kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sarjana elektro sukses di bisnis kuliner (1)


Kamis, 30 Oktober 2014 / 15:35 WIB
Sarjana elektro sukses di bisnis kuliner (1)
ILUSTRASI. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/tom.


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Havid Vebri

Dunia bisnis sudah menjadi bagian dari perjalanan hidup Paksi Dewandaru. Sejak mahasiswa ia terbiasa memanfaatkan berbagai peluang bisnis. Pengalaman panjang itu sukses mnengantarkannya menjadi pengusaha kuliner dan properti.

Di sektor kuliner, ia mengembangkan bisnisnya dengan membuka tawaran kemitraan.Saat ini, jumlah mitra usahanya sudah tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Dalam sebulan rata-rata omzetnya Rp 150 juta. Sejatinya, menjadi pengusaha bukanlah cita-cita Paksi Dewandaru. Sebagai sarjana teknik  elektro lulusan Institute Teknik Surabaya (ITS), ia ingin bisa berkarir di dunia teknologi.

Namun, semua mimipinya ini berubah saat ia mulai berkenalan dengan dunia bisnis. Berawal saat ia membuka usaha kecil-kecilan semasa kuliah.  Antara lain menerima pesanan jaket, kaos, pin, souvenir dan lainnya.

Setelah lulus kuliah pada tahun 2008, laki-laki berkulit gelap ini mulai tertarik menjadi pengusaha seperti sang kakak. Akhirnya, dia membuka usaha advertising yang dinamai Kancil Desain dan berlokasi di Surabaya.

Saat itu, jasa periklanannya menyasar target konsumen kelas mengengah ke bawah. Merasa tidak cukup mempunyai satu jenis usaha, selang dua bulan Paksi mencoba mengembangkan sayap bisnisnya dengan membuka bisnis kuliner.

Bisnis pertamanya adalah bakso goreng dengan brand P'lekrez. Pada awal merintis usaha dia langsung membuka tiga gerai pribadi yang semuanya berada di Surabaya. Gayung bersambut, usaha bakso goreng miliknya cukup digemari konsumen.

Dalam sebulan, Paksi bisa mendapatkan omzet lebih dari Rp 6 juta. “Saya terus kembangkan usaha kuliner dengan membuka mosterjelly café di depan kantor,” kata pria yang sempat mengeyam pendidikan di Jonkoping International Bussines School Swedia ini.

Paksi mengaku tertarik menekuni usaha kuliner karena potensi pasarnya yang besar. Sementara modal merintis usaha tidak terlalu besar. Paksi bercerita, untuk membuka usaha perdananya, modal awalnya hanya sekitar Rp 3 juta. Modalnya murah meriah karena ia mengusung konsep bisnis gerobakan.

Sukses dengan bisnis bakso goreng itu mendorongnya untuk serius menekuni usaha ini. Selain P'lekrez, saat ini Paksi memiliki lima brand kuliner lainnya. Antara lain D’Mushroom, Bebek Nyimut, Moster Jelly, dan Terang Bulan Manchester. Semua usaha kulinernya ini sudah dimitrakan. “ Tapi yang paling laris itu MosterJelly,” katanya.

Sekedar info, Moster Jelly merupakan jenis minuman bubble yang menyasar konsumen kelas menengah bawah. Awalnya, usaha ini dibuka bersama temannya di salah satu pusat perbelanjaan di Surabaya.

Terinspirasi dengan minuman bubble asal Malaysia, Paksi terus memperbaiki produknya. Pada 2012 ia membuka kemitraan Monster Jelly. Saat ini, mitra Moster Jelly sudah ada 160 yang tersebar di seluruh Indonesia.   

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×