kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi cengkeh tahun ini merosot


Kamis, 03 Agustus 2017 / 16:12 WIB
Produksi cengkeh tahun ini merosot


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Tahun ini tidak terlalu menggembirakan bagi petani cengkeh di Indonesia. Pasalnya, curah hujan yang tinggi mengakibatkan produksi cengkeh menurun. I ketut Budiman, Sekjen Asosiasi Petani Cengkeh Indonesia memperkirakan, tahun ini, produksi cengkeh Indonesia hanya 12.000 ton.

"Boleh dikatakan, tahun ini gagal panen karena hujan terus, pohon cengkeh gagal berbunga. Ada yang panen tetapi jumlahnya sedikit sekali. Masa panen juga sudah lewat. Cengkeh kan dipanen hanya sekali setahun," ujar I Ketut Budiman, Kamis (3/8).

Padahal, berdasarkan data Kementerian Pertanian (Kemtan), saat ini, luas kebun cengkeh di Indonesia sekitar 500.000 hektare dengan produksi rata-rata per tahun sebanyak 120.000 ton.

Meski terjadi penurunan produksi, namun Budiman mengungkapkan, harga cengkeh justru tidak naik. Saat ini, harga cengkeh berbeda-beda di berbagai daerah. “Kalau di Aceh bisa Rp 65.000 per kg, di Jawa Timur Rp 100.000 sampai Rp 105.000 per kg. Harga juga tergantung kualitas, kalau kandungan airnya 6% harganya sekitar Rp 90.000 sampai Rp 100.000 per kg,” jelas Budiman.

Menurutnya, angka tersebut tergolong rendah. Pasalnya, pada 2011 silam, produksi cengkeh di Indonesia juga sempat turun akibat curah hujan yang tinggi. Namun, saat itu harga cengkeh bisa mencapai Rp 200.000-Rp 250.000 per kg.

Direktur Tanaman Semusim dan Rempah Ditjen Perkebunan Kemtan Agus Wahyudi mengakui, produksi beberapa komoditas rempah turun akibat curah hujan yang tinggi. Meski begitu, Agus tidak menyampaikan berapa persen penurunan produksi yang ditimbulkan.

"Sampai sekarang saya belum punya data, tetapi beberapa daerah melaporkan terjadi penurunan. Yang di daerah timur juga masih hujan, padahal kan di sana pusat rempah. Tetapi ada juga yang produksinya normal," tutur Agus.

Budiman menilai, adanya rencana pemerintah untuk mengembalikan kejayaan rempah adalah hal yang patut didukung. Meski begitu, dia berharap pengembalian kejayaan tersebut tidak sebatas menaikkan produksi, namun turut memperluas pasar, serta menaikkan harga cengkeh. "Jaya itu kan artinya tidak hanya produksi yang meningkat, tetapi juga produksinya dapat terserap dengan baik dan harganya sesuai. Petani juga maunya hanya itu," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×