kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perajin simping punya resep warisan pendahulu (2)


Selasa, 24 November 2015 / 15:36 WIB
Perajin simping punya resep warisan pendahulu (2)


Reporter: Merlina M. Barbara | Editor: Tri Adi

Para perajin di daerah Kaum, Jalan Baing Marzuki, Purwakarta, tak khawatir menghadapi persaingan bisnis dengan produsen simping dari desa lainnya. Daerah Kaum dinilai perajin masih jadi tujuan utama tempat berburu oleh-oleh simping. Kuncinya adalah rasa khas simping dari resep bumbu warisan para pendahulunya.

Sebagian perajin simping di daerah Kaum, Jalan Baing Marzuki, Kelurahan Cipaisan, Kecamatan Purwakarta, telah menjalankan usahanya secara turun temurun. Alasan ini pula yang membuat para perajin simping di daerah Kaum tak takut bersaing dengan produsen sejenis dari desa lainnya di Purwakarta.

Muhamad Andi, perajin simping di Jalan Baing Marzuki mengatakan, kendati di kotanya banyak terdapat sentra produksi simping, daerah Kaum masih jadi tujuan utama tempat berburu oleh-oleh camilan khas Purwakarta ini. Salah satu daerah di Purwakarta yang juga jadi sentra produksi simping ialah desa Mayasan.

Namun, kata Andi, simping daerah Kaum sudah memiliki pelanggan setia. Hal ini tidak lepas dari keberadaan usaha produksi simping di daerah Kaum yang telah berusia puluhan tahun. Andi misalnya, telah menjalankan usaha simping warisan keluarganya sejak 35 tahun silam.

Andi mengakui, sampai saat ini, belum semua pelanggan mengetahui bahwa simping produksi perajin di sentra Kaum dan daerah lainnya di Purwakarta punya perbedaan rasa. "Orang awam atau wisatawan mengira, simping Purwakarta rasanya sama semua. Padahal tidak," kata Andi.

Menurut Andi, simping produksi daerah Kaum memiliki cita rasa tersendiri. Kuncinya, adalah racikan bumbu yang telah diwariskan para pendahulunya, sehingga resepnya sulit untuk diduplikasi. "Perbedaan rasa simping terletak pada olahan bumbunya," imbuh dia.

Untuk mendapatkan resapan bumbu yang sempurna, lanjut Andi, aneka rempah seperti cabai merah dan bawang harus dihaluskan terlebih dahulu menggunakan mesin blender.

Selanjutnya, untuk membuat sambal balado hijau, bumbu harus dimasak dulu hingga matang. Sedangkan untuk membuat berbagai varian rasa simping,  Andi lebih memilih menggunakan berbagai buah-buahan segar dibandingkan menggunakan pasta yang berbahan kimia.

Untuk masalah bumbu, Fatima Ansyori, pemilik Simping Kaum Asli H Edi Al' Ansyori di Jalan Baing Marzuki, juga tetap menjaga kualitas bahan baku produksi. Serupa dengan Andi, Fatima menggunakan buah-buahan segar untuk menciptakan varian rasa simping.

Menurutnya, saat ini banyak pemain baru yang ingin memproduksi simping dengan jumlah banyak, tapi melupakan kualitas. Fatima mencontohkan, untuk bahan baku berupa kelapa, banyak yang memakai sari kelapa kemasan yang dijual murah.

Namun, ibu empat orang anak itu lebih memilih memakai buah kelapa asli yang telah diparut. "Banyak produsen simping yang pakai pasta buah-buahan untuk perasa. Tapi, biar bagaimana pun rasanya akan berbeda dengan buah asli," ujarnya.

Untuk bahan baku produksi simping, Fatima mengaku bisa menghabiskan 16 kilogram (kg) tepung tapioka dan 2,5 kg bahan varian rasa. Meski tak sulit mendapatkan pasokannya, kenaikan harga bahan baku kerap menjadi kendala produksi simping di daerah Kaum, Purwakarta.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×