kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peluang bisnis pernak-pernik di dunia maya terbuka


Selasa, 26 April 2016 / 17:25 WIB
Peluang bisnis pernak-pernik di dunia maya terbuka


Reporter: Agung Jatmiko, Jane Aprilyani, Roy Franedya | Editor: S.S. Kurniawan

Jika digunakan dengan bijak, internet bisa mendatangkan manfaat lebih bagi masyarakat. Daya jangkaunya yang luas membuat segala aktivitas sehari-hari menjadi lebih efektif dan efisien.

Internet juga menawarkan keuntungan bagi para pebisnis. Di dunia maya, setiap orang punya kesempatan yang sama untuk membuka lapak atau toko online.

Tak cuma sebatas menawarkan produk-produk seperti barang elektronik, gadget, pakaian, sepatu, atau tas. Sekarang pernak-pernik semacam stoples kaca, wallpaper alias kertas dinding, serta sesuatu yang berbau hobi bisa dijual melalui internet.

Produk pernak-pernik memang bukan barang yang menjadi keperluan harian. Tapi, seiring perkembangan gaya hidup, kebutuhan akan pernak-pernik terus tumbuh bahkan menciptakan tren.

Masyarakat juga lebih suka mencari produk pernak-pernik di dunia maya. Maklum, mereka bisa menjumpai banyak toko dan mengunjunginya tanpa perlu beranjak dari kursi. Mereka pun bisa membandingkan harga satu toko dengan toko lain.

Itu sebabnya, Dede Fajar Kurniawan ikutan menjajal peruntungan dalam bisnis pernak-pernik online dengan menawarkan wallpaper. Tahun 2012 lalu  ayah satu anak ini mendirikan toko wallpaper online dengan bendera Aerowallpaperdinding.com.

"Berbisnis wallpaper awalnya karena ketika renovasi rumah saya mengeluarkan duit yang banyak untuk membeli wallpaper. Biayanya hampir sama dengan biaya renovasi satu ruangan," ujarnya.

Semula Dede hanya membuka lapak di media sosial. Tak disangka, produk wallpaper yang ia tawarkan mendapat respons dari rekan-rekannya.

Banyak dari rekan Dede yang tertarik membeli. Sejurus kemudian ia membangun website untuk memperluas pemasaran barang dagangannya.

Saat ini Dede mampu menjual 100 rol hingga 150 rol wallpaper per bulan. Harga yang dia tawarkan mulai Rp 240.000 per rol sampai Rp 640.000 per rol.

Dede juga menyediakan jasa pemasangan wallpaper dengan tarif mulai Rp 50.000 per rol–Rp 60.000 per rol jika membeli lebih dari 10 gulungan.

Buatan sendiri

Pemain lain yang merasakan manisnya bisnis pernak-pernik adalah Aliifah Mahdy. Wanita lulusan Limkokwing University of Creative Technology, Malaysia, ini menjual stoples kaca dengan tutup berdesain unik.

Dia menjajakan produknya melalui situs Lovelyjars.com sejak tahun 2012. Fungsinya bisa untuk wadah apa saja, misalnya, tempat eye shadow, lipstik, brush make up, dan cotton bud.

Sekarang koleksi stoples Aliifah ada 12 ukuran, mulai diameter 5 centimeter (cm) hingga 18 cm. Untuk modelnya, ada ratusan, dari bentuk binatang, action figure, huruf, siluet, bunga, dan banyak lagi bentuk lainnya, sesuai pesanan klien. "Semua saya yang desain," ujarnya yang pertama kali produksi membuat model shio dengan stoples ukuran kecil.

Harga jual yang dipatok untuk satu stoples kaca bervariasi, dari Rp 69.000–Rp 269.000. Dengan kapasitas produksi per bulan maksimal 7.000 pieces, Aliifah bisa mendulang omzet lebih dari Rp 400 juta. "Pembelinya ada yang dari Kuwait, Qatar, Singapura, dan Filipina," kata Aliifah.

Bisnis pernak-pernik berbasis hobi juga bisa menjadi peluang meraup untung. Donny Revangga Adityara merasakannya melalui usaha rumah dan arena bermain untuk kucing. Ia menawarkan produk di bawah bendera Wahana Modular Cat Housing di situs Wahanaku.com, juga media sosial, seperti Facebook dan Instagram.

Setiap produk buatan Donny merupakan pesanan dari pelanggan, bukan bentuk jadi. Satu unit rumah atau arena mainan kucing dia lego dengan harga Rp 1 juta hingga Rp 9 juta, tergantung kerumitan pembuatan. Tiap bulan ia bisa memproduksi 8 unit–12 unit rumah atau arena mainan kucing.

Menurut Donny, bisnis pembuatan rumah atau mainan kucing cukup menjanjikan. Pasalnya, banyak pecinta kucing di Indonesia dan sebagian memberikan respons positif melalui media sosial terhadap produk yang ditawarkan.

Bahkan, respons juga datang dari pecinta kucing asal Rusia, Singapura, dan Korea Selatan. "Sekarang kami dalam tahap pengembangan ekspor. Beberapa bulan ke depan produk kami bisa dijual ke luar negeri," ujarnya bangga.

Donny menjajal usahanya mulai Februari 2015 lalu. Banyak riset dan uji coba yang dia jalankan lebih dulu untuk mantap mendirikan usaha ini. Terutama melihat perkembangan komunitas kucing, kebutuhan mereka, serta gaya hidup orang yang serbapraktis.

Modal kecil

Melihat pencapaian Dede, Aliifah, dan Doddy, bisnis pernak-pernik memang punya peluang yang cukup besar untuk pemain lain masuk dan meraih untung. Rata-rata mereka tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan penghasilan puluhan juta rupiah.

Tambah lagi, terjun ke bisnis pernak-pernik tidak membutuhkan modal yang gede-gede amat. Dede, misalnya, hanya mengeluarkan dana sebesar Rp 200.000 per tahun untuk sewa domain dan hosting. Pembuatan website juga dilakukan secara mandiri.

Awal berbisnis, Dede juga tidak mengeluarkan dana untuk membeli wallpaper sebagai barang dagangannya. Sebab, mulanya dia hanya membantu orang untuk menjual wallpaper.

"Setelah enam bulan berbisnis, baru saya bertemu dengan importir wallpaper dari Cina. Saya bisa membeli dengan harga murah karena saya dapat dari tangan kedua," ujarnya.

Donny juga keluar modal awal yang tidak terlalu besar, hanya Rp 15 juta. Uang ini dia gunakan untuk membuat prototype rumah kucing untuk tes pasar. Saat ini Donny belum memiliki bengkel kerja atawa workshop sendiri.

Dalam pembuatan rumah dan arena bermain kucing, ia berkongsi dengan seorang perajin mebel. Tapi, desain dia yang buat. Proses pembuatan dari awal desain hingga produksi membutuhkan waktu hingga tiga minggu.

Inovasi

Untuk memulai dan agar sukses dalam bisnis pernak-pernik, inovasi menjadi salah satu kuncinya. Aliifah memberikan dua tip.

Pertama, sebaiknya memulai bisnis dengan ide yang baru atau memodifikasi produk yang ada. Ini akan membuat produk yang Anda tawarkan memiliki keunggulan dan lebih dahulu dikenali oleh konsumen.

Kedua, terus berinovasi supaya pelanggan tidak beralih ke kompetitor. Jangan segan untuk berinovasi dengan menciptakan desain dan produk baru, meski bisnis sudah mapan. Maklum, bisnis pernak-pernik sangat rawan plagiat.

"Pertahankan kualitas layanan kepada konsumen, agar konsumen tidak hanya menikmati kualitas produk melainkan juga kualitas layanan kita," terang Aliifah.

Betul, inovasi menjadi salah satu tulang punggung untuk sukses dalam bisnis pernak-pernih. Makanya, Donny mengklaim kelebihan produknya terletak pada desain, karakter produk, dan fasilitas yang disediakan.

Produk besutannya mencakup area segala aktivitas kucing, tempat bermain, dan tempat berlatih ketangkasan untuk kebutuhan emosional kucing. Tapi, produknya tetap mengedepankan estetika desain dalam interior ruang sehingga akan berkesan unik.

Saat ini, ada 10 varian produk Wahana Modular dengan desain untuk ras kucing tertentu. Contoh, seri produk wall hanging, yaitu arena bermain kucing di dinding yang memiliki beberapa tipe, seperti playful, snowdays, rustic, dan wild.

Rencananya Donny meluncurkan produk teepee yang unggul dalam perakitan yang lebih gampang, dengan sistem modular dan konsep etnik.

Untuk bisnis wallpaper, Dede menambahkan, inovasinya bisa dengan menawarkan jasa-jasa pendukung seperti jasa desain interior. Layanan ini perlu disediakan agar pembeli mendapat masukan yang lebih beragam, sehingga bisa memaksimalkan dan mempercantik ruangan yang akan direnovasi.

Selain itu, pebisnis wallpaper online mesti punya jaringan importir yang banyak. Tujuannya, agar wallpaper yang mereka tawarkan punya pilihan beragam. Saat ini hampir semua produk wallpaper di Indonesia berasal dari China.

Mau bisnis pernak-pernik?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×