kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45933,78   5,42   0.58%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peluang menggiurkan dari bisnis barang bekas


Selasa, 19 Juli 2016 / 11:30 WIB
Peluang menggiurkan dari bisnis barang bekas


Reporter: Teodosius Domina | Editor: Rizki Caturini

Barang bekas atau rongsokan umumnya dipandang sebelah mata sebagai sampah yang tidak berguna dan membuat ruangan tampak kotor. Namun ternyata tidak banyak yang tahu jika barang bekas memiliki nilai ekonomis.

Beberapa jenis barang yang sudah tidak dipakai bisa dimanfaatkan lagi atau bisa didaur ulang. Rantai bisnis jual-beli barang bekas juga ternyata menawarkan peluang usaha yang menggiurkan. Tidak sedikit pengusaha pengepul barang bekas yang memperoleh omzet hingga ratusan juta rupiah saban bulan.

Salah satunya adalah Anis Saefullah di Cengkareng, Jakarta Barat. Ia mengaku mengawali bisnis ini benar-benar dari nol, yaitu dengan menjadi pemulung. Dari menjadi pemulung, ia memahami berapa nilai ekonomis sebuah barang bekas.

Selama menjadi pemulung. Anis membangun jejaring, baik itu dengan sesama pemulung, pengepul, maupun tempat-tempat yang pasti menghasilkan barang-barang bekas, seperti pabrik, rumah sakit, perkantoran dan lainnyanya.  

Jenis-jenis barang bekas yang sering ia kumpulkan diantaranya peralatan elektronik, komputer dan sebagainya. Terbiasa dengan itu, pengetahuan akan fungsi-fungsi bagian alat elektronik pun bertambah. "Misalnya soal komputer, saya jadi tahu mana yang namanya RAM, VGA, CPU dan sebagainya. Saya pun bisa merakit komputer. Jadi komputer yang saya beli dalam keadaan mati, saya perbaiki dan saya jual lagi. Harganya bisa naik berlipat-lipat," imbuh Anis.

Setelah cukup banyak memiliki relasi, Anis lantas menjadi pengepul barang bekas di tahun 1999. Saat ini Anis memiliki sekitar tujuh gudang untuk mengepul barang-barang bekas dari para pemulung yang tersebar dari Jakarta, Bandung, Cirebon, dan lainnya.

Pembelinya berasal dari beragam kalangan seperti warga yang mencari barang murah, kolektor barang antik dan ke perusahaan-perusahaan yang mengolah bahan bekas.
Patokan harga beli dari pemulung dan harga jual ke pelanggan tidak bisa dipatok secara pasti, tergantung kondisi barang dan kemampuan menaksir barang yang datang ke tempatnya. "Pengalaman bertahun-tahun menjadi pemulung yang membuat saya bisa menaksir harga barang," ujarnya.

Misalnya, monitor komputer yang sudah mati dia beli Rp 20.000 per unit dari pemulung. Setelah diperbaiki dan dijajakan beserta CPU yang juga bekas dan sudah diperbaiki, bisa dia jual seharga Rp 1 juta.  

Pengepul barang bekas yang lain adalah Solikin di Pamulang, Tangerang Selatan. Ia menjadi pengepul dari bekas pembongkaran gedung. Hasil dari pembongkaran gedung kemudian ia pilah-pilah seperti kusen, pintu, batu bata, genteng dan  lainnya. Barang-barang ini dijual lagi ke pabrik atau dicari untuk timbunan perataan tanah.      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×