kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sawo mentimun jadi primadona jenis sawo baru


Minggu, 19 Agustus 2018 / 14:05 WIB
Sawo mentimun jadi primadona jenis sawo baru


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Ragam tanaman sawo terus menyita perhatian para penggemar tanaman. Kali ini giliran sawo mentimun yang mulai menjadi perbincangan. Sawo jenis ini pun sekarang sedang naik daun.  

Bentuk fisiknya yang lebih besar dan panjang. Rasa buah yang lebih manis dan daging yang lebih tebal menjadi daya tariknya. Selain itu, sawo mentimun juga baik untuk kesehatan.

Konon, jika mengkonsumsi buah sawo mentimun secara rutin dapat meningkatkan kesehatan mata. Sawo ini juga bisa menyembuhkan diare, menutrisi kulit, merangsang pertumbuhan tulang dan gigi untuk anak-anak, serta mencegah osteoporosis untuk orang dewasa.

Khasiat buah sawo mentimun bagi kesehatan berpotensi mengundang banyak orang untuk mengkonsumsinya. Tidak heran bila tanaman ini banyak diburu para penggemar tanaman maupun petani.  

Samsul Rahmad, pemilik Morning Seed asal Batu, Jawa Timur mengatakan,  tanaman tropis ini memang sedang populer. "Total penjualannya sudah mengalahkan sawo jumbo yang sebelumnya kondang," katanya.

Rata-rata dalam sebulan total penjualan tanaman ini mencapai 300 polybag.  Konsumennya pun tersebar dari kawasan Jabodetabek sampai Kalimantan dan Papua.

Samsul membanderol bibit tanaman ini bervariasi. Mulai dari Rp 50.000 per polybag untuk bibit tanaman berumur dua sampai tiga bulan, Rp 100.000 per polybag untuk bibit berumur enam bulan.

Samsul memilih menggunakan pengiriman ekpedisi satu hari untuk pembelian ritel dengan umur tanaman kurang dari enam bulan. Khusus untuk pengiriman jarak jauh atau lebih dari satu hari, Samsul akan menambahkan hidrojelly untuk menjaga kelembabannya. selama perjalanan.

Setali tiga uang, Samlawi, petani sawo sekaligus pemilik Losembi Salaman juga mengatakan, sejak tahun lalu permintaan sawo mentimun mulai naik. Bahkan, mengalahkan pamor sawo lainnya.

Konsumen pun tidak hanya dari kalangan penggemar,  tapi juga petani tanaman buah, yang berada di Pulau Jawa dan Kalimantan.

Dia membandrol harga tanamannya mulai dari Rp 30.000 per polybag untuk tanaman berukuran 30 cm sampai Rp 500.000 per polybag untuk tanaman berumur dua tahun yang sudah berbuah.

Dalam sebulan, dia dapat mengirimkan ratusan bibit tanaman kepada seluruh konsumen. Samlawi menggunakan ekspedisi udara dan laut untuk pengiriman barang.

"Tanaman ini tidak mudah stress sehingga tidak perlu perlakuan khusus selama perjalanan," tegasnya.          

Sawo mentimun rentan hama kutu putih dan lalat buah

Meski punya nama sawo mentimun, tanaman ini bukan hasil persilangan antara sawo dan mentimun. Lantaran bentuk buahnya yang lonjong, memanjang mirip mentimun (tak bulat seperti sawo pada umumnya), jenis sawo ini disebut sawo mentimun.  

Buah sawo mentimun juga punya keunggulan dibanding buah sawo bulat. Lantaran bentuknya memanjang, ukuran buahnya lebih besar. Daging buahnya juga lebih tebal. Rasanya tak kalah manis dan segar.

Tanaman yang punya nama latin Manilkara zapota ini bisa tumbuh optimal di dataran rendah sampai dataran tinggi dengan ketinggian 1200 mdpl. Tanah yang baik untuk tanaman sawo mentimun adalah tanah lempung berpasir dengan kandungan organik yang banyak. Tingkat pH tanah yang baik adalah 5,7-7 dan suhu lingkungannya berkisar 220-330C dengan curah hujan sedang.

Yang perlau diwaspadai adalah hama kutu putih. Samlawi, petani sawo mentimun sekaligus pemilik Losembi Salaman asal Magelang, Jawa Tengah bilang, saat tanaman mulai tumbuh subur dan rimbun, kutu putih mulai menyerang. Untuk menangkalnya, cukup semprotkan obat anti hama.    

Sama dengan tanaman sawo lainnya, tanaman yang sudah dewasa butuh sinar matahari langsung supaya proses fotosistesis maksimal.

Tanaman ini cukup disiram satu hari sekali dan diberikan pupuk dan penambahan media empat kali setahun, khusus untuk tanaman yang diletakkan dalam pot atau polybag. "Penambahan media ini dilakukan karena jumlahnya terus berkurang tergerus air saat disiram," jelas Samlawi.

Untuk membudidayakannya, laki-laki berusia 58 tahun ini menggunakan teknik sisip. Dia menggunakan batang bawah dari sawo yang kecil. Ukurannya sebesar rokok. Lalu disambung dengan batang sawo mentimun berumur 35 hari. Samlawi bilang, dalam waktu 15 hari tunas baru pun sudah muncul.

Sementara, Samsul Rahmad, pemilik Morning Seed asal Batu, Jawa Timur yang membibitkan tanaman ini dengan teknik cangkok. Menurutnya, cara tersebut bisa mengurangi risiko kegagalan proses pembibitan dan relatif lebih mudah.

Saat tanaman sudah mencapai berumur tiga tahun, sudah bisa dijadikan indukan. "Kualitas tanaman hasil cangkok tergantung dengan kondisi pohon indukan," kata Samsul.

Untuk tanaman yang baru dicangkok, sebaiknya ditempatkan pada tempat teduh dan disiram dua kali sehari. Media tanamnya adalah tanah, sekam, dan NPK dengan perbandingan 1:1:1.

Saat tanaman mulai dewasa dapat dipindahkan ke tempat lebih terang atau yang bisa terkena matahari langsung. Tujuannya, untuk memaksimalkan proses fotosintesis. Tanaman pun cukup disiram sekali sehari.

Sama dengan Samlawi, Samsul mengatakan sawo mentimun rentan terserang hama kutu putih dan lalat buah. Namun, dapat dihilangkan dengan mudah menggunakan obat semprot kimia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×