kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Panen pesanan kue bulan di mooncake festival


Jumat, 06 Oktober 2017 / 21:53 WIB
Panen pesanan kue bulan di mooncake festival


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Festival kue bulan, menjadi perhelatan rutin bagi warga keturunan Tionghoa. Sebagai penanda perayaannya adalah saling menghantarkan kue bulan kepada sanak saudara dan juga teman sejawat. Saat perayaan yang jatuh setiap bulan delapan kalender China itu, keluarga akan berkumpul dan menikmati kue bulan.

Permintaan kue bulan pun terus meningkat saat perayaan ini. Tiffany Mayliana, pemilik PFC Hampers asal Jakarta mengatakan, penjualannya naik hingga 20% dari tahun lalu.  

Saat ini, kue bulan atau mooncake rumahan kian diminati. Rasanya tak kalah dengan produk impor, harganya juga lebih miring. Sebab, kata Tiffany, banyak konsumen yang sebelumnya membeli kue bulan impor.  

Pesanan sudah ramai sejak Agustus lalu. Membanjirnya pesanan mooncake ini bianya berlangsung hingga seminggu hingga puncak perayaan kue bulan tanggal 4 Oktober ini.  

Tahun ini, Tiffany menargetkan penjualan hingga 250 kemasan. Meski menjadi produk rumahan, dia tetap menggunakan bahan baku yang diimpor dari negeri Tirai Bambu. Kue ini dapat bertahan sekitar tiga bulan. Asal, disimpang dalam tempat yang kering, jauh dari sinar matahari langsung dan tidak  lembab.

Untuk memikat pembeli, selain rasa yang lezat, dia juga membuat kemasan dengan desain unik. Tiap tahun, Tiffany merilis desain kemasan baru.  

Harga sekotak kue bulan mulai dari Rp 290.000 untuk paket berisi dua mooncake dan Rp 440.000 untuk paket berisi empat mooncake. Bila ingin tambahan piring cantik didalamnya, harga hampers kue bulan ini dipatok Rp 595.000 per paket.

Menjajakan produknya lewat media sosial, perempuan 25 tahun ini bisa menjaring konsumen dari berbagai kota. Mulai dari Jakarta, Surabaya, Purwokerto, Jember, Samarinda, Palembang dan lainnya.   

Asal tahu saja, usaha hampers mooncake ini baru ia gelutinya sejak tahun lalu. Dia bermitra dengan kerabatnya dalam memproduksi kue bulan. Namun, Tiffany banyak terlibat dalam pengemasan. .

Produsen lainnya adalah Cecilia Angelina, pemilik Goela Semoet asal Bandung, Jawa Barat. Sama seperti Tiffany, permintaan kue bulan di Goela Semoet juga meningkat dari tahun lalu.

Pada perayaan mooncake tahun ini, konsumen banyak memesan model snowskin. Model ini punya banyak pilihan isian. Kulitnya juga  berwarna-warni.

Karena tidak menggunakan pengawet, Cecilia bilang, kue buatannya tidak tahan lama. Masa kadaluarsanya hanya sekitar 12 hari untuk mooncake tradisonal dan lima hari untuk mooncake snowskin.

Karena hanya bertahan dalam hitungan hari, dia juga tak memasarkan kue bulannya terlalu jauh. Yakni, hanya sekitar Bandung dan Jakarta. Pesanan pun mulai berdatangan sejak pertengahan bulan lalu. Cecilia menjual kue bulannya dengan harga Rp 350.000 per paket.      

Harus cermat menghitung kebutuhan bahan baku

Meski punya potensi pasar besar, persaingan bisnis kuliner cukup ketat. Namun, kondisi berbeda pada bisnis kue bulan alias mooncake.

Cecilia Angelina, pemilik Goela Semoet asal Bandung, Jawa Barat mengatakan, masih jarang penjual mooncake yang produksi sendiri. "Apalagi di Bandung, persaingannya longgar," cetusnya.  

Meski begitu, para pemain harus siap menghadapi kendala dari sisi bahan baku. Untuk menyajikan kue dengan citarasa otentik, perempuan berusia 31 tahun ini mendatangkannya langsung dari China.

Oleh karena itu, proses pemesanan bahan baku pun harus jauh-jauh hari. Cecilia biasanya memesan bahan-bahan kue bulan sejak tiga bulan sebelum membuka pesanan. Dia juga harus menghitung dengan tepat jumlah kebutuhan bahan baku.  "Kami harus bisa menaksir kebutuhannya karena kalau kurang tidak bisa dibeli lagi dan kalau kebanyakan tidak mungkin bisa dipakai untuk tahun depan," jelasnya.

Meski masih banyak masyarakat yang memilih mooncake asal Negeri Tirai Bambu, Cecilia pantang menyerah. Dia getol melakukan promosi menggunakan berbagai akun media sosial seperti Instagram. Hasilnya positif. Banyak konsumen menjadi pelanggannya.

Berbeda dengan Tiffany Maylina pemilik PFC Hampers. Ia merasakan  persaingan dibisnis ini sudah cukup ketat. Hal ini terlihat, kue bulan sudah banyak dijual via online dan offline market.

Alhasil, supaya pelanggan tak berpaling, dia memilih untuk mempertahankan kualitas produk. Dia juga selalu menyiapkan desain kotak hantaran unik dan berbeda setiap tahunnya.  

Sama seperti Cecilia, bahan baku juga menjadi kendala bagi Tiffany. Khusus untuk pasta lotus, mereka harus mengimpor dari China.

Bahkan, bahan baku mooncake pernah tertahan karena beberapa masalah. Demikian pula, pengiriman mooncake impor adakalanya tak tepat waktu.

Kedepan, dia berharap bisa membuka cabang di luar kota Jakarta untuk memudahkan distribusi.  "Kalau ada konsumen yang butuhnya mepet bisa langsung," tambahnya.

Dia juga melayani pembelian kue bulan di luar perayaan mooncake festival, dengan catatan memenuhi minimal jumlah pesanan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×