kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ramai-ramai luncurkan aplikasi transportasi publik


Jumat, 09 Oktober 2015 / 15:39 WIB
Ramai-ramai luncurkan aplikasi transportasi publik


Reporter: Rani Nossar | Editor: Tri Adi

Makin ramai saja transportasi publik yang menggunakan aplikasi ponsel untuk proses pemesanannya. Kini yang terbaru Ladyjek, jasa ojek yang khusus menyasar pasar wanita. Para pengemudinya pun wanita. Beberapa fitur unik dilengkapi untuk bersaing dengan yang sudah ada. Sebelumnya, BajaiApp pun meluncur untuk fasilitas transportasi bajaj.       

Tahun ini bisa dibilang tahunnya ojek berbasis online lewat aplikasi di ponsel. Setelah muncul Go-jek, Grabbike, Jeger Taksi, Ojek Syar'i, kini muncul lagi ojek online yang bernama Ladyjek.

Manajemen Ladyjek secara resmi meluncurkan aplikasi ini, kemarin (8/10). Sejak 1 Oktober hingga 5 Oktober para pengendara yang lulus seleksi sudah mengelilingi Jakarta untuk mulai beroperasi sambil melakukan branding.

Brian Mulyadi, CEO Ladyjek mengatakan, layanan ini menyasar pelanggan khusus perempuan dengan pengendara yang seluruhnya adalah perempuan. Pria yang baru saja lulus dari Boston University ini menyatakan, dia membuat spesialisasi layanan yang berbeda dengan usaha sejenis.

Berada di bawah naungan PT Synergy Multi Solution yang berpusat di Kuningan, Jakarta, Brian menggelontorkan dana investasi sebesar Rp 5 miliar untuk menjalankan bisnis ini. "Belum ada suntikan dari investor, semua masih berasal dari internal pribadi," kata dia.

Nah, selama bulan Oktober ini, Ladyjek akan memberi promo gratis perjalanan pertama bagi pengguna baru. Untuk tarif seterusnya, dikenakan biaya Rp 25.000 per 6 km, setelah itu sebesar Rp 4.000 per km.

Dengan memiliki pengemudi wanita, dia yakin pelayanan akan lebih maksimal karena wanita cenderung lebih hati-hati, lebih mematuhi lalu lintas, dan memberi kenyamanan bagi penumpang sesama wanita. "Pasar ini masih baru, masih banyak peluang untuk spesialisasi, saya konsentrasi dengan produk saya dulu, " kata dia.

Ladyjek juga menggandeng beberapa perusahaan seperti PT Mandiri AXA General Insurance (AXA Mandiri), XL, dan e-cash Mandiri dalam operasionalnya. Untuk urusan asuransi, Brian menyatakan akan ada biaya Rp 10 juta untuk kematian, Rp 10 juta cacat, dan Rp 4 juta pengobatan baik untuk pengendara atau penumpang.

Sementara itu, Andre Wijaya, Chief Technology Officer Ladyjek menyatakan, aplikasi Ladyjek di ponsel sudah bisa diunduh lewat Google Play mulai hari ini. "Sampai sekarang, user yang mengunduh di ponsel sudah ada 100 orang, sedangkan pengemudi yang mendaftar sudah ada 700 orang," katanya, Kamis (8/10).

Dalam waktu dekat, aplikasi ini juga akan bisa diunduh di App Store untuk ponsel dengan sistem operasi iOS. Dalam aplikasi ini, ada fitur live tracking untuk mengetahui posisi pengendara dan pembayaran tanpa uang tunai (cashless). Ada juga fitur Ladyjek Shield jika ada hal darurat terjadi. Fitur ini ada pada pengemudi sehingga jika ada kejahatan, fitur ini akan mengirim sinyal ke tim Ladyjek tentang lokasi pengemudi.

Masih seputar alat transportasi umum, belum lama aplikasi BajaiApp juga baru saja diresmikan. Ini adalah  aplikasi yang digunakan untuk memesan bajaj yang kurang lebih sama dengan aplikasi yang digunakan oleh Go-Jek, Grab Bike, dan lainnya.               

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×