kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi dipangkas, petani karet minta dilibatkan


Rabu, 19 Juli 2017 / 22:39 WIB
Produksi dipangkas, petani karet minta dilibatkan


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Tren harga karet alam yang mengerut membuat negara-negara produsen karet berencana memangkas produksi sebesar 10%-15%. Rencana tersebut mengemuka dalam pertemuan menteri perdagangan anggota The International Tripartite Rubber Council (ITRC) yaitu Malaysia, Indonesia, dan Thailand.

Untuk memantangkan rencana itu, tiga negara tersebut akan bertemu kembali pada 15 September 2017. Pemangkasan produksi, diharapkan menjadi solusi untuk menaikkan harga karet yang saat ini masih rendah.

Selama Juli 2017 harga karet di pasar internasional bergerak di kisaran US$ 1,79 per kilogram (kg). Sementara harga di tingkat petani masih di kisaran Rp 6.000 per kg.

Ketua Umum Asosiasi Petani Karet Indonesia Lukman Zakaria minta Pemerintah Indonesia melibatkan petani karet atas rencana itu. Sebab menurutnya, yang akan langsung terkena dampak kebijakan ini adalah petani.

Selain menurunkan produksi, cara lain yang bisa untuk menstabilkan harga karet adalah dengan memotong jalur perdagangan karet dari petani ke buyer.

Sebab menurut Lukman, penyebab rendahnya harga karet adalah ulah para mafia dan pengusaha yang hanya mencari keuntungan sendiri. "Kalau pemerintah meminta agar produksi karet dikurangi, maka petani lah pihak yang paling dirugikan," ujarnya kepada KONTAN, Rabu (19/7).

Ia bilang, saat ini banyak petani karet sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan rumah tangga akibat rendahnya harga karet. Akibatnya banyak petani yang mengganti tanaman karet dengan tanaman lain yang lebih menjanjikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×