kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rumput laut Jadi tumpuan rezeki warga Rote (1)


Selasa, 18 April 2017 / 12:55 WIB
Rumput laut Jadi tumpuan rezeki warga Rote (1)


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Salah satu bibir pantai penghasil rumput laut ada di Desa Nemberala, Kecamatan Rote Barat, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur. Sejak matahari baru terbit hingga terbenam, para petani rumput laut silih berganti datang ke pantai untuk mengelola hamparan tambak  rumput laut mereka.

Seperti Yusuf salah satu petani rumput laut yang baru saja selesai meladang rumput laut pada pukul 10.00. Yusuf memiliki lahan penanaman rumput laut di dekat karang. Lahan miliknya ini berada agak ke tengah laut, lumayan jauh dari bibir pantai. “Punya saya yang ditengah, dekat karang,” jelas dia. 

Yusuf tidak hapal betul berapa luas lahan rumput laut yang ia miliki. Namun, bila rumput laut di lahannya siap dipanen, sekitar 50 kilogram (kg) rumput laut bisa Yusuf dapatkan.

Namun, hasil panenan sebanyak itu tak ia dapatkan setiap bulan. Bila nutrisi yang terkandung dalam air laut sedang tidak bersahabat dengan rumput laut, hasil panen bisa menyusut. “Kandungan air laut itu yang membuat panen tidak menentu. Kadang lebih atau justru kurang dari 50 kg," ungkapnya. Maklum saja, beberapa tahun lalu, perairan Laut Timor dan sekitarnya tercemar minyak dan zat beracun lainnya akibat ledakan anjungan minyak Montara di Blok Atlas Barat Laut Timor. 

Berbeda dengan Yusuf, petani rumput lainnya adalah Maria. Lahan rumput laut yang Maria garap berada di paling luar bibir pantai. Maria mengaku baru merintis usaha budidaya rumput laut. “Ini baru mulai tanam,” kata Maria.  Ia pun belum tahu lahannya dapat menghasilkan berapa kilo rumput laut dalam sekali panen.

Maria mengatakan, sebagian besar penduduk di Pulau Rote banyak yang bermatapencaharian sebagai petani rumput laut. “Di Rote banyak yang jadi petani rumput laut, di sepanjang bibir pantai, para warganya menanam rumput laut," tuturnya.  

Dalam berladang rumput laut, Maria dan petani lain di Pulau Rote selalu memakai alas kaki. Hal ini dilakukan untuk mencegah kaki tertusuk hewan-hewan laut yang berkulit tajam. “Untuk menghindari duri laut juga,” kata Maria.

Mayoritas petani rumput laut di Pulau Rote menanam jenis rumput laut yang berwarna hijau. Sebab, harga rumput laut jenis ini lebih tinggi dari rumput laut jenis lainnya.

Namun, sayang, dalam beberapa tahun terakhir ini mereka harus menghadapi anjloknya harga rumput laut di pasaran. Kini, para petani menjualnya pada kisaran harga Rp 8.000- Rp 9.000 per kilogram.

Padahal, sebelum itu, harga rumput laut sangat tinggi. Yusuf bilang, dulu harga rumput laut hijau ini bisa mencapai Rp 20.000 per kilo.

Para petani memang tak bisa sesukanya menentukan harga jual. Apalagi, belum ada proses pengolahan lebih lanjut. Padahal, banyak warga yang menggantungkan hidup dari rumput laut.    

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×