kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nikmatnya melahap omzet bisnis tahu organik


Senin, 30 November 2015 / 14:57 WIB
Nikmatnya melahap omzet bisnis tahu organik


Reporter: Rani Nossar | Editor: Tri Adi

Siapa tak mengenal tahu? Makanan asal China ini sangat popular di Indonesia. Kini, tahu menjadi menu utama lauk pauk masyarakat di tanah air. Selain tahu jenis konvensional yang banyak beredar di pasaran, belakangan ini mulai bermunculan tahu organik. Proses pembuatannya diklaim tanpa zat pengawet. Dari bisnis ini, pelaku usaha bisa meraup omzet Rp 40 juta per bulan.

Kendati bukan kudapan asli Indonesia, tahu telah menjadi menu utama lauk pauk masyarakat di tanah air. Selain harganya terjangkau, kudapan yang terbuat dari kedelai ini memiliki rasa yang lezat dan tinggi kandungan proteinnya.

Selain tahu jenis konvensional yang banyak beredar di pasaran, belakangan ini mulai bermunculan tahu organik, yang proses pembuatannya diklaim tanpa menggunakan zat pengawet.

Salah seorang pebisnis tahu organik adalah Nurul Taufik Hidayah dengan brand produk Tahu Organik Pioneer di Sukoharjo, Jawa Tengah. Produksi tahu organik yang dijalankan Taufik merupakan usaha warisan ayahnya yang mulai berkecimpung di bisnis ini sejak tahun 1998 di bawah naungan CV Ngudi Rejeki.

Taufik bilang, pada awal berdiri, perusahaannya masih memproduksi tahu konvensional yang proses produksinya masih dilakukan dengan cara tradisional. Pada akhir 2013, Taufik mulai mengambil alih bisnis ayahnya dan langsung melakukan inovasi produk menjadi tahu organik.

Pada awal terjun ke bisnis tahu organik, Taufik mengaku hanya membutuhkan bahan baku 100 kilogram (kg) kedelai per hari. Kini, seiring besarnya permintaan konsumen terhadap tahu organik, ia butuh pasokan bahan baku kedelai hingga 250 kg dengan kapasitas 50 pak per hari.

Saat ini, Taufik memproduksi empat varian tahu organik seperti tahu organik original, tahu kuning sayur, tahu bacem siap saji, dan tahu organik bumbu yang tinggal digoreng. Harganya dibanderol Rp 3.500- Rp 5.000 per potong. “Yang paling laris tahu organik bumbu yang sudah dicampur rempah-rempah. Harganya Rp 5.000 per potong,” kata Taufik.

Dia mengaku, pemasaran tahu organik produksinya sudah menyebar ke Yogyakarta dan sekitarnya. "Target kami memang menyasar pasar swalayan atau supermarket," imbuh Taufik.

Dari bisnis tahu organik, Taufik mengaku bisa melahap omzet Rp 40 juta per bulan. Ke depan, Taufik berencana membudidayakan kedelai untuk menggenjot kapasitas produksi tahunya.

Perajin tahu organik lainnya adalah Vivi Ang dengan brand produk Tahu Towang di Jakarta. Tahu Towang sudah bergelut di bisnis produksi tahu selama 10 tahun. Dalam sehari, Tahu Towang bisa menghabiskan bahan baku 100 kg kedelai dan menghasilkan tahu organik 50 kg-60 kg.

Tahu organik produksi Tahu Towang dibanderol Rp 16.000-Rp 20.000 per pak. Selama ini, Vivi lebih banyak menjual produknya di supermarket di Jakarta. Sayangnya, ia tidak mau membeberkan omzet usahanya. Yang jelas, kata dia, dibandingkan tahun sebelumnya, omzet usahanya mengalami kenaikan 20%.

Ke depan, kata Vivi, tahu organik akan terus diburu konsumen. Apalagi, belakangan ini jumlah vegetarian di Indonesia terus meningkat. Hal ini ikut memengaruhi melonjaknya permintaan tahu organik sebagai pengganti susu dan daging.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×