Reporter: Pravita Kusumaningtias | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Kerupuk rambak biasanya terbuat dari kulit sapi yang dimasak dan direndam hingga mengembang. Rasa yang renyah dan tekstur khas membuat kerupuk ini digemari. Namun karena terbuat dari kulit sapi, kandungan lemaknya cukup tinggi, sehingga konsumsinya pun tidak bisa banyak.
Hal ini menginspirasi Soedarmono dari Semarang untuk berinovasi. Sejak 2011, ia mencoba membuat kerupuk rambak, namun dari bahan gandum kaya serat. "Resepnya kreasi saya sendiri, olahan gandum dan bumbu rahasia," ujarnya.
Tekstur kerupuk buatannya bisa semirip kerupuk rambak sapi. Makanya, ia menamainya sebagai Kerupuk Rambak Gandum Istimewa. Ternyata, kerupuk buatannya laris. Selain gurih rasanya oke, ia mematok harga yang terjangkau, yaitu Rp 400 per bungkus.
Untuk pengembangannya, Soedarmono menawarkan peluang kemitraan sejak tahun lalu. Kini, ia memiliki 10 agen di wilayah Jawa dan Bali.
Berminat menjadi mitra Kerupuk Rambak Gandum Istimewa? Mitra hanya perlu menyiapkan modal Rp 590.000. Dengan biaya tersebut, mitra akan mendapatkan bahan baku awal berupa 30 kg kerupuk mentah, kemasan yang sudah disablon, kemasan plastik biasa, laber bermerek, petunjuk penggorengan dan pengemasan, serta hak eksklusif area pemasaran.
Namun, biaya tersebut belum termasuk peralatan. "Kalau saya pasok peralatan, nanti biayanya lebih mahal, padahal mitra bisa beli sendiri kompor dan wajan," paparnya.
Mitra wajib mengikuti peraturan manajemen pusat, dan membeli bahan baku kerupuk mentah dari pusat.
Soedarmono menghitung, mitra bisa meraih omzet Rp 1,3 juta dengan menjual sekitar 30 kg kerupuk. Dengan keuntungan bersih 60%, mitra ditargetkan balik modal sekitar tiga bulan.
Soal pasar, ia yakin, kerupuk rambak gandum ini akan makin digemari, karena kaya serat dan aman bagi vegetarian. "Pemasaran bisa juga dengan menggandeng tukang makanan seperti soto, bakso, atau pecel," sarannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
