kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pulang berhaji, beli oleh-oleh di Kampung Arab (1)


Senin, 05 Oktober 2015 / 10:05 WIB
Pulang berhaji, beli oleh-oleh di Kampung Arab (1)


Reporter: Izzatul Mazidah | Editor: Tri Adi

Sentra oleh-oleh haji di Kampung Arab, Jalan Ampel Suci, Surabaya, Jawa Timur, menyediakan berbagai macam produk khas Timur Tengah. Bagi jemaah umrah dan haji, yang tidak ingin repot menjinjing buah tangan dari Arab Saudi, mereka bisa membeli oleh-oleh di sentra ini. Selain terbilang lengkap, harga jualnya juga terjangkau.

Ada ritual tahunan yang biasa dilakukan para jemaah umrah dan haji usai menunaikan ibadah di Tanah Suci Mekkah, Arab Saudi. Yakni, membeli oleh-oleh untuk keluarga, sanak saudara, dan kolega di Tanah Air. Maklum, bagi sebagian masyarakat, menunaikan umrah dan haji merupakan kesempatan untuk beribadah sekaligus wisata ke negeri seberang.

Dus, tak lengkap rasanya jika tak membawa oleh-oleh khas timur tengah. Tapi, bagi para jemaah umrah dan haji yang tak ingin repot menjinjing buah tangan dari Arab Saudi, mereka bisa membeli di pusat oleh-oleh haji yang banyak tersebar di Tanah Air.

Salah satunya di sentra oleh-oleh haji Kampung Arab, Jalan Ampel Suci, Surabaya, Jawa Timur. Sentra ini buka setiap hari dari pukul tujuh pagi hingga  10 malam. Lokasinya berada di gang kecil yang hanya bisa di lewati pejalan kaki. Di sentra ini, pedagang berjualan produk khas timur tengah. Antara lain, baju gamis, baju koko, kurma, kismis, parfum, alat musik, kaligrafi, pigura, pacar kuku, hingga perlengkapan umrah dan haji.

Salah satu pedagang di sentra ini adalah Hayinah. Di tokonya yang diberi nama 'Toko Sekawan', Hayinah menjual berbagai produk alat-alat musik khas timur tengah seperti rebana, pigura kota Mekkah, dan marawis. Ia membanderol harga jual produknya mulai dari
Rp 30.000 hingga Rp 300.000.

Menurut wanita berusia 65 tahun ini, sedikitnya ada 70 pedagang yang berjualan oleh-oleh haji di sentra kampung Arab. Ia mengakui, para pedagang yang berjualan di Kampung Arab ini bukan hanya keturunan asli suku di Indonesia. Banyak dari mereka keturunan imigran timur tengah. "Persahabatan penduduk sekitar dengan imigran Arab sudah berlangsung turun temurun," kata Hayinah, yang mengaku warga asli Kampung Arab.

Hayinah berkisah, para imigran itu masuk ke Kampung Arab sejak tahun 1967. Ketika itu, kata dia, banyak warga asli Surabaya menyewakan rumah dan menjual propertinya kepada imigran. "Dulu, awalnya hanya ada satu hingga dua orang imigran yang menjual barang khas Arab. Tapi, jumlahnya terus bertambah setiap tahun," imbuh dia.

Pedagang oleh-oleh haji lainnya di sentra Kampung Arab, Surabaya ialah Usman. Hampir serupa dengan Hayinah, Usman menjual makanan khas Arab seperti kurma, kacang,  kismis, cokelat, zaitun dan siwak.

Untuk makanan, Usman membanderol harga jualnya per kilo gram (kg). Contohnya kurma jenis lulu dibanderol Rp 200.000 per kg, kacang arab Rp 150.000 per kg dan kismis Rp 170.000 per kg.

Menurut Usman, masa puncak penjualan di sentra Kampung Arab adalah musim haji dan bulan Ramadhan, karena banyak masyarakat yang berziarah ke makam Sunan Ampel. "Menjelang Ramadhan, biasanya masyarakat rutin mengadakan arak-arakan untuk memperingati datangnya bulan berkah ini," kata Usman.                    

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×