kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45911,32   -12,18   -1.32%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peluang mengembangkan tanaman pir (1)


Jumat, 12 Februari 2016 / 19:51 WIB
Peluang mengembangkan tanaman pir (1)


Reporter: Izzatul Mazidah, Teodosius Domina | Editor: S.S. Kurniawan

Pir menjadi salah satu buah berpamor tinggi lantaran memiliki kandungan nutrisi dan manfaat yang cukup banyak bagi kesehatan. Kadar airnya tinggi serta memiliki rasa yang manis.

Beberapa manfaat buah pir bagi kesehatan termasuk membantu dalam menurunkan berat badan, meningkatkan pencernaan, meningkatkan kesehatan jantung, mengatur kadar cairan tubuh, hingga mengurangi tekanan darah.

Buah yang berasal dari Eropa, Asia Timur, dan Afrika Utara ini masuk golongan genus Pyrus. Cukup banyak spesies pohon dari genus Pyrus yang ditemukan.

Lantaran menjadi salah satu buah impor yang cukup banyak peminatnya, sejumlah pembudidaya mencoba membiakkan tanaman ini di Indonesia. Salah satu pembudidayanya adalah Welly Siswanto, pemilik Bernike Garden di Kandangan, Kediri, Jawa Timur.

Welly mulai mencoba membibitkan pir sejak empat tahun terakhir. "Di Malang sudah banyak yang menanam apel, jadi saya mencoba membibitkan pir yang karakteristiknya mirip dengan apel," ujarnya.

Dia bercerita, dalam setahun terakhir permintaan bibit pir mulai menanjak, meski belum rutin datang setiap bulan. Welly membudidayakan jenis pir lokal yang berwarna cokelat. Dia juga membudidayakan pir dengan mengimpor bibit dari Thailand yang saat ini sedang dalam proses ujicoba.

"Di Indonesia belum banyak orang yang membudidayakan tanaman pir. Jadi, mereka yang membeli dari saya memang berniat untuk menjadi petani pir pertama di daerah masing-masing," imbuhnya.

Welly menjual bibit pir lokal seharga 30.000 hingga Rp 40.000 per bibit. Sementara bibit pir impor mencapai Rp 200.000 per bibit karena ini merupakan bibit unggul dan masih belum banyak yang menjualnya di sini.

Harga jual buah pir yang ia datangkan dari Thailand juga cukup tinggi. "Harganya sekitar Rp 30.000 per kg," bebernya.

Welly pernah mendapatkan pesanan dari Yogyakarta sekitar 400 bibit pir lokal. Jika dihitung, omzetnya mencapai Rp 16 juta. Sementara dari Wonosobo juga ada calon pembudidaya yang membeli sekitar 200 bibit pir Thailand.

F. Rahardi, pengamat agribisnis, berpendapat, biasanya satu pohon buah pir bisa menghasilkan satu kuintal buah pir ketika pohon sudah mencapai ketinggian dua meter. Namun jika diteliti, rasa buah pir yang dibudidayakan di Indonesia berbeda dengan negara asalnya di Eropa yang lebih manis. "Di Indonesia pir memiliki rasa agak asam," katanya.

Pir hanya bisa di kembangkan di dataran tinggi. Buah ini hanya bisa tumbuh pada dataran tinggi di atas 1.000 meter di atas permukaan laut (mdpl), seperti di Malang ataupun Nusa Tenggara Timur.        

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×