kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Renyahnya laba dari kemitraan jamur krispi beraneka rasa


Senin, 03 Januari 2011 / 10:43 WIB
Renyahnya laba dari kemitraan jamur krispi beraneka rasa


Reporter: Fahriyadi, Rivi Yulianti | Editor: Tri Adi

Jamur bukan hanya makanan yang sehat untuk dikonsumsi, tapi juga bisa menjadi camilan dengan aneka rasa. Misalnya, gorengan jamur yang diberi paduan aneka variasi rasa. Anda berminat menjajal bisnis ini? Ada tawaran menarik dari Jamur Kriuk. Dengan investasi yang terbilang murah meriah, hanya Rp 6,475 juta, Anda sudah bisa menjadi mitra Jamur Kriuk.

Aneka makanan yang menggunakan bahan baku jamur memang sudah banyak di negeri ini. Tapi, kudapan jamur dengan rasa krispi terbilang masih jarang.

Peluang ini yang kemudian ditangkap Fatoni dengan mendirikan CV Menggala Karya Abadi pada Juni 2009. Ia kemudian menjual camilan jamur goreng dengan bendera Jamur Kriuk. Agar tidak banyak pesaing yang mengikuti jejaknya, Fathoni pun mulai menawarkan kemitraan Jamur Kriuk-nya ke khalayak ramai.

Langkah Fatoni tak salah. Karena masih terbilang makanan jenis baru, kemitraan Jamur Kriuk-nya mendapat respon yang luar biasa.

Buktinya, hanya dalam tempo 1,5 tahun, jumlah mitranya sudah mencapai 120 orang yang tersebar di Jawa dan Pekanbaru. "Seluruh outlet tersebut milik mitra, saya cuma punya satu outlet saja," kata Fatoni yang mengelola bisnisnya dari Purwokerto, Jawa Tengah.

Toni, begitu Fatoni biasa dipanggil, mengatakan, tujuannya menjalin kemitraan Jamur Kriuk bukan semata hanya untuk melebarkan sayap bisnisnya. Tapi, ia juga ingin mengubah anggapan negatif sebagian orang Indonesia terhadap jamur yang katanya beracun.

Padahal, Toni menegaskan, jamur justru memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. "Salah satunya, dapat meremajakan kulit," katanya. Meski memang, ada beberapa jenis yang mematikan.

Jamur Kriuk menawarkan enam varian rasa, seperti barbeque, balado, dan keju. Untuk menarik minat pembeli, Toni mengemasnya dengan apik. "Jumlah gerai kami yang sudah mencapai 120 gerai merupakan salah satu bukti bahwa produk kami memang disukai masyarakat," tuturnya Toni menggunakan jamur tiram putih yang digoreng dalam balutan tepung terigu. Sehingga, menghasilkan jamur yang crispy alias kering. "Rasanya seperti ayam goreng," ujarnya seraya berpromosi.


Investasi sesuai dengan lokasi

Untuk menjadi mitra Jamur Kriuk, Tony menyediakan paket investasi yang berbeda sesuai dengan lokasi. Misalnya saja, paket investasi di wilayah Jawa Tengah, nilainya Rp 5,75 juta. Adapun nilai paket investasi di luar Jawa Tengah sebesar Rp 6,475 juta. Mitra akan mendapat peralatan dan bahan baku.

Setiap satu kantong Jamur Kriuk berukuran 100 gram dijual dengan harga Rp 5.000. Toni bilang, harga tersebut masih cukup ramah untuk kantong masyarakat kita.

Saat ini, rata-rata setiap gerobak Jamur Kriuk kepunyaan mitra bisa menjual minimal 50 kantong setiap hari. Itu artinya, omzet yang masuk ke saku para mitra minimal Rp 250.000 sehari atau Rp 7,5 juta sebulan. Dengan rata-rata pemasukan sebanyak itu, mitra dapat balik modal empat atau lima bulan.

Namun, Toni mengatakan, cepat tidaknya modal bisa kembali tergantung lokasi yang dipilih oleh mitra. Itu sebabnya, ia menyarankan, calon mitranya membuka gerai di pusat keramaian dan dekat dengan fasilitas umum, seperti kampus dan sekolah.

Hairunnisa, mitra Jamur Kriuk yang membuka gerai di Depok, Jawa Barat, tiga bulan lalu, mengungkapkan, pada pekan pertama berjualan, ia sudah bisa melego antara 50 hingga 70 kantong jamur per hari.

Penjualannya terus meningkat hingga 300 kantong Jamur Kriuk per hari. Dengan penjualan sebanyak itu, tiap hari, Nisa pun mengantongi omzet sekitar Rp 1,5 juta. "Penjualan Jamur Kriuk di Depok memang cukup bagus," kata perempuan berusia 34 tahun ini. Buntutnya, dalam waktu hanya 1,5 bulan saja ia sudah bisa balik modal.

Nisa menjelaskan, awalnya, ia tertarik menjadi mitra Jamur Kriuk lantaran usaha yang murah meriah ini masuk kategori camilan gorengan. Dengan begitu, ia sangat yakin, Jamur Kriuk pasti akan digemari banyak orang. Dan benar saja, usaha Jamur Kriuk Nisa laris manis.

Erwin Halim, konsultan waralaba dari Proverb Consulting, menuturkan, camilan jamur merupakan usaha yang masih terbilang unik dan jarang ditemui. Keunikan inilah yang bisa menjadi daya jual utamanya. Jadi, "Bagus sekali kalau produk ini berani bermain di pasar camilan," katanya.

Namun, Erwin memberi saran, supaya konsumen tidak merasa bosan dengan penganan ini, pemilik Jamur Kriuk harus terus melakukan inovasi dengan menambah variasi rasa. Selain itu, pemilik merek juga harus bisa mempertahankan rasa dan memiliki ciri khas tersendiri. Tujuannya, agar tidak mudah ditiru oleh pemain lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×