jakarta dan Lampung. Saat kembali diulas pada Februari 2013, kemitraan Washy Washy ini tidak tumbuh. Dan hingga kini pun, mitranya masih belum bertambah.

Triyulianto, pemilik Washy Washy mengatakan, banyak calon mitra yang telah meminta bergabung dengan kemitraan ini,  namun semuanya tidak sesuai dengan kriteria yang diharapkan Tri. Ia bilang, rata-rata calon mitra yang datang terkendala dalam penentuan lokasi. " Lokasi tidak strategis,"ujar Tri.

Ia mengaku tidak mau gegabah dalam menerima mitra. Sebab menurutnya, jika asal-asalan maka gerainya tidak akan berkembang dan si calon mitra akan merugi. "Kita tidak mau seperti itu," ujarnya.

Meski kemitraannya tidak berkembang, Tri mengatakan pihaknya terus melakukan pemasaran terutama dari media sosial. Dalam kerjasama kemitraan ini, paket investasi yang ditawarkan Washy Washy belum berubah.

Pertama, paket bronze dengan investasi Rp 300 juta. Ini hanya diperuntukkan bagi mitra yang akan membuka salon mobil di mal atau lokasi yang banyak dilewati orang.

Mitra akan mendapatkan semua peralatan salon, perizinan, standar operasional (SOP) serta biaya pengurusan izin dan perpajakan yang dibutuhkan untuk memulai usaha ini. Estimasi omzet dalam sebulan sekitar Rp 50 juta.

Kedua, paket gold dengan investasi Rp 700 juta yang diperuntukkan bagi mitra yang akan membuka gerai cuci dan salon mobil. Mitra mendapatkan semua peralatan kebutuhan pencucian dan salon mobil. Di antaranya, empat mesin hidraulis dan bahan material pencucian mobil selama tiga bulan.Omzet perbulan diperkirakan sekitar Rp 80 juta.

Ketiga, paket platinum senilai Rp 800 juta. Mitra akan mendapatkan enam mesin hidrolik, bahan baku selama tiga bulan dan semua peralatan yang didapat di paket gold. Estimasi omzet per bulan sekitar Rp 130 juta.

Dari ketiga paket investasi ini, mitra akan mendapat keuntungan 30% dari omzet. Dengan laba tersebut, mitra bisa balik modal selama dua setengah sampai tiga tahun.

Tahun ini, Tri berencana menambah satu cabang. Sementara untuk kemitraan, ia mengaku tidak memiliki target. "Kami akan tetap selektif dalam memilih mitra yang sesuai kriteria,"  kata Tri.       

Konsultan waralaba, Evi Diah Puspitawati, menilai, secara keseluruhan bisnis pencucian mobil masih belum terlalu kuat untuk dikembangkan. Hal tersebut menurutnya disebabkan ada pemilik usaha yang masih baru namun sudah berani menawarkan kemitraan dengan sistem waralaba. "Sebelum kita tawarkan kemitraan, bisnisnya harus telah terbukti dahulu bagaimana kinerjanya," ujar Evi, kepada KONTAN (17/4).

Evi menjelaskan, kadang ada pemilik waralaba yang tidak siap dengan standar operasional sehingga kesulitan dalam mengembangkan mitra. Jika bisnis carwash  baru setahun beroperasi, lalu kemudian sesudah membuka tawaran kemitraan, akan terlihat bisnis tersebut masih terlalu dini untuk dikembangkan melalui waralaba.

Jika ternyata dalam perjalanannya mitra malah berkurang, menurut Evi, itu terjadi  karena ketidaksiapan pemilik usaha dalam mengelola operasional. "Mungkin mitra merasa tidak mendapatkan dukungan dalam program pemasaran," ucap Evi.

Ia melanjutkan, hal tersebut sangat penting supaya mitra merasa didukung atau dipantau oleh manajemen dari pusat atau pemilik. Memang dari sisi pemilik usaha, akan ada tambahan biaya jika membuat sistem pengawasan dan dukungan yang baik. Namun, hal itu akan lebih baik jika dilihat sebagai bentuk investasi supaya mendapatkan mitra yang lebih banyak.

Di samping tantangan tersebut, sebenarnya prospek bisnis pencucian mobil masih cukup baik. Ini dilihat dari pertumbuhan jumlah mobil yang beredar di jalan raya makin bejibun setiap tahunnya.                        

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×