kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nyok kite nonton kampung ondel-ondel! (2)


Sabtu, 19 Mei 2018 / 15:10 WIB
Nyok kite nonton kampung ondel-ondel! (2)


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Pagi itu, sebelum sinar mentari kian terik, Kampung Ondel-ondel di Kramat, Kelurahan Senen, Jakarta Pusat nampak ramai. Warga berhamburan menyaksikan deretan ondel-ondel yang dipajang di sepanjang Jalan Kembang Pacar. Rupanya, para perajin ondel-ondel tengah mempersiapkan boneka raksasa untuk mengamen.

Biasanya, para pengamen akan latihan dulu, sembari perajin menyiapkan ondel-ondelnya. Abdul Halif, perajin ondel-ondel sekaligus pemilik Sanggar Betawi Mamit cs, menyewakan tiga pasang ondel-ondel untuk dibawa mengamen. Harga sewa mulai Rp 50.000 sampai Rp 150.000 per hari, tergantung perolehan omzet kelompok pengiring ondel-ondel. Biasanya kelompok pengiring ondel-ondel ini berangkat pukul 13.00 sampai malam menjelang pukul 23.00.  

Jenis ondel-ondel yang digunakan untuk ngamen  berbeda dari ondel-ondel untuk pajangan atau pawai. "Ondel-ondel untuk ngamen lebih ringan karena dibawa muter-muter keliling sambil jalan dalam waktu lama," ungkap Alip.

Bambang Supana, salah satu perajin Sanggar Betawi Mamit cs juga menjelaskan jika setiap hari sekitar 50 ondel-ondel keluar dari Kampung Ondel-ondel Kramat untuk dibawa ngamen keliling. Satu kelompok pengiring ondel-ondel biasanya terdiri 4 - 5 remaja tanggung maupun anak-anak. "Mereka biasanya muter ke daerah Ciledug, Joglo, Kebayoran, Kembangan, Kemanggisan, Tanjung Duren, Kebon Jeruk. Lumayan jauh-jauh tempatnya," terang Bambang.  

Tak hanya Sanggar Betawi Mamit cs milik Alip yang menyewakan ondel-ondel untuk ngamen keliling. Hal yang sama juga dilakukan oleh Sanggar Betawi Al-Fathir, tempat Ahmad bekerja. Menurut Ahmad, Sanggar Betawi Al-Fathir menyewakan 3-4 pasang ondel-ondel untuk ngamen keliling tiap hari. "Di sini harga sewanya tergantung omzet yang mereka dapat berapa. Rata-rata Rp 50.000 kalau pas lagi sepi, kalau ramai ya kita kenain Rp 100.000 sampai Rp 150.000 per hari," tandas Ahmad.

Sudah lima tahun ini Sanggar Betawi Al- Fathir menyewakan ondel-ondel untuk ngamen keliling. Sebelumnya, mereka hanya mengandalkan event seperti ulang tahun Jakarta, pawai ondel-ondel atau acara pernikahan dan sunatan. Namun, ternyata tuntutan kebutuhan hidup makin banyak dan pemasukan dari acara-acara tersebut tak mampu diandalkan lagi.

Hal senada juga diungkapkan oleh Alip. Langkah menyewakan ondel-ondel untuk ngamen ditempuh supaya para perajin bisa bertahan hidup dan memghidupi sanggar mereka.

Selain itu, dengan cara membawa ondel-ondel berkeliling, masyarakat bisa lebih mengenal ikon kota Jakarta ini. Alip menganggap hal tersebut dilakukan untuk melestarikan budaya nenek moyangnya. "Kalau pemerintah ngelarang kita ngamen, terus urusan perut ini bagaimana?" jelas Alip.

Meski demikian, ngamen keliling jalanan penuh tantangan. Alip pernah berurusan dengan petugas keamanan (satpol PP) karena kelompok pengiring ondel-ond yang menyewa ondel-ondel milik sanggarnya ditangkap. "Wah, urusan sama Satpol PP ngga usah ditanya, sering. Sering ada yang ketangkap. Kalau sudah gitu, kami datang menebusnya biar anak-anak itu bisa lepas," tandasnya.       

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×