kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sang ayah pembasmi tungau debu


Rabu, 28 Februari 2018 / 08:05 WIB
Sang ayah pembasmi tungau debu


Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Ide merintis usaha memang bisa datang dari mana saja. Masalah yang timbul di dalam keluarga pun bisa menjadi ide untuk membangun perusahaan rintisan (startup).

Tengok saja pengalaman Eka Prasetya yang mendirikan Daddy Super Clean. Startup ini menawarkan jasa membasmi tungau debu yang kerap menempel pada tempat tidur maupun perabot lainnya.

Usaha rintisan ini berawal dari kecemasan Eka setelah melihat kulit anaknya yang tiba-tiba memerah, terutama pada bagian kaki. Ia pun mencari tahu.

Dan ternyata, sumber masalahnya dari kotoran yang ada pada kasur, lantaran tidak pernah dijemur dan menjadi lembap. Maklum, Eka tinggal di apartemen yang jelas sulit untuk menjemur kasur.

Akhirnya, Eka membeli hydro allergenic vacuum. Dengan metode pembersihan kasur yang kering, alat ini tidak membuat kasur lembap dan bisa langsung digunakan setelah dibersihkan.

Alat tersebut juga mampu memisahkan udara, partikel debu, dan tungau yang terisap dengan pengisolasian 99,96% partikel dalam media air, sehingga tidak beterbangan ke udara. “Saya beli alat itu tahun 2015 dan hampir setahun pakai, kerjanya efektif. Kondisi kulit anak saya tidak lagi merah-merah,” kisah Eka.

Eka mengungkapkan, terdapat lebih dari dua juta tungau debu di kasur ukuran 160 cm x 200 cm alias kasur queen.

Dan, hampir sepertiga dari hidup kita atau di saat tidur dihabiskan bersama binatang sejenis kutu yang ukurannya sangat kecil, 250–300 mikro, sehingga tidak kasat mata. Padahal, tungau debu bisa mencetus serangan asma dan menimbulkan alergi.

Di 2016, Eka mulai membantu saudaranya untuk membersihkan kasur dan perabot lainnya. Dari situ, ia mulai mencoba menggarap pekerjaan itu menjadi bisnis, dengan memasarkan jasanya lewat media sosial.

Kala itu, dia masih bekerja sebagai business development technology pada sebuah perusahaan importir genting. Itu sebabnya, Eka hanya mengambil order pada Sabtu dan Minggu.

Melihat permintaan yang semakin banyak berdatangan, Eka akhirnya memberanikan diri berhenti dari pekerjaannya pada Januari 2017. Dan, ia pun mulai membangun Daddy Super Clean.

Saat ini, dia memiliki tiga karyawan yang bertugas membersihkan kasur dan perabot lainnya juga beberapa pegawai di bagian manajemen. Pekerja yang membersihkan tungau debu Eka sebut sebagai The Daddy’s. “Seperti anak saya memanggil saya. Ayah atau daddy menjaga anak-anaknya dengan membasmi tungau debu,” kata Eka.

Kemitraan

Guna membangun startup ini, Eka merogoh kocek di awal sebesar Rp 30 juta. Uang itu ia gunakan untuk membeli hydro allergenic vacuum. Kemudian, ada anggaran tambahan lain untuk membuat aplikasi.

Sejatinya, jebolan Jurusan Teknologi Informasi President University, Cikarang, Jawa Barat, ini bisa membuat situs dan aplikasi sendiri. Tapi, alasan kesibukan membuat Eka hanya mendesain website dan aplikasi. Sementara pembuatannya dikerjakan pihak lain.

Awalnya, untuk pemesanan jasa pembersihan kasur dan perabot lain, memang secara manual, lewat sambungan telepon atau aplikasi percakapan WhatsApp (WA). Pada Agustus lalu, Eka meluncurkan aplikasi bergerak. “Sekarang, bisa pesan jasa Daddy Super Clean lewat aplikasi berbasis Android maupun iOS,” imbuh Eka.

Caranya juga cukup mudah. Anda tinggal melakukan registrasi dan memilih pesanan yang sudah dilengkapi dengan perkiraan tarif. Untuk tarifnya bermacam-macam. Eka mencontohkan, untuk kasur, tarifnya mulai Rp 100.000 hingga Rp 175.000 tergantung dari ukuran.

Dan, tarif itu sudah termasuk membersihkan dua bantal dan guling. Lalu, tarif membersihkan sofa Rp 40.000 per dudukan. Sedang gorden Rp 20.000 per meter persegi (m²) dan karpet Rp 30.000 per m².

Tapi, semua tarif tersebut di luar ongkos transportasi. Ongkos transportasi pun berbeda. Misalnya, ongkos transportasi ke Tangerang Rp 100.000 dan ada potongan harga jika membersihkan perabotan dengan biaya hingga Rp 500.000.

Saat ini, Daddy Super Clean berpusat di Jakarta. Namun, Eka menawarkan kemitraan bagi mereka yang ingin mengembangkan bisnis ini di daerah selain Jabodetabek. “Kami sudah ada dua kemitraan di Surabaya dan Sangata, Kalimantan,” ungkap Eka.

Cukup dengan mengeluarkan duit Rp 60 juta hingga Rp 65 juta, Anda sudah bisa menjadi mitra Daddy Super Clean. Anda juga akan mendapatkan hydro allergenic vacuum, pelatihan atau panduan penggunaan alat, seragam untuk karyawan, plus aplikasi bergerak yang disesuaikan per wilayah.

“Sistem belinya, beli lepas. Untuk tarif jasanya, mitra yang sesuaikan karena tergantung dari daya beli daerahnya,” jelas Eka.

Klaim Eka, bisnis ini cukup menjanjikan. Ia memberikan proyeksi pendapatan per hari jika bisa meraih dua hingga tiga konsumen adalah Rp 1 juta, dengan minimal order Rp 500.000 per konsumen.

Jika waktu kerja 26 hari, maka pendapatan sebulan Rp 26 juta. Dipotong gaji dan biaya lainnya, maka ada keuntungan bersih mencapai Rp 20 juta tiap bulan.

Buka cabang

Dalam menjalankan bisnisnya, Daddy Super Clean di Jakarta memiliki empat hydro allergenic vacuum. Alat yang keempat baru dipesan beberapa waktu lalu dan saat ini masih dalam proses pengiriman.

Pada prinsipnya, satu alat dipegang oleh satu karyawan. “Setiap hari, satu pekerja bisa melayani 2–3 konsumen. Masih sedikit karena memang terkendala jarak,” ujar Eka.

Apalagi untuk wilayah Jabodetabek, saat ini Daddy Super Clean masih berpusat di Jakarta Timur. Sehingga, butuh waktu jika pesanan datang dari Tangerang atau Bogor.

Makanya, tahun depan Eka berencana membuka cabang di wilayah lain di seputaran Jabodetabek, terutama Tangerang.

Selain membuka cabang, Eka juga akan menambah hydro allergenic vacuum. “Paling tidak tahun depan bisa tambah empat mesin lagi,” kata Eka.

Lebih dari itu, Eka juga menargetkan di 2018 nanti Daddy Super Clean bisa berubah status menjadi PT. Dengan begitu, startup ini bisa menjalin kerjasama dengan pihak ketiga, seperti hotel dan kantor.

“Saat ini, kami sedang proses pembicaraan untuk menjadi vendor kebersihan dari salah satu perusahaan springbed,” ucap pria kelahiran 1988 silam ini.

Untuk area Jabodetabek Daddy Super Clean sudah memiliki 643 klien, baik perorangan maupun institusi atau perusahaan. Beberapa di antaranya adalah Mabes TNI, guest house untuk pramugari Garuda, serta vila di Puncak, Bogor.

Daddy Super Clean juga menggandeng Go-Jek untuk mempromosikan jasanya. Pengguna Go-Jek bisa memanfaatkan Go-Points untuk bisa memperoleh jasa startup itu.

Saat ini, Eka membeberkan, yang jadi tantangan terbesar Daddy Super Clean adalah mencari karyawan yang berkompeten. Dia tak mau asal-asalan dalam memilih karyawan, harus benar-benar yang mau bekerja membersihkan debu hingga bersih secara maksimal.

Sebab, kasur memiliki bahaya yang tersembunyi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×