kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Resep warisan kue keranjang Ny. Lauw kian legit melintasi zaman


Sabtu, 17 Februari 2018 / 10:30 WIB
Resep warisan kue keranjang Ny. Lauw kian legit melintasi zaman


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Merayakan Tahun Baru Cina atau Imlek di tanah air kurang lengkap rasanya tanpa kehadiran kue keranjang. Kue tradisional berbahan dasar tepung ketan dan gula ini memang populer di masyarakat Indonesia, khususnya keturunan Tionghoa, sejak puluhan tahun silam. Konon katanya, suguhan kue keranjang saat Imlek memiliki makna kesatuan keluarga dan peningkatan rejeki.  

Di sekitar Jakarta sendiri terdapat produsen kue keranjang rumahan legendaris bernama kue keranjang Ny. Lauw. Letak rumah produksi kue keranjang Ny. Lauw berada di Jalan Bouraq, Gang SPG, Neglasari, kota Tangerang, Banten. Rumah produksi kue keranjang Ny. Lauw sudah ada sejak tahun 1962 dan kini dikelola oleh generasi ketiga.

“Bisnis kue keranjangnya sendiri sudah ada sejak jaman Belanda. Awalnya kakek saya yang buat bisnis kue keranjang kecil-kecilan. Waktu itu pesanannya juga belum sebanyak sekarang dan hanya melayani pesanan setahun sekali saat menjelang Imlek saja,” jelas Umar Sanjaya, anak Nyonya Lauw yang juga penerus usaha kue keranjang generasi ketiga.

Umar mengatakan kue keranjang keluarganya diproduksi sejak tahun 1940-an oleh kakeknya, Lauw Sun Lim saat menjelang Imlek dan acara Pasar Gambir. Barulah pada tahun 1962, ibu Umar, yakni Siti Lauw atau Lauw Nyim Keng yang juga akrab disapa Ny. Lauw mendirikan rumah produksi yang cukup besar dan masih beroperasi hingga sekarang.

Pertahankan proses tradisional dan peratalan manual

Begitu menjejakkan kaki di rumah produksi kue keranjang Ny. Lauw, KONTAN langsung disambut oleh suara alu yang beradu dengan lumpang. Irama alu beradu dengan lumpang mengalun cukup keras menandakan ada proses penumbukan beras ketan menjadi tepung. Nampak sekitar 30-an pekerja terlibat dalam proses pembuatan tepung ketan.

Ya, meski bisnis kuliner ini sudah beroperasi sejak puluhan tahun, semua proses produksi masih digarap secara tradisional dan menggunakan alat manual. Tak hanya alu dan lumpang yang menjadi andalan dalam proses pembuatan kue kerajang. Dalam proses memasak adonan, para pekerja juga masih menggunakan wajan besar, tungku batu dan kayu bakar. Aroma khas kayu bakar berpadu dengan karamelisasi gula pasir itulah yang membuat kue keranjang Ny. Lauw terasa makin legit.

“Justru proses tradisional dan alat manual ini yang membuat kue keranjang kami punya ciri khas yang tidak ada pada kue keranjang produksi manapun. Dari jaman kakek saya begini ini caranya, ajarannya juga begini, tidak ada yang berubah,” tutur Umar.

Selain masih mengandalkan beberapa peralatan manual, Umar menjelaskan, jika adonan tepung ketan dan gula yang sudah dicairkan tidak bisa langsung diolah menjadi bahan jadi. Ada proses fermentasi selama 15 hari untuk mengeluarkan tekstur basah pada adonan kue keranjang. Proses itulah yang membuat aroma karamel kue keranjang Ny. Lauw makin kuat.

Meski saat ini banyak produsen kue keranjang baru yang bermunculan menggunakan alat yang lebih modern, Umar mengaku tidak khawatir dalam menghadapi persaingan tersebut. Umar bilang salah satu kunci kue keranjang Ny. Lauw tetap eksis adalah dengan mempertahankan proses dan resep warisan juga. Dirinya optimis jika resep legendaris turun temurun dari leluhurnya mampu bersaing dengan kue keranjang buatan orang lain.

“Buktinya, setiap menjelang Imlek, rumah produksi kami masih ramai dikunjungi. Bahkan beberapa pelanggan dari luar kota datang langsung ke sini. Kue keranjang ini kan kue tradisional sejak jaman leluhur kami. Yang tau persis proses pembuatannya ya mereka, kami tinggal meneruskan saja,” paparnya.   

Menjaga hubungan baik dengan agen penjual dan mulai merambah penjualan online

Selain masih mempertahankan resep dan proses tradisional, Umar mengatakan, menjaga hubungan baik dengan para agen penjual juga penting bagi mereka. Agen penjual kue keranjang Ny. Lauw tersebar di daerah Jabodetabek. “Dimana-mana sih agen kami, yang di Glodok ada, di Pasar Lama Tangerang juga ada, Bekasi sampai Bogor juga ada. Nah, hubungan baik sama mereka harus tetap dijaga,” katanya.

Sejak dua tahun belakangan, Umar menuturkan, kue keranjang Ny. Lauw juga dijual secara online. Ia mengatakan kemajuan teknologi juga harus dimanfaatkan sebagai peluang tersendiri agar dapur tetap mengepul. “Lewat online, kami bisa punya banyak pelanggan dari luar kota bahkan luar pulau Jawa. Ada beberapa agen yang juga jual lewat online, buat saya tidak masalah,” ujar Umar.

Kue keranjang Ny. Lauw yang dibungkus daun pisang dan dikemas dengan keranjang anyaman bambu dibanderol Rp 40.000 per kilogram (kg). Satu kilogram kue keranjang biasanya berisi dua buah. “Untuk masalah harga juga kami berusaha menjaga tidak naik terlalu banyak. Tahun ini naik sedikit karena beberapa harga bahan baku juga naik,” tandasnya.

Kelezatan kue keranjang Ny. Lauw diakui oleh salah satu agen penjualnya di kawasan Pancoran, Glodok, Jakarta Barat. Sebuah gerai toko milik Erman menjual aneka kue keranjang dari berbagai daerah, termasuk kue keranjang Ny. Lauw. “Saya jadi pelanggan Ny. Lauw sejak toko saya ini berdiri, sekitar tahun 2000 dan punya Ny. Lauw ini termasuk yang paling laris di sini,” ujarnya.

Toko milik Erman tersebut juga menjual kue keranjang lain yang berasal dari Medan, Sukabumi dan Tegal. Ia mengatakan ciri khas menonjol pada kue keranjang Ny. Lauw adalah kemasan daun pisang. “Cuma yang dari Tangerang yang pakai daun pisang. Yang dari daerah lain pada pakai kemasan plastik,” tuturnya. Aneka jenis kue keranjang di toko Erman dibanderol mulai Rp 35.000 – Rp 45.000 per buah, tergantung ukuran dan merek.

Ditanya soal ketahanan kue keranjang, Erman menjelaskan, kue keranjang yang terbungkus daun pisang bisa bertahan hingga dua bulan. Sedangkan kue keranjang yang terbungkus plastik bisa bertahan hingga sepuluh  bulan. Erman juga mengaku jika perayaan Imlek 2018 lalu membawa keberuntungan bagi usahanya. “Imlek tahun ini penjualannya bisa naik dua kali lipat dibanding tahun lalu,” pungkasnya.       
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×