kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ramai-ramai melahap gurih bisnis ayam tepung berbalur saus telur asin


Rabu, 04 April 2018 / 11:05 WIB
Ramai-ramai melahap gurih bisnis ayam tepung berbalur saus telur asin


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Saus telur asin atau salted egg sebenarnya bukan merupakan citarasa baru yang digunakan dalam menu makanan Indonesia. Sebelumnya, saus telur asin ini biasanya dapat ditemui di sejumlah resto seafood. Bumbu ini memang sering dipakai untuk mengolah aneka makanan laut, seperti udang.  

Namun, belakangan, salted egg menjadi populer dan menjamur di pasar kuliner Indonesia, terutama di sejumlah kota besar. Saus bercitarasa asin dan gurih ini juga mulai diaplikasikan pada menu ayam fillet yang dibalut tepung dan digoreng renyah.

Salah satu pelaku usaha salted egg chicken di Jakarta yang namanya tengah melejit adalah Eatlah. Kedai yang menyajikan menu khas salted egg chicken ini didirikan oleh tiga anak muda sejak tahun 2016 lalu. “Kami ingin salted egg ini populer di Indonesia, jadi makanan sehari-hari," ujar Charina Prinandita, salah satu founder Eatlah. Mereka terinspirasi menu masakan ini ketika masih menuntut ilmu di Singapura.  

Charina dan timnya pun terus mengembangkan menu salted egg ini. Selain menawarkan menu salted egg chicken rice, kini Eatlah juga menawarakan dua menu lainnya, yaitu sambal chicken rice dan salted egg dori rice.

Ketiga menu tersebut dibanderol mulai dari Rp 35.000–Rp 55.000 per porsi. Charina mengaku, dalam sehari satu gerai Eatlah bisa menjual sekitar 300–500 porsi.

Charina mengatakan respon pasar masyarakat ibukota dan sekitarnya terhadap menu salted egg chicken betul-betul dirasakan oleh Eatlah. Tak butuh waktu lama, Eatlah kini sudah memiliki 11 gerai yang tersebar di Jakarta, Depok, Tangerang dan Bandung. “Antusias dan respon masyarakat ternyata luar biasa. Setiap ada menu baru dari Eatlah, responnya juga luar biasa sekali,” tuturnya.

Tak hanya pasar Jakarta dan sekitarnya yang tengah menggandrungi menu ayam berbalut bumbu saus telur asin ini, warga Surabaya juga menggemarinya. Lydia Margaretha Halim asal Surabaya juga menangkap peluang ini. Ia mendirikan Satisfy yang menyediakan menu khas salted egg chicken pada September 2015 lalu.

“Awalnya saya iseng saja buat salted egg chicken dan beberapa kali saya minta teman-teman saya coba. Mereka bilang enak dan saya kepikiran kenapa tidak saya jual sekalian,” ujar Lydia.

Satisfy menawarkan tiga menu khas salted egg yaitu creamy salted egg, salted egg original dan sweet salted egg. Beragam menu tersebut dibanderol mulai Rp 25.000 – Rp 35.000 per porsi. Lydia mengatakan bisa menjual sekitar 100 – 200 porsi per hari untuk masyarakat di sekitar Surabaya.

“Kami juga ada menu lain seperti chicken honey, ayam sambel ijo, ayam geprek dan butter chicken. Tapi menu yang paling banyak terjual tetap salted egg itu, yang creamy salted egg,” jelas Lydia. Aneka paket menu di Satisfy terdiri dari nasi dan tambahan telur mata sapi.     

Layanan pesan antar online penuhi 80% dari omzet

Perkembangan teknologi membuka kian banyak peluang dan kesempatan. Asal Anda bisa menemukan ide usaha dan menentukan target pasar yang pas, teknologi akan memudahkan perkembangan bisnis Anda.

Inilah yang terjadi dalam bisnis salted egg chicken ini. Bisnis kuliner ini memang mengincar pasar kaum muda yang suka dengan hal-hal baru. Kelompok yang sering disebut sebagai generai milenials ini juga lekat dengan gawainya. Dalam hal inilah, pelaku bisnis bisa menetapkan strategi jitu untuk menyentuh mereka.

Dalam mempromosikan dan mengembangkan usaha salted egg chicken, sebagian besar pelaku usaha memanfaatkan layanan pesan antar dari ojek online. Penjualan dari layanan online ini ternyata punya kontribusi cukup besar bagi mereka. Salah satu founder EATLAH, Charina Prinandita mengaku bergabung menjadi mitra GoFood (Go-Jek) sejak awal EATLAH berdiri.

"Kami sudah bergabung dengan ojek online pada saat pertama kali membuka gerai Eatlah. Dan sampai sekarang, ojek online menyumbang transaksi yang terbesar. Sekitar 80% dari transaksi kami per hari di beberapa outlet datang dari ojek online," ungkap Charina.

Ia mengatakan, adanya layanan pesan antar lewat ojek online ini sangat membantu EATLAH dalam menjangkau target pasar yang lebih luas. Tentu layanan ini bakal lebih efektif berjalan jika EATLAH juga terus menambah gerai di beberapa titik.

Maka, selain mengandalkan layanan pesan antar online, Charina bilang EATLAH juga terus berupaya membuka gerai di berbagai kota. "Harus ada kolabirasi agar jangkauan kami juga makin luas. Kami juga lebih mudah menjangkau konsumen lewat gerai kami. Konsumen jadi lebih dekat dengan gerai kami," ujar Charina.

Lain halnya dengan EATLAH yang berusaha terus mengembangkan gerai di samping mengandalkan ojek online, Lydia Margaretha Salim, pemilik Satisfy Salted Egg Chicken justru hanya mengandalkan layanan pesan antar ojek online. Sejak awal ia membuka bisnis salted egg chicken di tahun 2015, Satisfy belum memiliki gerai hingga saat ini.

"Pesanan yang dari GoFood dan Grab Food saja saya sudah sering kewalahan. Permintaan terus meningkat tiap bulannya. Jadi saya putuskan cukup dengan ojek online saja. Karena kalau buka gerai harus siap pasokan makanannya," kata Lydia.

Ia mengatakan fasilitas layanan pesan antar online tersebut sangat efektif dalam menjangkau pasar yang lebih luas. Kini, hampir seluruh wilayah Surabaya sudah mengenal Satisfy. Bisa dibilang pendapatan Satisfy per bulan sangat bergantung pada layanan pesan antar online. "Efektif dan praktis banget, yang pasti konsumen tidak perlu capek-capek datang ke rumah saya. Semua produksi saya buat di rumah," ujar Lydia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×