kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Renyahnya laba ayam goreng krispi


Senin, 28 November 2011 / 13:08 WIB
Renyahnya laba ayam goreng krispi
ILUSTRASI. Dusun Semilir membanderol tiket masuk yang baru senilai Rp 35.000 untuk weekday dan Rp 55.000 untuk weekend. Dok: Instagram Dusun Semilir


Reporter: Dea Chadiza Syafina, Fahriyadi | Editor: Tri Adi

Makanan cepat saji seperti ayam goreng krispi serta burger makin diminati banyak orang. Sisi kepraktisan dianggap menjadi magnet dari kedua jenis makanan tersebut. Cukup duduk sebentar, pesanan makanan pun segera datang.

Walau persaingan kedai cepat saji sudah sangat ketat, tawaran kemitraan atau waralaba makanan jenis ini tak pernah surut. Salah satu pebisnis yang menawarkan kemitraan gerai cepat saji ini adalah Setyajid. Dari Ciganjur, Jakarta Selatan, ia menawarkan kemitraan d'Besto sejak awal 2011 lalu.

Kemitraan d'Besto sebenarnya adalah pengembangan pasar dari Kentuku Fried Chicken (KUFC). Setyajid sendiri telah merintis KUFC sejak 1994 lalu. Setelah berjalan selama 16 tahun, KUFC ingin menyasar pasar medium dengan membuka gerai ayam goreng krispi dan burger.

Tingginya konsumsi ayam goreng krispi dan burger menjadi jaminan kemitraan ini memiliki prospek yang cerah ke depannya. "Apalagi, kami telah mengembangkan produk yang sama selama 18 tahun dan tetap eksis hingga sekarang," kata Achmad Haris, Bagian Divisi Pengembang Mitra d'Besto.

Kemitraan ini menawarkan dua paket investasi, yakni paket d'Besto berupa paket booth dengan nilai investasi Rp 55 juta dan paket mini resto sebesar Rp 100 juta. Untuk paket Rp 55 juta, mitra akan mendapatkan booth d'Besto lengkap dengan peralatan dan pelatihan karyawan.

Adapun untuk paket investasi sebesar Rp 100 juta, mitra memperoleh semua peralatan dan perlengkapan serta pengelolaan manajemen. "Mitra tak perlu repot karena manajemen pusat yang akan menjalankan usaha ini," lanjut Haris. Kerja sama ini berlaku selama lima tahun.

Manajemen pusat d'Besto akan membagi keuntungan bersih sebesar 35% kepada mitra dan sisanya 65% menjadi milik manajemen pusat. Haris bilang, porsi keuntungannya lebih besar karena perusahaan harus menanggung risiko lebih besar. "Kami berusaha keras agar bisnis ini tidak rugi," tandasnya.

Khusus paket booth, mitra dapat memilih menjalankan usaha secara mandiri atau menyerahkan sepenuhnya kepada manajemen pusat d'Besto. Jika mitra menjalankan sendiri usaha ini, maka mitra bisa memperoleh keuntungan penuh dan hanya dikenakan royalti fee 3,5% dari omzet setiap bulan.

Saat ini, d'Besto telah memiliki dua gerai mini resto milik sendiri dan tiga gerai milik mitra yang tersebar di Lampung, Parung, dan Bintaro. Harga menu ditawarkan cukup terjangkau, yakni mulai dari Rp 6.000-Rp 11.000. Omzet yang diraih pun bisa mencapai Rp 45 juta per bulan untuk booth dan Rp 72 juta setiap bulan untuk gerai mini resto. Mitra dapat balik modal dalam 12 hingga 15 bulan, tergantung paket yang dipilih.

Erwin Halim, pengamat waralaba dari Proverb Consulting menilai, pengalaman manajemen lebih dari 16 tahun, bisa jadi bukti produk mereka sudah memperoleh pengakuan. Namun, Erwin berpesan, calon mitra tetap perlu mendalami usaha ini sebelum mengambil paket investasi.

Hal yang patut diperhatikan adalah soal lokasi berjualan dan proyeksi omzet yang terlalu optimistis. "Berjualan dengan booth di depan minimarket agak sulit untuk mendapat omzet hingga Rp 1,5 juta per hari, kecuali produk itu memang fenomenal," ujarnya.


d'Bbesto
Jl. M. Kahfi I, Gg. Pembangunan No. 55 RT 02/02,
Jagakarsa, Jakarta Selatan
Telp (021) 78885759

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×