kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rezeki merekah dari budidaya kacang tanah (1)


Rabu, 25 Februari 2015 / 14:03 WIB
Rezeki merekah dari budidaya kacang tanah (1)


Reporter: Izzatul Mazidah, Rani Nossar | Editor: Havid Vebri

Kacang tanah merupakan komoditas pangan yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi. Ada banyak makanan olahan kacang tanah. Selain buat bahan sayuran, juga banyak diolah menjadi camilan maupun produk selai untuk teman menyantap roti.

Lantaran banyak manfaatnya, permintaan kacang tanah tinggi di pasaran. Itu juga yang mendorong banyak petani tertarik mengembangkan komoditas ini. Apalagi budidayanya juga mudah.

Salah satu petani kacang tanah adalah Imam Wahyu, di Bojonegoro, Jawa Timur. Di daerah Imam ini memang banyak penghasil palawija jenis kacang-kacangan. Ia sendiri sudah menanam kacang tanah sejak tahun 1990. Selain kacang tanah, Imam menanam komoditas lain, seperti jagung, gaplek, dan kacang hijau.

Imam menanam kacang tanah di lahan seluas 3.000 meter persegi (m²). "Kacang tanah ini tanaman sela, jadi setelah panen tanaman palawija lain, kacang tanah bisa ditanam kapan saja dan dimana saja," katanya.

Bibit kacang tanah awalnya ia peroleh dari tengkulak di Tuban. Sekarang semua bibit ia dapatkan sendiri dari sisa hasil panen. Kacang tanah yang dikembangkannya jenis brul dengan masa panen tiga bulan. Sementara varietas kacang tanah jenis lain, seperti cina dan holle bisa memakan waktu delapan bulan. "Harga kacang jenis brul juga lebih stabil di pasaran," kata Imam kepada KONTAN.

Umumnya kata Imam setiap 1 hektare (ha) lahan bisa menghasilkan 2 ton kacang tanah. Karena lahannya hanya 3.000 m², sekali panen ia hanya menghasilkan 5-6 kwintal kacang tanah.

Omzet yang ia dapat bisa sampai Rp 10 juta sekali panen. Menurutnya, komoditas ini menguntungkan karena semua hasil panen tidak ada yang dibuang. Selain bijinya, ampasnya juga laku dibuat minyak dan fermentasi oncom.

Bahkan setelah panen pun, daunnya juga tidak dibuang karena bisa menjadi sayuran, bahan pakan ternak, dan pupuk hijau. Harga kacang tanah sendiri berkisar antara Rp 5.000–Rp 9.000 per kg.

Petani lainnya adalah Rahmat Widodo asal Madiun. Rahmat sudah menjadi petani kacang tanah sejak tahun 2005. Rahmat mengakui komoditas ini memiliki prospek bisnis yang bagus, sehingga hasil tanamnnya selalu menguntungkan.

Ia menanam kacang tanah di lahan seluas 1 ha. Selain kacang tanah, lahan itu juga dipakai buat menanam komoditas lain seperti padi dan kacang kedelai. "Biasannya budidaya kacang dilakukan setelah panen padi," katanya.

Dari lahan seluas 1 ha itu, ia Rahmat bisa menghasilkan 1 ton–1,5 ton kacang sekali panen, dengan omzet Rp 50 juta. Dalam setahun ia bisa empat kali panen.   

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×