kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pantang kendur di bisnis jaket motor


Rabu, 10 Februari 2016 / 11:16 WIB
Pantang kendur di bisnis jaket motor


Reporter: J. Ani Kristanti | Editor: Roy Franedya

Passion menjadi modal terbesar Arif Gampang Utomo meniti kesuksesannya. Kecintaan pada dunia tekstil dan motor mengantarkan Arif menjadi pengusaha garmen. Dia membikin jaket khusus pengendara motor bermerek Respiro. Dari awalnya empat mesin, kini produksi Respiro telah melibatkan 200 penjahit.

Sejatinya, menggeluti dunia tekstil bukan cita-cita Arif muda. Sesuai studi, sarjana teknik mesin Institut Teknologi Surabaya (ITS) ini ingin bekerja di perusahaan tambang. Arif pun mengirimkan lamaran ke sejumlah perusahaan berskala internasional, seperti Total, Schlumberger dan Mobil Oil. “Saya ingin bekerja di luar negeri,” kenang dia.

Sambil menanti datangnya kabar dari perusahaan yang diincarnya, Arif menerima pekerjaan dari sebuah pabrik tekstil di Bandung. Kendati pada awalnya Arif mengaku tak tertarik pada bidang ini, seiring berjalannya waktu, dia menaruh minat besar pada dunia tekstil. Salah satu alasannya adalah  persaingan kerja pada bidang ini masih longgar. “Saat itu, lulusan perguruan tinggi ternama tak mengincar industri tekstil, sehingga peluang untuk menjadi start performer relatif lebih mudah. Ada untungnya di situ,” kelakar Arif.

Dia mengawali karier dari penempatan divisi akuntansi, hingga akhirnya ditugaskan dalam bagian produksi. Di divisi produksi inilah, Arif menemukan passion-nya. Lantaran perusahaan tempat ia bekerja ingin membuat kain yang waterproof, windproof dan breathable, dia dikirim untuk mempelajari proses pembuatan kain tersebut ke luar negeri. Sejak itu, pria 42 tahun ini tertarik dengan tekstil. “Saya mulai senang karena banyak yang bersifat teknikal, tidak hanya memintal benang menjadi kain,” kata dia.

Arif pun sadar, keahliannya bidang teknik tekstil jadi peluang bagi dirinya karena belum banyak orang yang mendalami hal-hal teknis terkait produksi kain jenis ini. Oleh karena itu, dia bertekad untuk menekuni dunia tekstil.

Saat itu, setelah empat tahun bekerja, Arif mengaku baru benar-benar menikmati pekerjaannya. Dia terus termotivasi dan banyak menghabiskan waktu di kantor. “Saya sudah lupa kalau kerja. Masuk pagi, pulang malam hingga jam 22.00. Itu enggak ada yang nyuruh,” tutur pria yang lahir di Madiun, Jawa Timur, ini.  

Pada akhirnya, Arif menemukan titik balik ketika menyadari bahwa lebih banyak waktunya tersita untuk pekerjaan. Dia melewatkan kebersamaan dengan buah hatinya. Dari situlah, terbit niat Arif mengail peluang dalam dunia tekstil ini dengan berbisnis sendiri. Berbekal ilmu yang dimiliki dan jaringan dengan pelaku garmen, Arif memutuskan untuk menjadi pengusaha pada 2008.

Awalnya, Arif menekuni bisnis sebagai trader fabric. Selain itu, dia menerima permintaan pembuatan jaket outdoor dari beberapa merek perlengkapan outdoor terkenal. “Saya belum punya pabrik, waktu itu masih maklon,” ujar dia.

Tak berhenti di bisnis ini,  Arif juga menyiapkan produk sendiri. Dari jejaringnya di industri garmen, Arif mendapat pasokan bahan jaket dari material sisa yang mereka jual. “Jadi, memang tidak banyak. Satu artikel hanya 150 jaket atau 200 jaket,” jelas dia. Saat itu, dia mempunyai empat penjahit untuk mengerjakan jaket Respiro.  

Arif mengaplikasikan ilmunya dalam memadukan bahan untuk Respiro. Ada perhitungan tersendiri untuk masing-masing produk. Berawal dari konsep, Arif mendesain sebuah jaket sesuai dengan fungsinya.

Ambil contoh, jaket untuk seorang kurir yang banyak berkendara pada siang hari, tidak memerlukan angka waterproofness yang tinggi. Sebaliknya, perlu jaket yang kemampuan breathability-nya lebih tinggi supaya panas dan uap keringat cepat keluar.  “Ide-ide itu, kalau orang tidak memahami material, kan, tidak tahu,” jelas dia. 

Pasar Indonesia

Arif adalah seorang pemimpi. Dia memiliki keyakinan besar bahwa Respiro akan berhasil. Setelah dua tahun mempersiapkan produk, Arif mulai melempar jaket Respiro ke pasar. 

Namun, bukan perkara mudah untuk menjual Respiro.  Banyak toko yang menolak produknya, karena jarang sekali jaket khusus pemotor waktu itu. Akhirnya, Arif pun memutuskan buka toko sendiri di Cimahi, Bandung.

Arif juga menghadapi tantangan untuk mengedukasi pasar. Maklum, pasar belum mengerti tentang produk jaket khusus motor yang sesuai di Indonesia. “Mereka tahu jaket yang dipakai di Eropa dan Amerika. Tapi, produk itu tidak sesuai untuk dipakai di sini. karena iklim, kelembaban, temperatur, perilaku dan trafiknya berbeda,” jelas Arif.  

Dengan keterbatasan dana, Arif dan tim pemasaran memperkenalkan Respiro lewat media sosial dan daring. Dia juga merangkul komunitas sepeda motor. Kegigihan ini akhirnya menuai respons yang bagus.  

Dalam lima tahun, konsumen Respiro membesar. Dari satu gerai di dekat rumahnya, Respiro berkembang hingga 48 gerai di seluruh Indonesia. Pada 2012, Arif juga melepas unit bisnis lainnya agar lebih fokus menggarap Respiro yang menyediakan perlengkapan motor dari kepala hingga ujung kaki.

Selain bisnis yang melesat, pertumbuhan gerai baru ini jadi bukti kelihaian Arif mengelola usaha. Tak hanya ahli mendesain jaket, Arif juga menciptakan manajemen yang rapi. Dia membangun tim tersendiri untuk penjualan dan produksi. 

Untuk produksi Respiro, Arif  membentuk plasma. “Saya ingin memberi peluang bagi orang lain untuk menjadi pengusaha,” kata dia. Dari satu plasma, kini sudah ada empat plasma yang menjalin kerjasama eksklusif dengan Respiro. Dia pun mengumpulkan para penjahit plasma tersebut pada satu lokasi di Cimahi.

Kini, lini produk Respiro terus berkembang. Selain jaket, Arif sudah menambahkan 400 lini produk lain untuk perlengkapan berkendara. Tentu saja, semua produk spesifik untuk pasar di negeri ini

Touring Sambil Bekerja

Hobi yang selaras dengan bidang usaha yang dijalani bisa menjadi motivasi utama untuk terus maju dan berkembang.  Selain punya latar belakang ilmu dalam bidang pertekstilan, hobi touring dengan motor menjadi pendorong Arif untuk menekuni bisnis jaket riding ware ini.

Berkat hobi ini, Arif benar-benar memahami kebutuhan pengendara motor di Indonesia. Alhasil, dia menciptakan jaket motor sesuai dengan fungsinya. Jaket yang dipakai untuk sehari-hari akan berbeda dengan jaket untuk touring. “Jaket touring punya lebih banyak kantong,” ucap dia.

Sampai sekarang, Arif juga menguji sendiri kualitas jaket Respiro, terutama jaket dengan tipe highend yang biasanya dipakai untuk berkendara jarak jauh.

Maklum, ada semacam ritual yang rutin dijalaninya, yakni tur bermotor dua kali dalam setahun. Dalam perjalanan ini, Arif bisa menempuh jarak hingga ribuan kilometer melewati jalur-jalur yang dekat dengan alam. Terakhir, suami Tri Indah Nurmaladewi ini bermotor  dari Bandung ke Flores, selama 15 hari. Tahun ini, dia berencana menyusuri jalan dari Manado menuju Makassar. “Touring ini bagian pekerjaan saya dengan menguji produk baru,” cetusnya.

Ekspansi ke Madiun

Bisnis yang terus berkembang menuntut Arif untuk terus berpikir kreatif. Tak hanya lewat inovasi produk, dia juga memikirkan produksi yang efisien. Maklum, biaya produksi yang tinggi bisa berakibat produk kurang bersaing.

Oleh karena itu, Arif merencanakan untuk menambah pabrik jaket ini di kota lain. Dia telah mempersiapkan lokasi baru di Madiun, yang merupakan kota kelahirannya. “Saya ingin pindah ke daerah yang masih tenang,” ungkap dia. 

Nanti, Arif akan membagi produksinya antara pabrik di Cimahi dan Madiun. Pabrik di Cimahi khusus membuat Respiro yang tipe highend.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×