kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ruko yang janjikan cuan bagi pebisnis makanan


Rabu, 13 Juli 2016 / 18:24 WIB
Ruko yang janjikan cuan bagi pebisnis makanan


Reporter: Ruisa Khoiriyah | Editor: S.S. Kurniawan

Banyak orang sepakat, merintis usaha di bisnis kuliner itu gampang-gampang susah. Gampang karena relatif tidak menuntut modal terlalu besar.

Pasar pun boleh dibilang selalu terbuka. Maklum, kuliner menyangkut urusan kebutuhan perut. Orang Indonesia juga terkenal dengan karakter suka jajan.

Namun, usaha kuliner juga memiliki tantangan tidak kecil. Saking terlihat mudah bisnis ini, pemainnya sangat bejibun. Dus, kompetisi memperebutkan pelanggan, sangat ketat.

Tanpa produk berkualitas, diferensiasi dan strategi pemasaran yang oke punya, bisnis kuliner yang Anda rintis bisa-bisa stagnan alias jalan di tempat. Bahkan, tidak sedikit usaha kuliner yang terpaksa gulung tikar akibat kalah bersaing.

Simak saja pengalaman Yulianto, Direktur PT Raos Aneka Pangan, yang hadir di kancah industri kuliner tanah air dengan merek Bakmi Raos. Jaringan usaha bakmi yang sudah muncul sejak kisaran tahun 2006 itu sempat menggurita hingga lebih dari 130-an gerai di seluruh Indonesia.

Sebagian gerai ada yang merupakan cabang langsung. Namun, sebagian besar adalah berstatus gerai waralaba. Namun, setelah sekian lama berjalan, banyak gerai waralaba Bakmi Raos yang akhirnya tutup.

Tak ayal, sejak tahun 2010 hingga saat ini, Bakmi Raos tidak lagi menawarkan kerjasama melalui skema waralaba. “Beberapa yang tutup itu karena salah memilih lokasi usaha, akhirnya tidak mampu bertahan,” cerita Yulianto kepada Tabloid KONTAN.

Beberapa gerai Bakmi Raos yang akhirnya tutup itu, kebanyakan dimiliki oleh pembeli waralaba yang telah mempunyai ruko sendiri sebelum bekerjasama dengan Bakmi Raos.

Nah, tidak semua lokasi itu sebenarnya sesuai dengan kriteria pemilik waralaba. Akibat terlalu memaksakan diri memakai lokasi yang sudah ada, akhirnya bisnis bubar di tengah jalan.

Yulianto mengungkap, usaha kuliner mungkin memang memiliki pasar yang menjanjikan. Namun, ada banyak kerja keras dan strategi cerdik yang harus diterapkan agar bisnis kuliner bisa sukses dan langeng.

Memilih lokasi usaha yang tepat adalah salah satu penentu utama keberhasilan bisnis di segmen ini. Trisetyo Budiman, pendiri dan pemilik jaringan gerai Baso Ino, telah membuktikan hal itu.

Gerai Baso Ino sempat mencapai jumlah puluhan gerai di beberapa daerah. Namun, saat ini  yang mampu bertahan sekitar 10 gerai saja. “Memang harus cermat memilih lokasi gerai,” kata Trisetyo.

Tri mengungkapkan, semua lokasi usaha yang selama ini dinilai strategis sudah dicoba oleh Bakso Ino.  Lokasinya mulai dari rest area di pinggir jalan tol, kampus, pusat industri, mal, bandara, hingga ruko sekitar pemukiman.

Namun, berdasarkan pengalaman Trisetyo membesarkan Baso Ino, tidak semua lokasi itu mampu memberi hoki. “Lokasi paling oke adalah membuka gerai di kampus, rest area dan bandara,” ungkap Tri.

Hitung semua faktor

Dua pengusaha kuliner kawakan itu sepakat, lokasi gerai di bisnis ini sangat menentukan keberhasilan. Tentu saja, masih ada faktor lain, seperti strategi pemasaran yang tepat, kualitas produk juga pengelolaan keuangan yang handal.

Kombinasi ketiga faktor itu, ditambah dengan faktor lokasi yang pas, menurut Tri, menjadi modal sukses sebuah bisnis kuliner. Nah, bagaimana memilih lokasi usaha yang tepat untuk bisnis kuliner?

Sebagai awalan, menurut Tri, sebelum memilih lokasi usaha yang tepat, ada baiknya pelaku bisnis ini menentukan beberapa hal terkait konsep usaha.

Pertama, segmen pasar yang dituju. Target pasar menjadi penentu utama posisi produk Anda. Dari mulai pengemasan  produk, hingga strategi harga juga trik pemasaran.

Menimbang target pasar juga wajib hukumnya ketika Anda memilih lokasi usaha. Bila target pasar adalah segmen menengah ke bawah, maka memilih  tempat usaha di lokasi mentereng tidaklah tepat. Demikian pula sebaliknya.

Kedua, skala dan model usaha. Hal ini terkait kekuatan modal dan positioning produk. Modal yang besar akan memudahkan Anda memilih lokasi terbaik. Model usaha kuliner beragam. Apakah Anda sebagai pemasok bahan baku, penjual atau usaha waralaba.

Nah, setelah menentukan hal-hal tersebut, saatnya memilih lokasi. Berikut langkah-langkah yang perlu Anda ambil :

Pusat keramaian

Ada beberapa pilihan lokasi gerai yang bisa Anda timbang. Misalnya, ruko di kawasan komplek permukiman, pinggir jalan raya, mal, bandara, hingga kampus, dan lain sebagainya.

Yang terpenting, lokasi-lokasi tersebut berpotensi menjadi pusat keramaian. Lokasi di tempat ramai akan memudahkan Anda menjangkau pasar.

Tri mencontohkan, pilihan dia membuka gerai Bakso Ino di bandara tak lain karena potensi keramaian di sana. “Lalu lintas penumpang di bandara yang hilir mudik bisa 6 juta orang per tahun,” terang dia.

Potensi keramaian lain juga bisa Anda timbang. Misalkan, ruko tersebut berdekatan dengan mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM). “ATM sudah menjadi kebutuhan utama saat ini, jadi pasti banyak orang keluar masuk,” imbuh Yulianto.

Memilih ruko berdekatan dengan gerai supermarket atau minimarket juga bisa jadi opsi. Maklum, lokasi gerai supermarket atau minimarket umumnya juga telah melewati pertimbangan matang berikut potensi kunjungan. Gerai Anda bisa ikut “nebeng” potensi strategis yang sudah mereka pilih.

Lantas, bagaimana dengan lokasi gerai di pinggir jalan raya? Yulianto menyarankan agar Anda menghitung betul potensi keramaian jalan tersebut melalui pengamatan cermat. “Tidak selalu yang di jalan raya itu potensial,” kata dia.

Jalan raya yang ramai dilewati pengendara belum tentu menjadikan ruko di sekitarnya potensial dikunjungi orang. Ada tipikal jalan raya yang hanya dilewati pengendara karena kebanyakan yang lewat adalah mereka yang buru-buru pulang ke rumah, dan seterusnya.

Maka itu, pilihlah ruko di pinggir jalan raya di mana para pengendara berpotensi mampir alih-alih mengebut sekadar lewat.

Profil lingkungan

Dalam menentukan lokasi gerai ruko yang cocok untuk usaha kuliner, Tri mengaku memanfaatkan banyak data statistik. Mulai data trafik jalan, tingkat kepadatan, jumlah kendaraan yang melintas, tingkat daya beli juga profil penduduk sekitar ruko. Apakah kebanyakan adalah pekerja kantor, keluarga muda, atau anak sekolah?

Bila ruko berada dekat dengan lokasi permukiman, lebih baik Anda memikirkan juga untuk memperkuat lini delivery order. Pasalnya, bila cuma mengandalkan kunjungan, ukuran ruko terbatas menampung pengunjung dan parkir kendaraan.

Menguatkan lini delivery order juga akan sangat membantu target omzet Anda ketika kunjungan orang ke gerai menurun.

Ukuran ruko

Ruko alias rumah toko saat ini sudah menjadi paket yang tidak terpisahkan dari proyek-proyek pemukiman maupun superblok. Ruko yang ditawarkan juga beragam model dan ukuran. Saat ini, rata-rata ruko ditawarkan minimal dua lantai.

Variasi ukuran juga sangat beragam, mulai ukuran kecil  36 m2 sampai ratusan meter persegi. Untuk usaha kuliner seperti Bakmi Raos, menurut Yulianto, ukuran sebesar itu sudah mencukupi. “Tidak perlu terlalu besar, yang penting sesuai dengan konsep usaha,” ujar dia.

Tri menimpali, jumlah lantai juga fleksibel sesuai kebutuhan konsep usaha. Satu lantai pun oke saja. Harga beli atau tarif sewanya tentu lebih murah.

Namun, bila memang lokasi yang diincar hanya menyediakan ruko dua lantai, lantai dua bisa Anda manfaatkan untuk tempat istirahat pegawai dan inventori bahan baku. “Bisa juga berbagi beban dengan penyewa lain yang mau menempati lantai atas,” ujar Tri.

Dengan perhitungan cermat saat memilih ruko, usaha kuliner Anda potensial untuk berkembang. Selamat berburu!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×